Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:27
Ekonomi Allah sama sekali berbeda dengan konsepsi
alamiah dan agama. Dalam ekonomi-Nya, Allah sedang menggarapkan Kristus ke
dalam kita. Pada akhirnya, Kristus akan mempersembahkan gereja yang mulia
kepada diri-Nya sendiri, tidak saja datang secara obyektif, tetapi melalui
meluasnya di batin kita dan kemudian keluar dari dalam kita.
Roma 8 menunjukkan bahwa Allah tidak saja memanggil
kita dan membenarkan kita, tetapi juga akan memuliakan kita. Dulu saya mendapat
pengajaran bahwa pada suatu hari Tuhan akan turun secara tiba-tiba dari surga
dan membawa kita ke dalam kemuliaan. Namun konsepsi pemuliaan itu tidak sesuai
dengan ekonomi Allah. Kristus akan memuliakan kita tidak dengan turun dari
surga, melainkan melalui keluar dari batin kita. Pengharapan kemuliaan ini
bukan Kristus yang di surga, melainkan Kristus yang di dalam kita (Kol.1:27).
Jika kita tidak menerima Kristus sebagai hayat dan persona kita, kita tidak
akan bisa menikmati kemuliaan yang di batin kita itu. Kita perlu berkata,
“Tuhan Yesus, aku menerima Engkau sebagai hayat dan personaku. Tuhan, aku
memberikan hatiku kepada-Mu. Dapatkanlah hatiku, Tuhan, dudukilah hatiku,
milikilah hatiku, dan berumahlah dalam hatiku.” Bila Anda mempraktekkan hal
ini, dengan spontan Anda akan mengetahui kemuliaan yang ada dalam batin Anda
itu.
Berlawanan dengan konsepsi yang agamis, pemuliaan
kita bukanlah peristiwa yang terjadi dengan tiba-tiba, melainkan terjadi secara
berangsur-angsur ketika Kristus meluas di batin kita dan meresapi kita dengan
diri-Nya sendiri. Kristus memuliakan kita ketika Ia “memakan” kita sedikit demi
sedikit. Kita semua harus dimakan, dilahap, dan ditelan oleh Kristus sebagai
kemuliaan di batin kita. Dalam batin kita, kita tidak saja memiliki Kristus
sebagai hayat dan persona kita, tetapi juga sebagai kemuliaan Allah.
Kita dapat memakai metamorfose (perubahan bentuk)
seekor ulat bulu yang jelek menjadi seekor kupukupu yang indah untuk menggambarkan
pemuliaan. Seekor ulat bulu tidak dengan sekejap mata berubah menjadi seekor
kupu-kupu melalui suatu keindahan yang turun ke atasnya dan membungkusnya
secara tiba-tiba. Tidak, keindahan kupu-kupu itu terkandung dalam hayat ulat
bulu. Ketika hukum hayat ini berfungsi dalam ulat bulu itu, maka ulat bulu itu
berangsur-angsur berubah menjadi seekor kupu-kupu. Ketika proses ini
berlangsung, keindahan kupu-kupu menelan kejelekan ulat bulu.
Seprinsip dengan itu, Kristus di dalam kita menjadi
pengharapan kemuliaan kita. Sebagai kemuliaan yang berhuni di batin, Ia
mengambil setiap kesempatan untuk meluas dan berkembang di batin kita.
Kemuliaan batiniah ini meresapi bahkan menelan kita. Pada suatu hari seluruh
diri kita akan diresapi oleh kemuliaan ilahi. Pada hari itu kita akan dibawa ke
dalam kemuliaan dengan sempurna.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Efesus, Buku 3, Berita 57
No comments:
Post a Comment