Hitstat

11 May 2013

Efesus - Minggu 33 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Ef. 6:23-24; 1 Tes. 5:8


Ayat-ayat tentang iman dan kasih dalam Injil Yohanes, Kitab 1 Tesalonika, dan Kitab 1 Timotius menunjukkan bahwa iman dan kasih seiring sejalan. Namun dalam Efesus 6:23 Paulus tidak mengatakan iman dan kasih, tidak pula mengatakan kasih dan iman, melainkan kasih dengan iman. Ini menunjukkan bahwa kita perlu iman untuk mendampingi, mendukung, dan melayani kasih. Berdasarkan Galatia 5:6, iman beroperasi melalui kasih. Operasi ini sangat halus. Dalam Kitab Galatia, sebuah kitab yang menekankan pembenaran oleh iman, dikatakan: “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih” (5:6). Pahamkah Anda bahwa percaya kepada Tuhan Yesus merupakan masalah kasih? Tahukah Anda bahwa iman Anda beroperasi melalui kasih? Seorang yang mendengar Injil, bertobat, lalu mengapresiasi Tuhan Yesus, dan merasa bahwa Dia patut dikasihi sepenuhnya, akan memiliki satu iman yang perkasa. Iman ini bekerja melalui kasihnya terhadap Tuhan. Semakin kita mengasihi Tuhan, semakin kuat pula iman kita terhadap-Nya. Demikianlah pemikiran Paulus dalam Kitab Galatia.

Namun, Kitab Efesus menekankan kasih, bukan iman. Menurut Kitab Galatia, semakin kita mengapresiasi Tuhan Yesus dan mengasihi-Nya, kita akan semakin percaya kepada-Nya. Ini untuk keselamatan. Tetapi dalam Kitab Efesus perhatian Paulus bukan pada keselamatan, melainkan kesinambungan dan persekutuan. Hal ini memerlukan kasih dengan iman. Jika iman kita menjadi lemah karena menerima kebimbangan dan pertanyaan-pertanyaan, kita akan merasa sukar untuk mengasihi Tuhan. Bila iman kita rusak, kasih pun akan rusak. Untuk melanjutkan persekutuan kita dengan Tuhan melalui mengasihi-Nya, kita perlu iman yang kuat. Maka, kita sekaligus perlu iman yang bekerja melalui kasih serta kasih yang bersama iman.

Kita telah menunjukkan bahwa kasih berasal dari Allah. Hal ini berarti kasih berada di pihak Allah. Sebaliknya, iman berada di pihak kita. Jadi, frasa “kasih dengan iman” menyiratkan lalu lintas antara Allah dengan kita dan kita dengan Allah. Kasih itu berasal dari Allah kepada kita, dan iman berasal dari kita kepada Allah. Allah mengaruniakan kasih kepada kita, dan kita menjawabnya dengan iman. Ini merupakan lalu lintas antara kasih dan iman. Melalui lalu lintas ini damai sejahtera tertinggal sebagai bagian kita. Oleh kasih Allah yang datang kepada kita; dan oleh iman kita yang pergi kepada-Nya, kita terpelihara dalam damai sejahtera.

Lalu lintas ini juga akan memelihara kita dalam anugerah, yakni dalam kenikmatan terhadap Tuhan. Dalam ayat 24 Paulus berkata, “Anugerah menyertai semua orang, yang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa.” Anugerah kita perlukan untuk menempuh kehidupan gereja yang menggenapkan tujuan kekal Allah, dan menyelesaikan masalah Allah dengan musuh-Nya.

Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 67

No comments: