Pembacaan Alkitab: 1
Kor. 9:22
Kita telah membahas dua perkara negatif
yang merusak kehidupan gereja: ketentuan dan doktrin. Sekarang kita melihat
perkara negatif yang ketiga: manusia lama. Ada sebagian orang Kristen
menafsirkan manusia lama dalam Efesus 4:22 ini sebagai sifat lama. Memang benar
manusia lama mencakup sifat lama, tetapi ia mencakup lebih banyak lagi. Efesus
4:22 menunjukkan bahwa manusia lama itu almuhit: “yaitu bahwa kamu,
berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama,
yang menemui kebinasaaannya oleh nafsunya yang menyesatkan.” Di sini Paulus
mengatakan tentang menanggalkan manusia lama, berhubung kehidupan kita yang
dulu. Kehidupan kita yang dulu mencakup setiap perkara yang berkaitan dengan
kita: apa adanya kita, apa yang kita miliki, kehidupan keluarga kita, dan
kehidupan kemasyarakatan kita. Maksud Paulus di sini ialah, kita harus
menanggalkan apa saja adanya kita, apa saja yang kita kerjakan, apa saja yang
kita miliki. Kita harus menanggalkan cara hidup kita itu.
Ketentuan, doktrin, dan manusia lama
merupakan tiga perkara negatif utama yang merusak hidup gereja. Jika kita
mempunyai ketentuan, hidup gereja akan tamat. Jika kita diduduki oleh doktrin,
tidak mungkin ada hidup gereja yang tepat. Selain itu, jika kita terus-menerus
hidup menurut manusia lama, hidup gereja akan dirusak dengan hebat, bahkan akan
berakhir. Namun, jika kita bebas dari ketentuan atau doktrin, dan jika kita
menanggalkan manusia lama berikut cara-cara hidupnya yang dulu, kita akan
memiliki satu hidup gereja yang indah, satu hidup gereja yang menjadi satu
miniatur Yerusalem Baru dalam langit dan bumi yang baru. Dalam hidup gereja
yang demikian, perpecahan tidak mungkin terjadi.
Untuk hidup gereja, kita tidak seharusnya
ada ketentuan, tidak seharusnya diduduki oleh doktrin, dan tidak seharusnya ada
keusangan apa pun. Jika kita ingin bebas dari keusangan, kita harus
mengesampingkan apa adanya kita, apa yang kita lakukan, dan cara hidup kita.
Orang-orang yang terlepas dari keusangan sedemikian akan menjadi orang yang sangat
luwes. Ketika Paulus dalam perjalanan menuju Damsyik, ia sepenuhnya berada
dalam manusia lama. Ia dengan gigih menentang Stefanus dan setuju akan
kematiannya. Karena begitu kuat dalam manusia lama, Paulus hidup untuk bait,
imam, dan agama Yahudi. Dengan reaksi yang gigih ia melawan orang yang
menentang semuanya itu. Akan tetapi, setelah ia datang kepada Tuhan dan
ditanggulangi Tuhan, ia menjadi luwes, menjadi seorang yang kelihatannya tanpa
opini apa pun. Dalam 1 Korintus 9 ia berkata bahwa ia dapat menjadi apa saja
bagi semua orang (ayat 22). Ia dapat menjadi luwes sebab ia telah
mengesampingkan manusia lamanya.
Untuk hidup gereja, kita tidak saja harus
menanggalkan manusia lama, tetapi juga harus mengenakan manusia baru. Manusia
baru adalah hidup gereja yang riil, yaitu Kristus sebagai Roh pemberi-hayat
berbaur dengan roh kita secara korporat. Mengenakan hidup gereja sebagai
manusia baru berarti mengenakan wujud yang dihasilkan oleh perbauran Roh ilahi
dengan roh insani. Dalam wujud yang ajaib ini, yakni manusia baru, tidak ada
peraturan dan sesuatu yang berasal dari manusia lama, yang ada hanya Kristus
sebagai Roh pemberi-hayat yang almuhit yang berbaur dengan roh kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Efesus, Buku 3, Berita 71
No comments:
Post a Comment