Pembacaan
Alkitab: Kol. 3:15-18
Hanya perkataan Allahlah yang dapat membina kita
dan memberi keseimbangan, pembedaan, dan keluwesan yang sewajarnya. Kita harus memiliki
kecepatan atau kelambatan yang memadai. Bahkan dalam hal kasih pun harus
memadai. Ada orang beriman yang mengasihi orang lain menurut pasang surut
emosinya. Bila kasihnya sedang mengalami pasang, mereka mengasihi orang lain
dengan berlebihan. Tetapi ketika surut, mereka tidak dapat menyatakan kasih
kepada siapa pun; mereka ibarat sebuah patung ukiran, sama sekali tidak
memiliki perasaan. Pertama-tama kita harus terbina secara pribadi dalam hal
kebajikan. Kemudian kita dibangun bersama orang lain dalam hidup gereja.
Dalam Kolose 3:16 Paulus menyuruh kita untuk
membiarkan perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kita. Kata
Yunani yang diterjemahkan “tinggal” ini berarti berada di dalam rumah,
bersemayam, berhuni. Ini menunjukkan bahwa perkataan Kristus harus dapat
berumah di dalam kita. Jika suatu tempat menjadi rumah kita, kita harus ada
kebebasan untuk melakukan semua pengaturan yang diperlukan. Kalau kita ingin
menyimpan suatu barang, kita boleh berbuat demikian; kalau kita ingin membuang
sesuatu, kita pun bebas melakukannya. Demikian pula, jika perkataan Kristus
ingin membuat rumahnya di dalam kita, kita harus memberi kebebasan,
kemerdekaan, dan hak penuh kepadanya. Kita harus berdoa, “Tuhan, aku
persembahkan seluruh diriku kepada-Mu dan perkataan-Mu. Aku memberi-Mu jalan
masuk ke setiap bagian dalam manusia batiniahku. Tuhan, jadikanlah manusia
batiniahku satu rumah untuk diri-Mu sendiri dan perkataan-Mu.”
Kita semua harus mengakui bahwa sering kali
perkataan Tuhan telah mendatangi kita, tetapi kita tidak memberinya tempat yang
cukup luas di batin kita, malahan kita membatasi dan mengekangnya. Adakalanya
kita telah menerima perkataan Allah, tetapi kita tidak memberinya kebebasan
untuk membuat rumahnya di dalam kita. Saya bertanya kepada Anda, dalam
pengalaman Anda siapa yang utama, perkataan Kristus, atau Anda? Saya tidak
percaya ada yang dapat mengatakan bahwa tempat utamanya selalu diberikan kepada
perkataan Allah. Kadang kala mungkin kita memberikan tempat utama kepada
perkataan Kristus dan membiarkannya menjadi yang pertama. Tetapi, kita lebih
sering mengutamakan diri sendiri. Dengan diam-diam kita menyimpan tempat yang
utama untuk diri sendiri. Ditinjau dari luar, kita bertindak seolah-olah
menyediakan tempat utama bagi perkataan Allah, tetapi dengan diam-diam tempat
utama itu kita simpan untuk diri sendiri.
Dalam Kolose 3:16 Paulus mengatakan tentang
“mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur dan
puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam
hatimu.” Ini menunjukkan bahwa bila kita dipenuhi dengan perkataan Allah, kita
seharusnya dipenuhi pula dengan sukacita. Jika kita menerima perkataan Allah
tetapi tidak ada sukacita, itu pasti ada yang tidak beres. Bila kita menerima
perkataan Allah, sebetulnya kita menerima Roh itu. Menerima Roh itu seharusnya
membuat kita tergugah dan membuat kita bersukacita dan bernyanyi.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 64
No comments:
Post a Comment