Pembacaan Alkitab: Why.
3:20
Kesulitan dari kebanyakan orang beriman
ialah mereka telah menerima indoktrinasi secara agamis tentang kedatangan Tuhan
pada aspek obyektifnya, dan mengabaikan aspek subyektifnya. Mereka menaruh
perhatian penuh pada Kristus yang di surga dan percaya dengan teguh pada
kedatangan-Nya kelak. Namun, mereka mengabaikan fakta berhuninya Kristus di
batin, bahkan mungkin tidak mengetahui bahwa Kristus sekarang berada di batin
mereka. Ketika kita menantikan kedatangan Kristus dari surga, kita perlu
menikmati Dia di batin. Betapa kita perlu mengalami Kristus yang hidup,
subyektif, dan yang berhuni di batin ini!
Lupakanlah segala peraturan dan praktek,
marilah kita berkata, “O, Tuhan Yesus, kami dahulu tidak mengetahui betapa
perlunya kami menerima Engkau sebagai hayat dan persona kami. Tuhan, kami
membuka diri kami kepada-Mu dan kami menerima Engkau sebagai hayat dan persona
kami. Kami tidak memperhatikan konsepsi kami tentang cara mempraktekkan hidup
gereja. Kami hanya memperhatikan kenikmatan yang hidup, intim, dan pribadi atas
diri-Mu.”
Mengenai gereja, kita tidak seharusnya
mempunyai maksud meniru atau menentang. Satu-satunya sasaran kita seharusnya
menikmati persona Kristus yang hidup dan mengalami Dia di batin
sebanyak-banyaknya. Jangan memperhatikan praktek, cara, atau metode. Ambillah
ilustrasi dari perabot makan yang beraneka ragam. Orang Tionghoa memakai
sumpit, orang Amerika memakai pisau dan garpu, dan mungkin orang-orang
Indonesia memakai jari tangan mereka. Kita tidak boleh memperhatikan alat apa
yang kita pakai untuk makan, tetapi perhatikan saja apa yang kita makan.
Asalkan orang menerima makanan yang tepat, kita tidak perlu memperhatikan
apakah mereka memakai sumpit, atau pisau dan garpu, atau jari tangan mereka.
Namun, mungkin ada orang yang menganggap cara paling baik adalah memakai garpu
dan pisau. Ditinjau dari aspek rohani, kita mung-kin berbuat hal serupa dalam
mempraktekkan hidup gereja. Kita mungkin menyombongkan cara kita, tetapi
mungkin tidak ada makanan apa pun dalam piring kita. Karena itu jangan
memperhatikan tata krama makan rohani kita, perhatikanlah makanan rohani itu
saja. Banyak di antara kita yang kelaparan bertahun-tahun karena hanya
memperhatikan tata krama, tidak memperhatikan makanan. Di antara sekian banyak
kelompok agamis, setiap perkara tersusun begitu rapi dan teratur dengan baik,
tetapi tanpa makanan yang dihidangkan kepada umat Tuhan. Karena itu, dalam
pemulihan-Nya hari ini, Tuhan sedang memulihkan makanan di atas meja, bukan
tata krama untuk memakan makanan itu.
Dalam ekonomi-Nya, Allah tidak
memperhatikan perabotan, melainkan memperhatikan bagaimana kita mengalami pengudusan,
pembersihan, perawatan, dan pemeliharaan Kristus. Hanya bila kita mengalami
Kristus sedemikian barulah Ia dapat mempersembahkan gereja yang mulia kepada
diri-Nya sendiri. Terpujilah Dia, proses persembahan ini sedang berlangsung
dari hari ke hari di batin kita. Semoga kita semua nampak bahwa dalam
ekonomi-Nya Allah tidak menghiraukan tata cara atau praktek, melainkan hanya
Putra-Nya yang terkasih, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Semoga kita semua menerima
rahmat untuk mengalami dan menikmati Dia.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Efesus, Buku 3, Berita 60
No comments:
Post a Comment