Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 1:6-10
Dalam 1:9-10 Paulus berkata, "Sebab mereka sendiri bercerita tentang kami, bagaimana
sambutan kamu terhadap kami dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala
kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan benar, dan untuk menantikan kedatangan
Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu
Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang." Kita
mungkin mengira bahwa kita mengetahui apa artinya berbalik dari berhala,
melayani Allah yang hidup dan benar, dan menunggu kedatangan Anak-Nya dari surga.
Tetapi sebenarnya pekerjaan iman ini, kita tidak mengetahui makna yang tepat
dari hal-hal ini.
Kitab 1 Tesalonika menekankan
pengudusan. Allah memanggil kita kepada pengudusan, dan Allah damai sejahtera menguduskan
kita seluruhnya. Surat ini menekankan kehidupan yang kudus bagi hidup gereja. Inilah
sebabnya kita mengambil ungkapan "kehidupan yang kudus bagi hidup
gereja".
Kitab 2 Tesalonika juga memuat beberapa
istilah yang dalam. Dalam 2:13 Paulus berkata, "Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah
karena kamu, Saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah sejak semula telah
memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran
yang kamu percayai." Mengatakan Allah telah memilih kita untuk diselamatkan dalam Roh yang
menguduskan kita ini berarti mengatakan sesuatu yang agung dan dalam.
Keselamatan berada dalam pengudusan Roh. Ungkapan seperti ini hanya dipakai sekali
saja dalam seluruh Perjanjian Baru.
Kalau hanya membaca Kitab 1 Tesalonika,
kita sulit mengetahui apa pengertian Paulus tentang Allah yang hidup. Tetapi bila
kita membaca kitab-kitab lain yang ditulis Paulus, akan kita temukan bahwa baginya
Allah yang hidup adalah Allah yang kini hidup di dalam kita. Kita bukan
melayani Allah yang hanya berada di surga. Allah yang kita layani adalah Allah
yang hidup di dalam kita. Jadi, melayani Allah yang hidup berarti melayani Allah
yang justru sekarang ini hidup di dalam Anda. Dalam Perjanjian Lama bani Israel
melayani Allah yang bersemayam di surga. Salomo berdoa kepada Allah yang di
surga. Bahkan dalam apa yang disebut doa Tuhan, Tuhan Yesus mengucapkan, "Bapa kami yang di surga" (Mat. 6:9). Tetapi sekarang,
setelah penyaliban dan kebangkitan, Allah yang kita layani tidak hanya berada
di surga. Ia kini hidup di dalam kita. Hal ini jelas diwahyukan dalam Surat Kiriman
Paulus (Rm. 8:10; Kol. 1:27). Kita mempunyai kidung yang menerangkan Allah kita
itu hidup dan Ia hidup di dalam kita. Sewaktu Paulus mengatakan kita melayani
Allah yang hidup, itu ditujukan kepada Allah yang hidup di dalam kita dan bersatu
dengan kita.
Bagaimana kita tahu bahwa Allah kita itu hidup? Kita mengetahuinya
dari fakta Ia hidup di dalam kita. Misalnya, seorang saudara nyaris bertengkar
dengan istrinya. Namun, Allah yang hidup di dalamnya tidak ingin bertengkar. Karena
itu, saudara tersebut lalu tidak bertengkar dengan istrinya. Dengan demikian, ia
melayani Allah yang hidup, Allah yang bukan hanya hidup di dalamnya, tetapi
juga yang hidup bersama dia. Melalui ilustrasi ini kita nampak bahwa Allah yang
hidup ini bukan saja hidup secara obyektif, tetapi juga secara subyektif.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika,
Buku 1, Berita 3
No comments:
Post a Comment