Pembacaan
Alkitab: Kol. 4:2-6
Bila kita memikirkan hal-hal yang di atas selama
waktu doa kita, kita akan menjadi refleksi (pantulan) ministri Kristus di
surga. Melalui doa kita, Kristus, Sang Kepala akan mendapat jalan untuk
melaksanakan pemerintahan-Nya melalui Tubuh-Nya. Bila kita berdoa, kita adalah
duta besar surgawi di bumi yang memperluas Kerajaan Allah. Namun, ketika kita
bergosip, kita sama sekali bukan duta besar surgawi. Hanya bila kita berdoalah
baru kita benarbenar menjadi duta besar kerajaan surgawi di bumi secara riil.
Ketika kita berdoa, kita masuk ke dalam tempat yang
maha kudus, dan menghampiri takhta anugerah. Ibrani 4:16 mengatakan, “Sebab
itu, marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta anugerah, supaya
kita menerima rahmat dan menemukan anugerah untuk mendapat pertolongan pada
waktunya.” Doa adalah jalan untuk menghampiri takhta anugerah. Dengan
menghampiri takhta anugerah, kita akan menerima rahmat dan anugerah untuk
mencukupi keperluan kita pada waktunya. Bila kita berdoa, menghampiri takhta
anugerah, rahmat dan anugerah akan menjadi sebuah sungai yang mengalir ke dalam
kita dan menyuplai kita. Betapa indahnya pahala ini! Menerima aliran anugerah
dalam doa sebenarnya lebih penting daripada terkabulnya doa-doa kita. Terkabul
atau tidaknya doa kita itu perkara sekunder, tetapi yang primer ialah
mengalirnya anugerah bagaikan sungai dari takhta dan memasuki diri kita.
Manfaat lainnya dari berdoa berkaitan dengan
persekutuan kita dengan Tuhan. Kita semua menyukai kehadiran dan pengurapan
Tuhan, dan kita semua senang bersekutu dengan-Nya. Tetapi, bagaimanakah kita
dapat menikmati penyertaan-Nya dan bersekutu dengan-Nya? Cara satu-satunya
ialah berdoa. Ketika kita berdoa, kita akan masuk ke dalam persekutuan dengan
Tuhan dan menyadari fakta bahwa kita benar-benar satu roh dengan Dia dan Dia
benar-benar satu roh dengan kita. Semakin banyak berdoa, kita akan semakin
mengalami bersatu dengan Tuhan, dan semakin menikmati penyertaan-Nya dan bersekutu
dengan-Nya. Alangkah indahnya pahala ini!
Dalam menganjuri kita bertekun dalam doa, Paulus
menyuruh kita berjaga-jaga sambil mengucap syukur (4:2). Hal ini menunjukkan
jika kita tidak mengucap syukur kepada Allah bagi suatu hal, kita pasti kurang
berdoa. Sepanjang hari kita perlu bersyukur kepada Allah. Kita perlu menjadi
orang-orang yang mempersembahkan syukur kepada-Nya secara terus-menerus. Jika
kita bersyukur kepada Tuhan secara konstan, mungkinkah saudara berbantah-bantah
dengan istrinya? Pasti tidak! Perdebatan antara suami dengan istri merupakan
satu tanda bahwa mereka kurang berdoa. Tanda orang yang bertekun dalam doa
adalah bersyukur. Bersyukur kepada Tuhan yang demikian ini akan memelihara Anda
dalam kehidupan doa Anda.
Mengenai bertekun dalam doa, saya ingin sekali lagi
menegaskan bahwa kita harus bersedia berurusan dengan Tuhan, bahkan bernazar
kepada-Nya bahwa kita mau menjadi pendoa. Jika semua orang kudus di setiap
gereja mau berurusan sedemikian dengan Tuhan, pemulihan akan diperkaya dan
ditinggikan secara besar-besaran. Lagi pula, orang-orang kudus akan menikmati
Tuhan, kehadiran-Nya, dan pengurapan-Nya yang instan dan konstan. Sepanjang
hari mereka akan menikmati senyuman wajah Tuhan. Ketika kita bertekun dalam
doa, persona Kristus yang hidup akan menjadi pengalaman dan kenikmatan kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 65
No comments:
Post a Comment