Pembacaan Alkitab: Yoh.
1:29
Mereka yang telah bertahun-tahun menjadi
orang Kristen mengetahui bahwa Kristus telah mati di atas salib sebagai Anak
Domba Allah untuk menanggung dosa dunia (Yoh. 1:29). Tidak hanya demikian, di
atas salib, Kristus telah menyalibkan manusia lama, menghancurkan Iblis, dan
menanggulangi dunia. Akan tetapi, tidak banyak orang Kristen yang menyadari
bahwa di atas salib Kristus juga menanggulangi ketentuan-ketentuan. Kristus
telah menanggulangi perbuatan dosa dan sifat dosa agar kita dapat beroleh
selamat. Ia menanggulangi sifat kita yang usang untuk membebaskan kita dari
manusia lama. Selain itu, Kristus menanggulangi Iblis agar kita bisa menang dan
menaklukkan si jahat itu. Terakhir, Kristus menanggulangi dunia, agar kita
dapat menjadi kudus, suci, terpisah dari dunia. Tetapi mengapa Ia harus
menanggulangi ketentuan-ketentuan? Ia menanggulangi ketentuan untuk menciptakan
satu manusia baru. Orang Kristen tidak melihat butir ini, sebab mereka hanya
memperhatikan keselamatan, kesucian, atau kemenangan pribadi, tanpa
memperhatikan gereja. Bahkan banyak guru Alkitab tidak menunjukkan bahwa dalam
Kitab Efesus, Kristus membatalkan (menghapus) ketentuan-ketentuan agar gereja
dapat dihasilkan. Ini adalah salah satu wahyu yang terpenting yang telah Tuhan
berikan kepada gereja akhir-akhir ini. Kematian Kristus bukan hanya untuk
keselamatan, kelepasan, kesucian, dan kemenangan kita, kematian-Nya juga untuk
membatalkan ketentuan-ketentuan demi menciptakan gereja sebagai satu manusia baru.
Kristus membatalkan ketentuan-ketentuan
demi menciptakan satu manusia baru di dalam diri-Nya. Ia tidak membatalkan
ketentuan agar kita bisa menjadi kudus, rohani, atau menang. Dalam satu
pengertian, Ia bahkan tidak membatalkan ketentuan-ketentuan agar kita dapat
beroleh selamat. Ia membatalkan ketentuan agar gereja dapat dihasilkan.
Jika kita mengenal gereja, kita akan
menolak segala ketentuan. Gereja adalah perbauran Allah yang telah melalui
proses dengan sifat insani yang wajar. Dalam perbauran ini tidak ada
ketentuan-ketentuan, perintah-perintah, atau ketetapan-ketetapan. Semakin kita
berada dalam roh yang berbaur ini, yaitu dalam perbauran Roh ilahi dengan roh
insani, kita akan semakin dibebaskan dari ketentuan-ketentuan. Namun,
bila kita condong kepada ketentuan, kita akan terpecah belah. Perpecahan orang
Kristen terutama disebabkan ketentuan. Beberapa denominasi telah
didirikan karena adanya ketentuan. Dapatkah Anda berkata dengan yakin bahwa
Anda tidak memiliki ketentuan? Jarang sekali di antara kita yang dapat berkata
demikian. Kaum muda mempunyai ketentuan-ketentuan mereka sendiri, dan kaum
saleh dewasa juga memiliki ketentuanketentuan mereka. Kebanyakan problem di
antara para pemimpin dalam gereja pun disebabkan oleh ketentuan-ketentuan.
Jika kita mempunyai hidup gereja yang
tepat, kita harus meletakkan semua ketentuan dan berkonsentrasi pada perbauran
Roh ilahi dengan roh insani. Hanya dalam perbauran ini barulah kita dapat
menikmati hidup gereja yang sesungguhnya.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Efesus, Buku 3, Berita 70
No comments:
Post a Comment