Pembacaan
Alkitab: Ef. 2:14-16
Menurut urutan Kolose pasal 3, setelah memikirkan
hal-hal yang di atas dan pembaruan manusia baru, ada damai sejahtera Kristus
menjadi juri di dalam hati kita (ayat 15). Tahukah Anda apakah damai sejahtera
Kristus itu? Istilah ini hanya dipakai satu kali dalam Perjanjian Baru. Dalam
Kitab Roma dan Filipi Paulus pernah membicarakan Allah damai sejahtera.
Tambahan pula, pada awal Surat-surat Kirimannya ia selalu menyinggung tentang
anugerah dan damai sejahtera. Tetapi dalam Kolose 3:15 ia mengatakan kepada
kita bahwa damai sejahtera Kristus harus menjadi juri di dalam hati kita. Kita
tidak boleh menganggap kita memahami arti damai sejahtera Kristus menjadi juri
di dalam hati kita. Kita tidak seharusnya menerima perkataan ini begitu saja,
kita harus berusaha memperoleh pengertian yang tepat.
Damai sejahtera yang menjadi juri ini akan
memelihara keesaan dalam hidup gereja. Semua perpecahan yang timbul karena
perbedaan opini merupakan suatu perusakan yang serius terhadap hidup gereja dan
membuat manusia baru hancur berantakan. Tetapi damai sejahtera Kristus yang
menjadi juri yang didatangkan oleh transmisi surgawi ini memelihara kita dalam
keesaan dan memelihara manusia baru. Saya dapat bersaksi, sering kali ketika
saya tidak puas terhadap seseorang dalam hidup gereja, saya lalu berkontak
dengan Tuhan dan berseru kepada nama-Nya. Sering kali saya berkata, “Tuhan
Yesus, aku bersyukur karena penyertaan-Mu, karena pengurapan-Mu, dan karena
segala apa ada-Mu terhadapku.” Sewaktu saya bersyukur kepada Tuhan sedemikian
rupa, transmisi ilahi mulai bekerja. Setelah beberapa menit saya dipenuhi
sedemikian rupa sehingga bersukacita sampai lupa diri. Kemudian, dengan spontan
saya mulai menganggap orang yang menjengkelkan saya itu lebih baik daripada
saya. Ketika kemudian saya berjumpa dengannya, saya tidak mempunyai masalah
lagi dengannya. Karena saya mengalami transmisi dan penjurian Tuhan, saya tidak
mempunyai masalah dengan kaum saleh yang mana pun dalam pemulihan Tuhan.
Sebagai manusia yang telah jatuh, kita adalah
seteru Allah, dan tidak ada damai antara kita dengan Allah. Lebih lagi tidak
ada damai di antara berbagai bangsa di dunia, khususnya antara orang-orang
Yahudi dengan orang-orang bukan Yahudi. Di atas salib Kristus telah menebus
kita, memperdamaikan kita kepada Allah, dan mengadakan damai sejahtera antara
kita dengan Allah. Tidak hanya demikian, melalui kematian-Nya di atas salib,
Kristus telah menghapus ketentuan-ketentuan tentang berbagai cara hidup agar
terjadi damai sejahtera di antara berbagai suku dan bangsa (Ef. 2:15-16).
Karena Kristus telah menghapus ketentuan-ketentuan, maka Ia tidak saja telah
memperdamaikan kita dengan Allah, juga memperdamaikan semua orang beriman dari
berbagai suku dan bangsa. Saya sangat senang bahwa dalam pemulihan Tuhan kita
memiliki kaum beriman yang berasal dari berbagai bangsa dan daerah yang
berbeda-beda. Semua suku ada wakilnya di sini. Kristus telah merubuhkan dinding
pemisah. Lagi pula, menurut Efesus 2:14, Kristus sendiri adalah damai sejahtera
kita. Dengan Kristus sebagai pendamai kita, kita sekarang mempunyai damai
sejahtera yang vertikal — damai sejahtera antara kita dengan Allah — dan yang
horisontal — damai sejahtera antar kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 63
No comments:
Post a Comment