Hitstat

04 November 2014

Kolose - Minggu 32 Selasa



Pembacaan Alkitab: Ef. 2:14-16


Menurut urutan Kolose pasal 3, setelah memikirkan hal-hal yang di atas dan pembaruan manusia baru, ada damai sejahtera Kristus menjadi juri di dalam hati kita (ayat 15). Tahukah Anda apakah damai sejahtera Kristus itu? Istilah ini hanya dipakai satu kali dalam Perjanjian Baru. Dalam Kitab Roma dan Filipi Paulus pernah membicarakan Allah damai sejahtera. Tambahan pula, pada awal Surat-surat Kirimannya ia selalu menyinggung tentang anugerah dan damai sejahtera. Tetapi dalam Kolose 3:15 ia mengatakan kepada kita bahwa damai sejahtera Kristus harus menjadi juri di dalam hati kita. Kita tidak boleh menganggap kita memahami arti damai sejahtera Kristus menjadi juri di dalam hati kita. Kita tidak seharusnya menerima perkataan ini begitu saja, kita harus berusaha memperoleh pengertian yang tepat.

Damai sejahtera yang menjadi juri ini akan memelihara keesaan dalam hidup gereja. Semua perpecahan yang timbul karena perbedaan opini merupakan suatu perusakan yang serius terhadap hidup gereja dan membuat manusia baru hancur berantakan. Tetapi damai sejahtera Kristus yang menjadi juri yang didatangkan oleh transmisi surgawi ini memelihara kita dalam keesaan dan memelihara manusia baru. Saya dapat bersaksi, sering kali ketika saya tidak puas terhadap seseorang dalam hidup gereja, saya lalu berkontak dengan Tuhan dan berseru kepada nama-Nya. Sering kali saya berkata, “Tuhan Yesus, aku bersyukur karena penyertaan-Mu, karena pengurapan-Mu, dan karena segala apa ada-Mu terhadapku.” Sewaktu saya bersyukur kepada Tuhan sedemikian rupa, transmisi ilahi mulai bekerja. Setelah beberapa menit saya dipenuhi sedemikian rupa sehingga bersukacita sampai lupa diri. Kemudian, dengan spontan saya mulai menganggap orang yang menjengkelkan saya itu lebih baik daripada saya. Ketika kemudian saya berjumpa dengannya, saya tidak mempunyai masalah lagi dengannya. Karena saya mengalami transmisi dan penjurian Tuhan, saya tidak mempunyai masalah dengan kaum saleh yang mana pun dalam pemulihan Tuhan.

Sebagai manusia yang telah jatuh, kita adalah seteru Allah, dan tidak ada damai antara kita dengan Allah. Lebih lagi tidak ada damai di antara berbagai bangsa di dunia, khususnya antara orang-orang Yahudi dengan orang-orang bukan Yahudi. Di atas salib Kristus telah menebus kita, memperdamaikan kita kepada Allah, dan mengadakan damai sejahtera antara kita dengan Allah. Tidak hanya demikian, melalui kematian-Nya di atas salib, Kristus telah menghapus ketentuan-ketentuan tentang berbagai cara hidup agar terjadi damai sejahtera di antara berbagai suku dan bangsa (Ef. 2:15-16). Karena Kristus telah menghapus ketentuan-ketentuan, maka Ia tidak saja telah memperdamaikan kita dengan Allah, juga memperdamaikan semua orang beriman dari berbagai suku dan bangsa. Saya sangat senang bahwa dalam pemulihan Tuhan kita memiliki kaum beriman yang berasal dari berbagai bangsa dan daerah yang berbeda-beda. Semua suku ada wakilnya di sini. Kristus telah merubuhkan dinding pemisah. Lagi pula, menurut Efesus 2:14, Kristus sendiri adalah damai sejahtera kita. Dengan Kristus sebagai pendamai kita, kita sekarang mempunyai damai sejahtera yang vertikal — damai sejahtera antara kita dengan Allah — dan yang horisontal — damai sejahtera antar kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 63

No comments: