Pembacaan Alkitab: Ef. 4:1-3
Kitab Efesus dibagi menjadi dua bagian
utama. Yang pertama terdiri atas pasal 1—3, mewahyukan berkatberkat dan
kedudukan yang telah didapatkan oleh gereja dalam Kristus di surga. Pasal 3
khususnya mewahyukan bagaimana gereja terwujud dengan riil melalui tersusun
dengan kekayaan Kristus yang hidup. Yang kedua terdiri atas pasal 4—6,
menasihati kita mengenai kehidupan dan tanggung jawab yang seharusnya
dilaksanakan gereja dalam Roh itu di bumi. Perintah mendasar adalah bahwa kita
harus hidup berpadanan dengan panggilan Allah, yang merupakan totalitas dari
berkat-berkat yang dilimpahkan kepada gereja, seperti yang dinyatakan dalam
Efesus 1:3-14. Dalam gereja, di bawah berkat Allah Tritunggal yang berlimpah,
orang-orang kudus harus hidup berpadanan dengan pemilihan dan penentuan Bapa,
penebusan Putra, serta pemeteraian dan penjaminan Roh itu.
Dalam menganjuri kaum saleh untuk hidup
berpadanan dengan panggilan Allah, Paulus mengucapkannya dari statusnya sebagai
seorang yang dipenjarakan dalam Tuhan. Statusnya sebagai rasul Kristus melalui
kehendak Allah memberinya kuasa untuk mewahyukan hal-hal ten-tang gereja dan
membicarakan rahasia Kristus. Akan tetapi, statusnya sebagai tahanan dalam
Tuhan melayakkan dia menasihati kita untuk hidup berpadanan dengan panggilan
Allah. Tidak hanya demikian, ia pun mengemban tanggung jawab yang dituntut
oleh panggilan ini.
Untuk menempuh hidup yang berpadanan dengan
panggilan Allah, untuk menempuh kehidupan Tubuh yang wajar, kita terlebih dulu
perlu memperhatikan kesatuan. Kita harus memelihara kesatuan Roh itu. Ini
penting dan vital bagi Tubuh Kristus.
Kesatuan jelas berbeda dengan persatuan.
Persatuan adalah keadaan yang terbentuk dari banyak orang yang bergabung
bersama, sedangkan kesatuan adalah satu entitas (satuan) Roh itu di dalam batin
kaum beriman, yang menyatukan mereka semua. Ada orang-orang Kristen yang
mungkin memiliki semacam persatuan tertentu, namun dalam pemulihan Tuhan kita
lebih mengapresiasi kesatuan daripada persatuan atau gabungan. Dalam pemulihan
Tuhan kita bukan bergabung, bukan membentuk sejenis persatuan, melainkan kita
adalah satu. Kesatuan kita adalah satu Persona, yaitu Tuhan Yesus sendiri
sebagai Roh pemberi-hayat. Hari ini Tuhan adalah Roh pemberi-hayat di batin
kita, dan Roh ini adalah kesatuan kita. Jadi, kesatuan kita bukan satu Persona
obyektif yang jauh di surga, melainkan satu Persona subyektif yang berhuni di
batin kita sebagai hayat kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku
2, Berita 36
No comments:
Post a Comment