Hitstat

01 May 2013

Efesus - Minggu 32 Rabu


Pembacaan Alkitab: Ef. 6:15


Ayat 15 mengatakan, “Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.” Kita memakai kasut, agar kita kuat berdiri dalam peperangan. Ini bukan untuk berjalan atau berlomba lari, tetapi untuk berperang. Di atas salib, Kristus menjadi pendamaian bagi kita, baik dengan Allah maupun dengan manusia; dan damai sejahtera ini telah menjadi Injil kita (2:13-17). Injil damai sejahtera ini telah ditetapkan sebagai dasar yang teguh, sebagai kerelaan yang dengannya kaki kita boleh dikasutkan. Dengan dikasutkan demikian, kita akan memiliki pendirian yang teguh sehingga kita dapat berdiri menghadapi peperangan rohani. Damai sejahtera untuk dasar yang teguh ini juga adalah Kristus (2:14).

Kita juga harus memberitakan damai sejahtera ini sebagai Injil. Injil damai sejahtera yang tercantum dalam Efesus 6:15 ialah damai sejahtera yang digenapkan oleh Kristus di atas salib bagi kita, agar kita menjadi satu dengan Allah. dan agar kaum beriman kafir bersatu dengan kaum beriman Yahudi. Damai sejahtera ini adalah Injil kita. Pada damai sejahtera ini terdapat satu persiapan, kerelaan. Dalam istilah Yunaninya sebenarnya berarti dasar yang teguh. Dasar yang teguh ini ialah satu tumpuan kaki yang aman untuk kita berdiri. Karena itu, damai sejahtera yang dirampungkan Kristus di atas salib merupakan satu tumpuan kaki yang teguh, satu dasar yang kokoh. Ketika kita berperang melawan kekuatankekuatan jahat, damai sejahtera Kristus yang telah dirampungkan itu adalah satu dasar teguh untuk kaki kita. Untuk mengambil bagian dalam peperangan rohani, kaki kita haruslah berkasutkan dasar yang teguh ini.

Dalam peperangan, berdiri adalah perkara yang penting dan menentukan. Kita harus dapat berdiri dan menahan serangan-serangan musuh. Orang yang kalah akan berlari, tetapi orang yang menang akan berdiri. Ketika kita berperang dengan musuh, kita akan mengetahui bahwa Iblis tidak melarikan diri. Bahkan walau kita telah mengalahkannya, ia tetap berperang melawan kita. Karena itu, kita harus dapat berdiri. Peperangan rohani bukan seperti pertandingan tinju, melainkan seperti pertandingan gulat. Kalau kita ingin bergumul melawan musuh, kita memerlukan tumpuan yang teguh. Haleluya, dalam pemulihan Tuhan kita mempunyai dasar yang demikian! Karena ada orang-orang yang kakinya berkasutkan dasar Injil damai sejahtera yang teguh ini, maka mereka dapat bertahan melawan setiap serangan musuh. Kalau mereka memiliki tumpuan yang demikian teguh, tidak ada apa pun yang dapat menggoncangkan mereka. Tidak peduli apa pun yang terjadi, mereka dapat tetap berdiri dan bertahan pada hari yang jahat ini.

Ketiga aspek dari perlengkapan senjata Allah yang dibahas dalam berita ini — ikat pinggang realitas, baju zirah kebenaran, dan dasar yang teguh Injil damai sejahtera — semuanya adalah Kristus sendiri. Ialah realitas kita, kebenaran kita, dan damai sejahtera kita. Kristus adalah Allah yang diekspresikan dan diwahyukan, Kristus adalah unsur kebenaran yang menutupi kita, dan Kristus adalah damai sejahtera yang memungkinkan kita berdiri. Karena itu, kita dapat berdiri dalam damai sejahtera untuk peperangan rohani. Bila kita ingin menang dalam peperangan rohani, perlulah Kristus menjadi ikat pinggang realitas kita, baju zirah kebenaran kita, dan damai sejahtera kita. Melalui Kristus yang demikianlah, kita akan memiliki kekuatan, naungan, dan tumpuan yang teguh. Kemudian barulah kita dapat berperang melawan musuh.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 64

No comments: