Pembacaan
Alkitab: Kol. 4:2-6
Dalam terang fakta adanya perlawanan hebat terhadap
doa, marilah kita sekarang membahas secara riil bagaimana kita bertekun dalam
doa. Sebelum Anda mencoba bertekun dalam doa, Anda harus terlebih dulu
mengadakan perjanjian dengan Tuhan mengenai kehidupan doa Anda. Berdoalah kepada-Nya
dengan tegas begini, “Tuhan, aku ingin bersungguh-sungguh dengan-Mu dalam
masalah doa ini. Aku minta langit dan bumi bersaksi bahwa mulai saat ini aku
ingin memiliki kehidupan doa. Aku tidak mau menjadi seorang yang tidak berdoa.
Sebaliknya, aku ingin menjadi pendoa.” Jika Anda tidak ada doa yang demikian
kepada Tuhan, Anda tidak mungkin bisa bertekun dalam doa. Kita perlu berkata
kepada-Nya, “Tuhan, aku ngotot dalam hal ini. Aku persembahkan diriku
kepada-Mu, agar aku dapat memiliki kehidupan doa. Tuhan, jagalah aku dalam roh
doa. Jika aku lupa atau lalai akan hal ini, aku tahu Engkau tidak akan
melupakannya. Ingatkanlah aku selalu untuk berdoa.” Doa semacam ini boleh
dianggap sebagai satu nazar kepada Tuhan. Kita semua perlu membuat satu nazar kepada-Nya
untuk kehidupan doa kita. Kita perlu berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku tahu
kalau aku melupakan nazar ini, Engkau tidak akan melupakannya. Sejak awal ini,
Tuhan, aku ingin menyerahkan kewajiban ini kepada-Mu dengan jelas. Tuhan,
janganlah membiarkan aku. Ingatkanlah aku untuk berdoa.”
Setelah kita mengadakan perjanjian dengan Tuhan
tentang doa, kita harus menyisihkan waktu-waktu tertentu untuk berdoa.
Misalkan, Anda boleh menyisihkan sepuluh menit setiap pagi. Selama waktu
tersebut, berdoa harus menjadi prioritas utama. Kita harus menganggap doa
sebagai urusan yang terpenting, dan tidak ada satu hal pun boleh mengganggunya.
Jika kita tidak mempunyai sikap yang demikian, kita tidak mungkin memiliki
kehidupan doa yang sukses. Tidak peduli berapa banyak hal yang harus kita
lakukan setiap hari, setidak-tidaknya kita dapat menyisihkan beberapa menit di
sana atau di sini untuk berdoa. Kita boleh berdoa sedikit pada pagi hari, dan
berdoa lagi di tengah hari setelah selesai bekerja, dan malamnya kita boleh
menyisihkan waktu lagi untuk berdoa. Melalui menyisihkan waktu-waktu tertentu
dalam sehari, mungkin kita dapat menyisihkan setengah jam untuk berdoa.
Apa yang telah saya persekutukan tentang doa ini
bukan satu doktrin belaka, melainkan berasal dari pengalaman bertahun-tahun.
Sejauh yang menyangkut masalah doa, harus saya akui bahwa saya pernah mengalami
banyak kegagalan. Saya dapat membanggakan sukses besar dalam kehidupan doa
saya. Sebaliknya, saya pernah mengalami banyak kegagalan karena adanya tentangan
dari musuh, gangguan-gangguan di sekeliling, dan bahkan hambatan-hambatan dari
dalam batin. Saya tahu jelas bahwa doa merupakan satu peperangan. Karena doa
itu suatu peperangan, perjuangan, kita harus bertekun di dalamnya.
Bertekun dalam doa mengandung banyak manfaat.
Melalui doa, kita memikirkan hal-hal yang di atas. Pada hakikatnya, doa
merupakan satu-satunya cara untuk memikirkan hal-hal yang di surga. Ketika kita
memikirkan hal-hal yang di atas melalui berdoa, kita tidak akan berdoa untuk
hal-hal yang sepele. Sebaliknya, doa kita akan diduduki oleh doa syafaat,
ministri, dan pemerintahan Kristus yang surgawi. Karena Kristus sedang berdoa
syafaat bagi gereja-gereja di seluruh dunia, kita pun berdoa bagi semua gereja.
Biarlah Tuhan yang memperhatikan semua hal kecil dalam kehidupan kita.
Kewajiban kita ialah mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Karena
Bapa mengetahui keperluan kita, Ia akan memperhatikan kita dan mencukupi
keperluan kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 65
No comments:
Post a Comment