Hitstat

22 November 2014

1 Tesalonika - Minggu 2 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 1:2-3; 3:2, 5


Mari kita lanjutkan untuk melihat apa itu iman dan apa itu pekerjaan iman. Dalam 3:2 Paulus berkata, "Lalu kami mengirim Timotius, saudara seiman kita dan rekan sekerja Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu." Dalam 3:5 Paulus melanjutkan, "Itulah sebabnya, ketika tidak dapat tahan lagi, aku mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku khawatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia." Dalam kedua ayat ini Paulus menyebutkan "imanmu". Paulus sangat memprihatinkan iman "orang-orang Tesalonika". Dalam ayat-ayat ini iman bukan hanya bersifat subyektif, yaitu ditujukan kepada tindakan percaya dari kaum saleh, tetapi juga bersifat obyektif, ditujukan kepada apa yang mereka percayai. Iman yang obyektif ditujukan kepada apa yang kita sebut "kepercayaan kita", yaitu hal-hal yang kita percayai. Dalam Kitab 1 dan 2 Tesalonika sulit dikatakan "iman" itu obyektif atau subyektif. Sebagian besar iman yang dicatat dalam kedua kitab ini bersifat obyektif juga subyektif.

Iman berkaitan dengan pemandangan maupun penglihatan. Mula-mula terdapat sebuah pemandangan di depan kita dan kemudian kita mempunyai penglihatan untuk melihat pemandangan tersebut. Dengan spontan, kita lalu beriman. Ini berarti ketika kita mempunyai pemandangan dan penglihatan, dengan otomatis kita beriman.

Untuk memiliki iman yang lebih banyak, lebih kuat, lebih luas, dan lebih besar, kita perlu lebih banyak pemandangan. Iman yang lebih luas tergantung pada pemandangan yang lebih luas. Pemandangan yang lebih banyak memberi kita penglihatan yang lebih banyak, dan penglihatan yang lebih banyak menghasilkan iman yang lebih banyak. Jadi, kapasitas iman kita tergantung pada ukuran pemandangan. Inilah sebabnya kita perlu mengetahui lebih banyak firman kudus serta mendengar lebih banyak berita. Baik firman maupun berita-berita memberi kita pemandangan yang lebih luas. Kemudian kita akan memiliki penglihatan yang lebih besar, yang menghasilkan iman yang lebih besar.

Dapat dipastikan, pekerjaan tertentu akan dihasilkan dari iman yang sedemikian. Iman yang murni tidak pernah sia-sia. Iman itu hidup. Iman membawa Allah ke dalam kita, dan membawa kita ke dalam Allah, seraya membuat Allah dan kita bersatu. Iman yang hidup ini bekerja secara khusus. Inilah yang Paulus maksudkan dengan pekerjaan iman.

Perkataan mengenai Allah yang hidup dan pekerjaan iman dapat membantu Anda nampak perbedaan antara pemahaman alamiah dengan pemahaman rohaniah atas firman Allah. Dalam membaca Kitab 1 Tesalonika, kitab mustika yang dituliskan kepada kaum beriman baru, kita harus waspada agar jangan memahami bagian mana pun dari kitab ini secara alamiah. Jika kita memiliki pemahaman alamiah tentang kitab ini, kita akan terhalang dalam membacanya. Karena itu, kita perlu berdoa, "Tuhan, aku tidak ingin memahami sesuatu dalam Alkitab, terutama istilah-istilah dalam Kitab 1 Tesalonika, secara alamiah. Jagalah aku selalu di dalam roh, dan tunjukkanlah kepadaku makna yang sejati dari istilah yang penting dalam kitab ini."


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika, Buku 1, Berita 3

No comments: