Hitstat

12 November 2014

Kolose - Minggu 33 Rabu



Pembacaan Alkitab: Kol. 4:2-6


Bila kita memikirkan hal-hal yang di atas selama waktu doa kita, kita akan menjadi refleksi (pantulan) ministri Kristus di surga. Melalui doa kita, Kristus, Sang Kepala akan mendapat jalan untuk melaksanakan pemerintahan-Nya melalui Tubuh-Nya. Bila kita berdoa, kita adalah duta besar surgawi di bumi yang memperluas Kerajaan Allah. Namun, ketika kita bergosip, kita sama sekali bukan duta besar surgawi. Hanya bila kita berdoalah baru kita benarbenar menjadi duta besar kerajaan surgawi di bumi secara riil.

Ketika kita berdoa, kita masuk ke dalam tempat yang maha kudus, dan menghampiri takhta anugerah. Ibrani 4:16 mengatakan, “Sebab itu, marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta anugerah, supaya kita menerima rahmat dan menemukan anugerah untuk mendapat pertolongan pada waktunya.” Doa adalah jalan untuk menghampiri takhta anugerah. Dengan menghampiri takhta anugerah, kita akan menerima rahmat dan anugerah untuk mencukupi keperluan kita pada waktunya. Bila kita berdoa, menghampiri takhta anugerah, rahmat dan anugerah akan menjadi sebuah sungai yang mengalir ke dalam kita dan menyuplai kita. Betapa indahnya pahala ini! Menerima aliran anugerah dalam doa sebenarnya lebih penting daripada terkabulnya doa-doa kita. Terkabul atau tidaknya doa kita itu perkara sekunder, tetapi yang primer ialah mengalirnya anugerah bagaikan sungai dari takhta dan memasuki diri kita.

Manfaat lainnya dari berdoa berkaitan dengan persekutuan kita dengan Tuhan. Kita semua menyukai kehadiran dan pengurapan Tuhan, dan kita semua senang bersekutu dengan-Nya. Tetapi, bagaimanakah kita dapat menikmati penyertaan-Nya dan bersekutu dengan-Nya? Cara satu-satunya ialah berdoa. Ketika kita berdoa, kita akan masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan dan menyadari fakta bahwa kita benar-benar satu roh dengan Dia dan Dia benar-benar satu roh dengan kita. Semakin banyak berdoa, kita akan semakin mengalami bersatu dengan Tuhan, dan semakin menikmati penyertaan-Nya dan bersekutu dengan-Nya. Alangkah indahnya pahala ini!

Dalam menganjuri kita bertekun dalam doa, Paulus menyuruh kita berjaga-jaga sambil mengucap syukur (4:2). Hal ini menunjukkan jika kita tidak mengucap syukur kepada Allah bagi suatu hal, kita pasti kurang berdoa. Sepanjang hari kita perlu bersyukur kepada Allah. Kita perlu menjadi orang-orang yang mempersembahkan syukur kepada-Nya secara terus-menerus. Jika kita bersyukur kepada Tuhan secara konstan, mungkinkah saudara berbantah-bantah dengan istrinya? Pasti tidak! Perdebatan antara suami dengan istri merupakan satu tanda bahwa mereka kurang berdoa. Tanda orang yang bertekun dalam doa adalah bersyukur. Bersyukur kepada Tuhan yang demikian ini akan memelihara Anda dalam kehidupan doa Anda.

Mengenai bertekun dalam doa, saya ingin sekali lagi menegaskan bahwa kita harus bersedia berurusan dengan Tuhan, bahkan bernazar kepada-Nya bahwa kita mau menjadi pendoa. Jika semua orang kudus di setiap gereja mau berurusan sedemikian dengan Tuhan, pemulihan akan diperkaya dan ditinggikan secara besar-besaran. Lagi pula, orang-orang kudus akan menikmati Tuhan, kehadiran-Nya, dan pengurapan-Nya yang instan dan konstan. Sepanjang hari mereka akan menikmati senyuman wajah Tuhan. Ketika kita bertekun dalam doa, persona Kristus yang hidup akan menjadi pengalaman dan kenikmatan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 65

No comments: