Pembacaan Alkitab: 1
Tes. 1:1-3
Dari pekerjaan iman dan usaha kasih kita
maju ke ketekunan pengharapan. Pengharapan adalah sumber ketekunan. Semua ibu tahu
bahwa mengasuh anak memerlukan ketekunan. Seorang ibu memerlukan ketekunan untuk
memikul semua kesulitan dalam membesarkan anaknya.
Dalam hidup gereja maupun dalam
kehidupan keluarga kita semua perlu ketekunan. Kita harus berlatih, dididik, terlebih
dulu belajar bekerja, kemudian berjerih lelah, dan akhirnya bertekun. Rasul
adalah seorang yang bertekun. Karena itu, asalkan mempunyai ketekunan, seseorang
bersyarat menjadi rasul. Dalam Kitab 2 Korintus kita dapat nampak ketekunan Rasul
Paulus. Ketekunan demikian adalah batu atap (puncak) pekerjaan kita. Para penatua,
ketekunan ialah batu atap kepenatuaan. Demikian pula, dalam pekerjaan menggembalakan
orang lain, ketekunan sangat penting. Kalau kita ingin berhasil dalam hal
menggembalakan kaum saleh, kita harus berlatih tekun. Ketekunan meliputi
penderitaan bukan kenikmatan. Menggembalakan selalu diliputi banyak
penderitaan.
Iman, kasih, dan pengharapan dalam 1
Tesalonika 1:3 melukiskan susunan kehidupan kristiani yang sejati, yang tersusun
dari unsur-unsur ini. Iman menerima hal-hal ilahi (Yoh. 1:12) dan
mensubstansiasi (mewujudkan) hal-hal rohani dan yang tidak kelihatan (Ibr. 11:1).
Pengharapan menuai dan berbagian dalam hal-hal yang disubstansiasi oleh iman (Rm.
8:24-25). Kasih menikmati hal-hal yang diterima, disubstansiasi oleh iman, dan
hal-hal yang diperoleh pengharapan untuk memelihara diri kita, membangun orang lain,
dan mengekspresikan Allah. Kehidupan semacam ini bukan berasal dari kemampuan
alamiah kaum beriman, melainkan dari infus apa adanya Allah yang mereka percayai.
Kehidupan ini ditempuh oleh kasih mereka yang penuh pengorbanan terhadap Tuhan Sang
pengasih, yang mengasihi mereka dan menyerahkan diri-Nya untuk mereka, dan
terhadap anggota-anggota-Nya, yang ditebus-Nya melalui kematian-Nya dalam
kasih. Kehidupan ini berlangsung terus dan tidak berubah oleh kekuatan penunjang
dari pengharapan: pengharapan ini mengarah kepada Tuhan mereka yang terkasih
yang berjanji bahwa Dia akan datang untuk membawa mereka kepada diri-Nya
sendiri. Kehidupan semacam ini adalah isi dari Surat Kiriman ini.
Betapa ajaibnya, kaum beriman
Tesalonika dapat menempuh hidup semacam ini melalui pelayanan singkat rasul
selama tidak lebih dari satu bulan! Ini mendorong kita untuk memberitakan Injil
yang lengkap kepada orang-orang yang belum percaya dalam jaminan penuh iman, dan
untuk melayankan kebenaran yang lebih dalam mengenai kehidupan orang Kristen
kepada orang yang baru beroleh selamat. Janganlah beranggapan bahwa jika Anda
memberitakan Injil yang lengkap, orang lain tidak akan dapat mengerti apa yang Anda
katakan. Pertama kita harus percaya bagi orang lain. Kemudian mereka sendiri
akan percaya. Kalau kita tidak percaya apa yang kita beritakan, orang lain
tidak akan mempercayainya. Karena itu, kita harus percaya bahwa mereka yang
mendengarkan kita akan dapat mengerti, menerima, dan menyambut Injil yang lengkap.
Demikian pula kita harus terus melayankan kebenaran yang lebih dalam tentang
kehidupan orang Kristen kepada kaum beriman baru. Kiranya kita semua belajar
memberitakan sesuatu yang lebih dalam daripada apa yang kita pikir orang lain
dapat mengerti.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika,
Buku 1, Berita 1
No comments:
Post a Comment