Pembacaan Alkitab: Ef.
6:18; 1 Tes. 5:17
Ayat 18 mengatakan, “Dengan segala doa
dan permohonan, berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di
dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk semua orang
kudus.” Frase: “dengan segala doa dan permohonan” menerangkan kata kerja
“terimalah” dalam ayat 17. Dengan doalah kita menerima ketopong keselamatan dan
firman Allah. Ini menunjukkan bahwa kita perlu menerima firman Allah melalui
segala doa dan permohonan. Ketika kita menerima firman Allah kita perlu berdoa.
Kita telah melihat bahwa seluruh perlengkapan senjata Allah terdiri atas enam
butir. Doa boleh terhitung sebagai butir ketujuh. Doa adalah sarana yang kita
gunakan untuk menerapkan butir-butir lainnya.
Kata keterangan “dengan segala doa dan
permohonan” dalam ayat 18 berkaitan dengan keenam butir dari perlengkapan
senjata yang dibahas dalam ayat 14 hingga 17. Melalui segala doa dan
permohonanlah kita berikatpinggangkan realitas, berbajuzirahkan kebenaran, dan
berkasutkan dasar yang teguh dari Injil damai sejahtera. Lagi pula, melalui
doalah kita memegang perisai iman dan menerima ketopong keselamatan dan pedang
Roh itu, yaitu firman Allah. Kapan saja kita ingin mengenakan perlengkapan
senjata atau memakai setiap butir dari perlengkapan senjata itu, kita perlu
berdoa. Kita tidak dapat dan tidak seharusnya mencoba memakai bagian perlengkapan
senjata Allah yang mana pun tanpa doa. Doa adalah cara yang unik untuk
menerapkan perlengkapan senjata Allah; dan doalah yang membuat perlengkapan
senjata itu menjadi tersedia dan riil untuk kita pakai. Sebagai contoh, mungkin
kita memiliki ketopong keselamatan, tetapi doalah yang membuat ketopong ini
tersedia dan riil untuk dipergunakan. Karena itu, doa adalah perkara yang
penting, menentukan, dan vital bagi kita.
Dalam ayat 18 Paulus tidak saja
membicarakan satu macam doa, tetapi segala doa dan permohonan. Doa bersifat
umum, permohonan bersifat khusus. Kita harus berdoa secara umum, dan bila perlu
harus berdoa secara khusus, mungkin sampai tidak tidur atau tidak makan untuk
memohon kepada Tuhan demi situasi tertentu.
Dalam ayat 18 Paulus mengatakan tentang “berdoalah
setiap waktu”. Ada orang menyangka ungkapan “setiap waktu” berarti setiap
kali kita berdoa. Ada pula yang menganggap itu berarti seluruh waktu. Berdoa
setiap waktu di sini berhubungan dengan perkataan Paulus dalam 1 Tesalonika
5:17 yaitu “Berdoalah dengan tidak putus-putusnya” (Tl.).
Dalam ayat 18 Paulus khusus mengatakan
bahwa kita harus berdoa “di dalam roh”. Ini adalah roh kita yang dilahirkan
kembali yang dihuni oleh Roh Allah. Roh ini boleh dianggap sebagai roh
perbauran, yaitu roh kita berbaur dengan Roh Allah. Setiap kali kita berada
dalam roh kita, kita pun berada dalam Roh Kudus, sebab roh kita telah bersatu
dengan Tuhan (1 Kor. 6:17). Karena itu, Paulus menyuruh kita berdoa dalam roh
menyiratkan kita harus berdoa dalam Roh Allah, karena kedua roh ini telah
berbaur di dalam kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Efesus, Buku 3, Berita 66
No comments:
Post a Comment