Hitstat

30 April 2013

Efesus - Minggu 32 Selasa


Pembacaan Alkitab: Ef. 6:14; Why. 12:11


Dalam ayat 14 Paulus meneruskan, “Berbajuzirahkan kebenaran” (Tl.). Baju zirah kebenaran adalah untuk menutupi hati nurani kita, yang dilambangkan dengan dada. Iblis adalah pendakwa kita. Dalam berperang melawan dia kita perlu hati nurani yang tidak bercela. Tidak peduli betapa jernihnya hati nurani kita, menurut perasaan kita, hati nurani kita perlu ditudungi dengan baju zirah kebenaran. Menjadi benar berarti benar terhadap Allah dan manusia. Jika kita bersalah sedikit saja terhadap Allah atau manusia, Iblis akan mendakwa kita, dan hati nurani kita akan berlubang yang melaluinya segala iman dan keberanian kita akan bocor. Karena itu, kita perlu penudungan kebenaran untuk melindungi kita dari tuduhan si musuh. Kebenaran ini adalah Kristus (1 Kor. 1:30).

Wahyu 12:11 mengatakan, “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba”. Ditudungi oleh darah Anak Domba terutama berarti mengenakan baju zirah kebenaran. Kebenaran berada di dalam darah, dan penudungan darah adalah baju zirah. Walau hal ini agak sulit dijelaskan secara doktrinal, tetapi kita dapat memahaminya melalui pengalaman. Kapan saja kita ingin berperang melawan kuasa kegelapan, maka Iblis, melalui tuduhantuduhannya, membuat hati nurani kita menjadi sangat peka. Perasaan-perasaan demikian sebenarnya bukan kepekaan hati nurani itu sendiri, melainkan akibat dakwaan Iblis. Saat itu juga kita harus berkata, “Aku mengalahkan Iblis, si pendakwa, bukan oleh kesempurnaanku, juga bukan oleh suatu hati nurani yang tidak bercela, melainkan oleh darah Anak Domba. Aku melawan tuduhannya dengan baju zirah kebenaran.”

Kebenaran yang menudungi hati nurani kita dan yang melindungi kita dari dakwaan Iblis ialah Kristus sendiri. Dialah kebenaran kita. Jadi, Kristus ialah realitas yang menjadi ikat pinggang kita, Ia pun baju zirah kebenaran yang menudungi hati nurani kita. Kita tidak ditudungi oleh kebenaran diri sendiri, melainkan oleh Kristus sebagai kebenaran kita. Ada orang yang mungkin merasa heran, bagaimana baju zirah kebenaran dapat sekaligus berkaitan dengan Kristus dan darah. Kita tidak dapat memisahkan darah dari Kristus dalam pengalaman. Terpisah dari darah-Nya, Kristus tidak dapat menudungi kita; di bawah pembersihan darah-Nya, Ia menjadi kebenaran kita. Kapan saja kita ingin mengambil bagian dalam peperangan rohani ini, kita perlu berdoa, “Tuhan, tudungilah aku dengan diri-Mu sendiri sebagai kebenaranku. Tuhan, aku bersembunyi di bawah darah-Mu.” Tambahan pula, kita harus memberi tahu si pendakwa itu, “Iblis, aku mengalahkanmu bukan oleh jasaku, melainkan oleh darah Anak Domba yang menang.”


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 64

No comments: