Hitstat

17 May 2013

Efesus - Minggu 34 Jumat


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:17; 2:22


Penyaluran Allah Tritunggal ke dalam manusia sepenuhnya berkaitan dengan Roh itu. Allah yang telah melalui proses sebagai Roh pemberi-hayat yang almuhit sedang menantikan roh kita bereaksi terhadap Dia dan bekerja sama dengan-Nya. Beroleh selamat bukan hanya sekadar mengerti Injil, tetapi juga membuka diri kita dari lubuk batin kita bereaksi terhadap Roh itu. Ketika kita menyeru nama Tuhan Yesus, kita harus menyeru dari dalam roh kita, yaitu dari lubuk batin kita. Bila kita berbuat demkian, kita akan beroleh selamat, walaupun kita tidak mengerti Injil secara memadai.

Renungkanlah kasus Saulus dari Tarsus di tengah jalan menuju Damsyik (Kis. 9). Ia beroleh selamat melalui mengucapkan kata-kata, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Pada waktu ia beroleh selamat, Saulus tidak begitu jelas tentang Injil, juga tidak jelas terhadap Tuhan Yesus. Namun, hanya dengan mengatakan, “Siapakah Engkau, Tuhan?” ia telah ditangkap oleh Tuhan. Hal ini memperlihatkan bahwa beroleh selamat terutama bukan masalah mengerti Injil, melainkan berkontak dengan Roh pemberi-hayat, yaitu Allah yang telah melalui proses yang sedang menunggu kesempatan untuk masuk ke dalam kita. Berkontak dengan Roh pemberi-hayat sangat mirip dengan bernafas. Jadi perkara yang terpenting bukan memahami udara, melainkan menghirup udara itu ke dalam kita. Melalui menghirup udara, kita akan menerima segala kebaikan udara itu.

Dalam Kitab Efesus terdapat penekanan yang kuat atas roh perbauran, yakni roh manusia berbaur dengan Roh ilahi. Efesus 1:17 mengatakan, “Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” Para pelajar Alkitab berbeda pendapat tentang terjemahan istilah “roh” dalam ayat ini. Ada yang mempertahankan pemakaian huruf besar untuk kata roh itu, sebab mereka mengira itu adalah Roh Kudus. Sedangkan yang lainnya percaya bahwa roh di sini pasti mengacu kepada roh manusia. Sebenarnya, roh dalam ayat ini adalah roh kita yang telah dilahirkan kembali yang dihuni oleh Roh Allah, yaitu roh manusia yang telah berbaur dengan Roh Kudus. Roh yang demikian telah diberikan kepada kita oleh Allah agar kita memiliki hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dan ekonomi-Nya. Tanpa Roh Kudus, roh kita tidak mungkin menjadi roh hikmat dan wahyu. Tetapi begitu Roh Kudus berbaur dengan roh kita, maka roh kita segera menjadi satu roh hikmat dan wahyu.

Dalam Efesus 2:22 Paulus sekali lagi mengatakan roh perbauran, “Di dalam Dia kamu juga turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” Para penerjemah berbeda pendapat dalam menerjemahkan ayat ini. Ada yang berpendapat, roh di sini adalah Roh ilahi, tetapi yang lain menganggap ini adalah roh manusia. Sebenarnya, ini adalah roh yang telah berbaur, yakni roh kaum beriman yang dihuni oleh Roh Kudus Allah. Roh Allah adalah yang berhuni, bukan tempat kediaman. Tempat kediaman ialah roh kita. Roh Allah berhuni di dalam roh kita. Karena itu, Roh Kudus, Sang Penghuni, bukan tempat yang dihuni. Tempat kediaman Allah ialah di dalam roh kita, roh manusia yang telah berbaur dengan Roh Kudus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 69

No comments: