Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 1:8-10
Kitab 1 Tesalonika membahas kehidupan
yang kudus bagi hidup gereja. Dalam 1:1-3 terdapat susunan kehidupan semacam ini.
Susunan ini mencakup pekerjaan iman, usaha kasih, dan ketekunan pengharapan. Ini
berarti kehidupan yang kudus bagi hidup gereja terdiri dari pekerjaan iman, usaha
kasih, dan ketekunan pengharapan. Dalam 1:4-10 terdapat asal usul kehidupan
yang kudus ini bagi hidup gereja. Kehidupan semacam ini berasal dari
pemberitaan firman dan penerimaan firman yang diberitakan itu. Karena itu, kita
perlu membantu kaum beriman baru dengan menyampaikan firman Allah kepada mereka
dalam kekuatan, dalam Roh Kudus, dan dalam keyakinan yang kokoh, serta dipadukan
dengan cara hidup kita. Kemudian kaum beriman baru akan menerima firman ini dan
mengikuti kita untuk meneladani Tuhan, dan dengan demikian menjadi teladan bagi
kaum beriman lainnya. Inilah asal usul kehidupan yang kudus bagi hidup gereja.
Dalam ayat 9-10 memperlihatkan kepada kita
perincian tentang kehidupan semacam ini: "Sebab
mereka sendiri bercerita tentang kami, bagaimana sambutan kamu terhadap kami
dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah
yang hidup dan benar, dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang
telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita
dari murka yang akan datang." Dalam ayat-ayat ini kita menemukan
tiga perincian sebagai isi dari kehidupan yang kudus bagi hidup gereja:
berbalik dari berhala-berhala kepada Allah, melayani Allah yang hidup dan yang benar,
dan menantikan kedatangan Putra-Nya dari surga. Ketiga hal ini merupakan unsur
pokok dari kehidupan orang Kristen yang ditinjau dari segi lain. Berbalik dari berhala-berhala
kepada Allah bukan saja meninggalkan ilah-ilah palsu, dengan setan dan roh
jahat yang ada di balik berhala itu, tetapi juga dari segala hal yang bukan
Allah. Ini digenapi dengan iman yang diinfuskan ke dalam orang beriman baru melalui
mendengarkan firman Injil. Melayani Allah yang hidup dan benar ialah melayani
Allah yang beraspek tritunggal, yakni Bapa, Putra, dan Roh, yang telah melalui
proses menjadi hayat dan suplai hayat kaum beriman bagi kenikmatan mereka.
Mereka harus mengalami Dia bukan hanya sebagai sasaran penyembahan tetapi juga
sebagai Penyuplai almuhit yang hidup di dalam mereka. Hal ini digenapkan oleh kasih
yang timbul dari dalam mereka dengan rasa manis atas suplai yang kaya dari Bapa
melalui Putra di dalam Roh. Menantikan kedatangan Putra Allah dari surga adalah
mengharapkan Dia yang telah melalui inkarnasi, kehidupan insani, penyaliban, masuk
ke dalam kebangkitan, dan naik ke surga, kemudian serta yang akan datang
kembali untuk menerima kaum beriman-Nya ke dalam kemuliaan. Inilah pengharapan yang
menguatkan kaum beriman untuk berdiri teguh dalam iman mereka.
Biasanya kita berpikir bahwa tujuan Injil ialah memalingkan orang
dari dosa kepada Allah. Tetapi penginjilan Paulus juga memalingkan orang dari
berhala kepada Allah. Sekadar memalingkan orang dari dosa kepada Allah,
belumlah cukup. Jika pemberitaan Injil kita hanya itu, niscaya pemberitaan kita
lemah dan tidak memadai. Penginjilan yang hebat memalingkan orang dari dosa juga
dari berhala. Memalingkan orang dari dosa kepada Allah jauh lebih mudah
daripada memalingkan mereka dari berhala kepada Allah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika,
Buku 1, Berita 2
No comments:
Post a Comment