Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 1:2-3; 3:2, 5
Mari kita lanjutkan untuk melihat apa itu iman dan apa itu
pekerjaan iman. Dalam 3:2 Paulus berkata, "Lalu kami mengirim Timotius,
saudara seiman kita dan rekan sekerja Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk
menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu." Dalam 3:5 Paulus melanjutkan, "Itulah sebabnya, ketika tidak dapat
tahan lagi, aku mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku
khawatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha
kami menjadi sia-sia." Dalam kedua ayat ini Paulus menyebutkan
"imanmu". Paulus sangat memprihatinkan iman "orang-orang
Tesalonika". Dalam ayat-ayat ini iman bukan hanya bersifat subyektif, yaitu
ditujukan kepada tindakan percaya dari kaum saleh, tetapi juga bersifat
obyektif, ditujukan kepada apa yang mereka percayai. Iman yang obyektif
ditujukan kepada apa yang kita sebut "kepercayaan kita", yaitu
hal-hal yang kita percayai. Dalam Kitab 1 dan 2 Tesalonika sulit dikatakan "iman"
itu obyektif atau subyektif. Sebagian besar iman yang dicatat dalam kedua kitab
ini bersifat obyektif juga subyektif.
Iman berkaitan dengan pemandangan maupun penglihatan. Mula-mula
terdapat sebuah pemandangan di depan kita dan kemudian kita mempunyai penglihatan
untuk melihat pemandangan tersebut. Dengan spontan, kita lalu beriman. Ini
berarti ketika kita mempunyai pemandangan dan penglihatan, dengan otomatis kita
beriman.
Untuk memiliki iman yang lebih banyak, lebih kuat, lebih luas, dan
lebih besar, kita perlu lebih banyak pemandangan. Iman yang lebih luas tergantung
pada pemandangan yang lebih luas. Pemandangan yang lebih banyak memberi kita
penglihatan yang lebih banyak, dan penglihatan yang lebih banyak menghasilkan
iman yang lebih banyak. Jadi, kapasitas iman kita tergantung pada ukuran
pemandangan. Inilah sebabnya kita perlu mengetahui lebih banyak firman kudus serta
mendengar lebih banyak berita. Baik firman maupun berita-berita memberi kita
pemandangan yang lebih luas. Kemudian kita akan memiliki penglihatan yang lebih
besar, yang menghasilkan iman yang lebih besar.
Dapat dipastikan, pekerjaan tertentu
akan dihasilkan dari iman yang sedemikian. Iman yang murni tidak pernah
sia-sia. Iman itu hidup. Iman membawa Allah ke dalam kita, dan membawa kita ke
dalam Allah, seraya membuat Allah dan kita bersatu. Iman yang hidup ini bekerja
secara khusus. Inilah yang Paulus maksudkan dengan pekerjaan iman.
Perkataan mengenai Allah yang hidup dan pekerjaan
iman dapat membantu Anda nampak perbedaan antara pemahaman alamiah dengan
pemahaman rohaniah atas firman Allah. Dalam membaca Kitab 1 Tesalonika, kitab mustika
yang dituliskan kepada kaum beriman baru, kita harus waspada agar jangan
memahami bagian mana pun dari kitab ini secara alamiah. Jika kita memiliki pemahaman
alamiah tentang kitab ini, kita akan terhalang dalam membacanya. Karena itu,
kita perlu berdoa, "Tuhan, aku tidak ingin memahami sesuatu dalam Alkitab,
terutama istilah-istilah dalam Kitab 1 Tesalonika, secara alamiah. Jagalah aku
selalu di dalam roh, dan tunjukkanlah kepadaku makna yang sejati dari istilah
yang penting dalam kitab ini."
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika,
Buku 1, Berita 3
No comments:
Post a Comment