Pembacaan
Alkitab: Ef. 6:16; 3:20
Kita perlu membahas secara terperinci
perihal perisai iman. Kita memang tidak memiliki iman dalam kemampuan,
kekuatan, jasa, atau pekerti kita sendiri. Iman kita seharusnya berada dalam
Allah (Mrk. 11:22). Allah itu riil, hidup, hadir, dan tersedia. Kita perlu
memiliki iman di dalam-Nya.
Kita pun harus memiliki iman terhadap hati
Allah. Setiap orang Kristen harus mengenal Allah dan hati Allah. Hati Allah
terhadap kita selalu baik. Tidak peduli apa yang terjadi pada kita, atau
penderitaan macam apa yang kita alami, kita harus selalu percaya akan kebaikan
hati Allah. Allah tidak berniat menghukum, melukai, atau merugikan kita.
Seiring dengan beriman terhadap hati Allah,
kita juga perlu beriman terhadap kesetiaan Allah. Kita bisa berubah, tetapi
Allah tidak akan berubah. Seperti dikatakan dalam Yakobus 1:17, “pada-Nya
tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran”. Selain itu, Ia tidak
dapat berdusta (Tit. 1:2); Ia selalu setia terhadap firman-Nya sendiri.
Allah tidak saja setia, tetapi juga mampu
dan sanggup. Karena itu, kita perlu pula beriman terhadap kemampuan Allah.
Dalam Efesus 3:20 Paulus mengatakan bahwa Allah “dapat melakukan jauh lebih banyak
daripada yang kita doakan atau pikirkan.”
Iman kita masih ada aspek lainnya, yaitu
terhadap firman Allah. Allah terikat untuk memenuhi segala yang telah Ia
katakan. Semakin Ia berfirman, Ia semakin bertanggung jawab untuk menepati
firman-Nya sendiri. Kita dapat berkata kepada-Nya, “Ya Allah, Engkau telah
berkata, dan firman-Mu yang tertulis ini ada dalam tangan kami. Tuhan, Engkau
terikat untuk memenuhi fir-man-Mu.” Haleluya bagi firman Allah yang setia!
Kita juga perlu beriman terhadap kehendak
Allah. Karena Allah adalah Allah yang memiliki rencana, maka Ia memiliki satu
kehendak. Kehendak-Nya terhadap kita selalu positif. Karena itu, tidak peduli
apa yang menimpa diri kita, tidak seharusnya kita memperhatikan kesenangan atau
lingkungan kita, melainkan perhatikan saja kehendak Allah. Lingkungan kita
mungkin berubah, tetapi kehendak Allah tidak pernah berubah.
Tidak hanya demikian, kita pun harus
beriman kepada kedaulatan Allah. Karena Allah berdaulat, Allah tidak pernah
salah. Di bawah kedaulatan-Nya, kesalahan kita pun mendatangkan faedah. Jika
Allah tidak dalam kedaulatan-Nya mengizinkan kita salah, mustahillah kita
salah. (Tetapi, ini tidak berarti kita boleh sengaja melakukan kesalahan). Bila
kita bersalah, kita harus bertobat. Tetapi kita tidak perlu menyesal, sebab itu
berarti kita kekurangan iman. Setelah kita bertobat atas satu pelanggaran atau
kekurangan, kita harus tetap menggunakan iman dalam kedaulatan Allah. Tanpa
kedaulatan-Nya yang mengizinkan, tidak mungkin kita melakukan kesalahan. Karena
itu, kita tidak perlu menyesal.
Kita semua harus beriman penuh terhadap
Allah, hati Allah, kesetiaan Allah, kemampuan Allah, firman Allah, kehendak
Allah, dan kedaulatan Allah. Jika kita memiliki iman yang sedemikian, panah api
Iblis tidak akan mampu melukai kita.
No comments:
Post a Comment