Pembacaan
Alkitab: Ef. 5:26, 29
Kehendak Allah dalam ekonomi-Nya bukan
ingin mengoreksi atau memperbaiki kita, juga bukan ingin menggantikan orang
yang buruk dengan orang yang baik. Da-lam pandangan Allah, baik atau buruk
tidaklah penting, satu-satunya perkara yang berharga dalam ekonomi-Nya ialah
Kristus itu sendiri. Karena itu, Allah sangat damba menggarapkan Kristus ke
dalam kita. Entah kita baik atau buruk, kita perlu menerima unsur Kristus ke
dalam kita. Ini mencakup pekerjaan Kristus untuk menguduskan kita. Pengudusan
dalam 5:26 tidak hanya berarti dipisahkan dari hal-hal yang umum, tetapi juga
berarti memiliki unsur Kristus yang ditambahkan ke dalam kita.
Pengudusan bukan masalah perbaikan diri
kita dari luar, agar kita cocok dengan situasi hidup gereja. Sebagai contoh,
seorang saudara muda sebelum masuk ke dalam gereja mungkin agak kendur. Kini,
karena ia tinggal di perumahan saudara, maka ia terus mengingatkan dirinya
untuk berperilaku dengan tepat. Perilakunya itu bukanlah pengudusan, melainkan
agama. Dalam pandangan Allah, perilaku yang agamis itu tercakup dalam apa yang
disebut sampah oleh Paulus (Flp. 3:8). Tuhan tidak menginginkan koreksi diri
atau pembenahan diri semacam itu; Tuhan ingin menjenuhi seluruh diri kita
dengan diri-Nya sendiri. Maka, pengudusan bukanlah perilaku, melainkan
ditambahkannya unsur Kristus ke dalam diri kita.
Sebagai orang yang tahu Alkitab dan
ajaran-ajaran Konghucu, saya mengetahui banyak orang Kristen yang menempuh
hidup sehari-harinya seperti murid Konghucu. Di bawah pengaruh konsepsi yang
agamis, mereka menganggap Alkitab sebagai sebuah buku doktrin dan ajaran-ajaran
etika. Sebagai contoh, seorang saudari mung-kin dengan sekuat tenaga berusaha
mematuhi suaminya. Dengan berbuat demikian, sebenarnya ia hidup seperti
penganut Konghucu, namun ia percaya bahwa ia adalah seorang Kristen yang baik.
Ia menjelaskan tingkah lakunya demikian: menurut Alkitab, suami adalah kepala
dan ia harus mematuhi suaminya. Perkataan ini kedengarannya baik sekali, tetapi
itu agamis, karena tidak sesuai dengan ekonomi Allah, yakni yang menggarapkan
Kristus ke dalam kita. Kita semua tahu bahwa dalam Efesus 5:22 Paulus
menasihati para istri agar mematuhi suami mereka sendiri. Akan tetapi jangan
lupa, bahwa hal itu menyambung perkataannya tentang dipenuhi di dalam roh (ayat
18). Ini menunjukkan bahwa ketaatan seorang istri harus berasal dari dipenuhi
Roh dalam batin, bukan dari usaha taat yang dibuat-buat di luaran.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita
58
No comments:
Post a Comment