Hitstat

20 May 2013

Efesus - Minggu 35 Senin


Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:29


Mereka yang telah bertahun-tahun menjadi orang Kristen mengetahui bahwa Kristus telah mati di atas salib sebagai Anak Domba Allah untuk menanggung dosa dunia (Yoh. 1:29). Tidak hanya demikian, di atas salib, Kristus telah menyalibkan manusia lama, menghancurkan Iblis, dan menanggulangi dunia. Akan tetapi, tidak banyak orang Kristen yang menyadari bahwa di atas salib Kristus juga menanggulangi ketentuan-ketentuan. Kristus telah menanggulangi perbuatan dosa dan sifat dosa agar kita dapat beroleh selamat. Ia menanggulangi sifat kita yang usang untuk membebaskan kita dari manusia lama. Selain itu, Kristus menanggulangi Iblis agar kita bisa menang dan menaklukkan si jahat itu. Terakhir, Kristus menanggulangi dunia, agar kita dapat menjadi kudus, suci, terpisah dari dunia. Tetapi mengapa Ia harus menanggulangi ketentuan-ketentuan? Ia menanggulangi ketentuan untuk menciptakan satu manusia baru. Orang Kristen tidak melihat butir ini, sebab mereka hanya memperhatikan keselamatan, kesucian, atau kemenangan pribadi, tanpa memperhatikan gereja. Bahkan banyak guru Alkitab tidak menunjukkan bahwa dalam Kitab Efesus, Kristus membatalkan (menghapus) ketentuan-ketentuan agar gereja dapat dihasilkan. Ini adalah salah satu wahyu yang terpenting yang telah Tuhan berikan kepada gereja akhir-akhir ini. Kematian Kristus bukan hanya untuk keselamatan, kelepasan, kesucian, dan kemenangan kita, kematian-Nya juga untuk membatalkan ketentuan-ketentuan demi menciptakan gereja sebagai satu manusia baru.

Kristus membatalkan ketentuan-ketentuan demi menciptakan satu manusia baru di dalam diri-Nya. Ia tidak membatalkan ketentuan agar kita bisa menjadi kudus, rohani, atau menang. Dalam satu pengertian, Ia bahkan tidak membatalkan ketentuan-ketentuan agar kita dapat beroleh selamat. Ia membatalkan ketentuan agar gereja dapat dihasilkan.

Jika kita mengenal gereja, kita akan menolak segala ketentuan. Gereja adalah perbauran Allah yang telah melalui proses dengan sifat insani yang wajar. Dalam perbauran ini tidak ada ketentuan-ketentuan, perintah-perintah, atau ketetapan-ketetapan. Semakin kita berada dalam roh yang berbaur ini, yaitu dalam perbauran Roh ilahi dengan roh insani, kita akan semakin dibebaskan dari ketentuan-ketentuan. Namun, bila kita condong kepada ketentuan, kita akan terpecah belah. Perpecahan orang Kristen terutama disebabkan ketentuan. Beberapa denominasi telah didirikan karena adanya ketentuan. Dapatkah Anda berkata dengan yakin bahwa Anda tidak memiliki ketentuan? Jarang sekali di antara kita yang dapat berkata demikian. Kaum muda mempunyai ketentuan-ketentuan mereka sendiri, dan kaum saleh dewasa juga memiliki ketentuanketentuan mereka. Kebanyakan problem di antara para pemimpin dalam gereja pun disebabkan oleh ketentuan-ketentuan.

Jika kita mempunyai hidup gereja yang tepat, kita harus meletakkan semua ketentuan dan berkonsentrasi pada perbauran Roh ilahi dengan roh insani. Hanya dalam perbauran ini barulah kita dapat menikmati hidup gereja yang sesungguhnya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 70

No comments: