Pembacaan
Alkitab: Kol. 4:2-6
Dalam Kolose 4:2 Paulus menyuruh kita untuk
“bertekun dalam doa”. Bertekun dalam doa berarti berdoa terus-menerus, dengan
tekun, dan dengan gairah.
Menurut perkataan Paulus dalam Kolose 4:2 ini, hal
yang harus kita tekuni ialah doa. Kita harus bertekun dalam doa, karena doa
berhubungan dengan peperangan, perjuangan. Kedua pihak, Allah dan Iblis, saling
bermusuhan. Na-ma Iblis berarti musuh atau lawan. Iblis adalah musuh di luar
juga lawan di dalam. Di satu pihak, dia adalah musuh yang ingin mengalahkan
Allah; di pihak lain, dia adalah la-wan di dalam lingkungan Allah yang ingin
melakukan perusakan. Selaku lawan, Iblis menentang Allah dari dalam lingkungan
Allah, Kerajaan Allah. Itulah sebabnya Alkitab menunjukkan dengan jelas bahkan
hari ini Iblis pun bisa masuk ke tempat takhta Allah berada. Dalam Kitab Ayub
kita nampak Iblis dapat berdiri di depan takhta Allah dan menuduh manusia di
depan-Nya (Ayb. 1:6-12). Kita sulit memahami mengapa Allah membiarkan musuh-Nya
sebebas itu. Menurut Wahyu 12:10, Iblis menuduh kita siang dan malam.
Walau peperangan yang berlangsung di alam semesta
terjadi antara Allah dan Iblis, tetapi ada pihak lain yang terlibat. Pihak
ketiga ini terdiri atas umat pilihan Allah yang tertebus, yakni orang-orang
yang sebenarnya akan menentukan hasil peperangan itu. Jika kita berpihak pada
Iblis, Allah akan “kalah”, sekalipun Ia Mahakuasa. Sebagai Pencipta yang tidak
terbatas dan berkuasa penuh, Allah tidak mau merendahkan diri-Nya untuk
berperang melawan salah satu makhluk ciptaan-Nya. Karenanya, perlu ada makhluk
ciptaan Allah yang lain — manusia — untuk berperang melawan Iblis. Pada
hakikatnya, Allah memerlukan kita. Tanpa kita, Dia tidak mungkin berperang
melawan Iblis. Ia harus mempertahankan status-Nya sebagai Pencipta. Karena
itulah, Ia memerlukan kita untuk melaksanakan peperangan yang sesungguhnya.
Jika kita ingin berperang bagi pihak Allah untuk
melawan Iblis, kita perlu bertekun dalam doa. Ketekunan ini diperlukan karena
seluruh dunia cenderung menjauhi Allah. Berdoa berarti melawan arus,
kecenderungan dalam alam semesta yang telah merosot. Bertekun dalam doa ibarat
mendayung perahu ke hulu sungai. Jika Anda tidak bertekun, Anda akan hanyut
terbawa arus. Tidak usah disangsikan, bertekun sedemikian ini, baik dalam
mendayung atau berdoa, memerlukan kekuatan yang sangat besar. Alam semesta
berada di bawah pengaruh Iblis dan berlawanan dengan kehendak Allah. Karena
itu, ada satu arus yang deras dalam dunia ini yang melawan kehendak Allah.
Sebagai orang-orang yang berpihak kepada Allah, kita nampak bahwa alam semesta
ini menentang kita, khususnya menentang doa kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 65
No comments:
Post a Comment