Pembacaan Alkitab: Ef.
6:23-24; 1 Tes. 5:8
Ayat-ayat tentang iman dan kasih dalam
Injil Yohanes, Kitab 1 Tesalonika, dan Kitab 1 Timotius menunjukkan bahwa iman
dan kasih seiring sejalan. Namun dalam Efesus 6:23 Paulus tidak mengatakan iman
dan kasih, tidak pula mengatakan kasih dan iman, melainkan kasih dengan
iman. Ini menunjukkan bahwa kita perlu iman untuk mendampingi, mendukung, dan
melayani kasih. Berdasarkan Galatia 5:6, iman beroperasi melalui kasih. Operasi
ini sangat halus. Dalam Kitab Galatia, sebuah kitab yang menekankan pembenaran
oleh iman, dikatakan: “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus
Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai arti, hanya iman yang
bekerja oleh kasih” (5:6). Pahamkah Anda bahwa percaya kepada Tuhan Yesus
merupakan masalah kasih? Tahukah Anda bahwa iman Anda beroperasi melalui kasih?
Seorang yang mendengar Injil, bertobat, lalu mengapresiasi Tuhan Yesus, dan
merasa bahwa Dia patut dikasihi sepenuhnya, akan memiliki satu iman yang
perkasa. Iman ini bekerja melalui kasihnya terhadap Tuhan. Semakin kita
mengasihi Tuhan, semakin kuat pula iman kita terhadap-Nya. Demikianlah
pemikiran Paulus dalam Kitab Galatia.
Namun, Kitab Efesus menekankan kasih, bukan
iman. Menurut Kitab Galatia, semakin kita mengapresiasi Tuhan Yesus dan
mengasihi-Nya, kita akan semakin percaya kepada-Nya. Ini untuk keselamatan.
Tetapi dalam Kitab Efesus perhatian Paulus bukan pada keselamatan, melainkan
kesinambungan dan persekutuan. Hal ini memerlukan kasih dengan iman. Jika iman
kita menjadi lemah karena menerima kebimbangan dan pertanyaan-pertanyaan, kita
akan merasa sukar untuk mengasihi Tuhan. Bila iman kita rusak, kasih pun akan
rusak. Untuk melanjutkan persekutuan kita dengan Tuhan melalui mengasihi-Nya,
kita perlu iman yang kuat. Maka, kita sekaligus perlu iman yang bekerja melalui
kasih serta kasih yang bersama iman.
Kita telah menunjukkan bahwa kasih berasal
dari Allah. Hal ini berarti kasih berada di pihak Allah. Sebaliknya, iman
berada di pihak kita. Jadi, frasa “kasih dengan iman” menyiratkan lalu lintas
antara Allah dengan kita dan kita dengan Allah. Kasih itu berasal dari Allah
kepada kita, dan iman berasal dari kita kepada Allah. Allah mengaruniakan kasih
kepada kita, dan kita menjawabnya dengan iman. Ini merupakan lalu lintas antara
kasih dan iman. Melalui lalu lintas ini damai sejahtera tertinggal sebagai
bagian kita. Oleh kasih Allah yang datang kepada kita; dan oleh iman kita yang
pergi kepada-Nya, kita terpelihara dalam damai sejahtera.
Lalu lintas ini juga akan memelihara kita
dalam anugerah, yakni dalam kenikmatan terhadap Tuhan. Dalam ayat 24 Paulus
berkata, “Anugerah menyertai semua orang, yang mengasihi Tuhan kita Yesus
Kristus dengan kasih yang tidak binasa.” Anugerah kita perlukan untuk
menempuh kehidupan gereja yang menggenapkan tujuan kekal Allah, dan
menyelesaikan masalah Allah dengan musuh-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Efesus, Buku 3, Berita 67
No comments:
Post a Comment