Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 3:1-13
Ayat 9 berkata, "Memelihara rahasia iman (kepercayaan)
dalam hati nurani yang suci." Kepercayaan di sini, seperti dalam
1 Timotius 1:19 dan 2 Timotius 4:7, bersifat obyektif, mengacu kepada hal-hal yang
kita percayai, yaitu hal-hal yang membentuk Injil. Rahasia kepercayaan terutama
adalah Kristus sebagai rahasia Allah (Kol. 2:2) dan gereja sebagai rahasia
Kristus (Ef. 3:4). Seorang diaken di suatu gereja lokal hendaknya mempertahankan
rahasia kepercayaan dengan pemahaman yang penuh dalam hati nurani yang suci
bagi kesaksian Tuhan.
Jika diaken-diaken mengenal rahasia kepercayaan, standar
pelayanan mereka akan terangkat. Kapan saja diaken-diaken diminta oleh para
penatua untuk melakukan suatu hal atau menolong orang lain secara khusus,
mereka harus menyadari bahwa mereka melayani kaum saleh dalam rahasia
kepercayaan. Ini akan mempertinggi pelayanan mereka. Jika para diaken berkontak
dengan orang lain berdasarkan ekonomi Perjanjian Baru Allah, akan besar sekali
bedanya.
Dalam ayat 9 Paulus berbicara tentang hati nurani yang suci.
Untuk mempertahankan rahasia kepercayaan bagi kesaksian Tuhan, perlu hati nurani
yang suci semacam ini. Kita mungkin sudah mengetahui rahasia ini, tetapi kita
tidak hidup sesuai dengannya. Akibatnya, kita tidak memiliki hati nurani yang
suci, melainkan hati nurani yang menyalahkan kita. Seorang diaken perlu memperhatikan
bagaimana ia bersikap terhadap istrinya, anak-anaknya, dan orang beriman
lainnya. Kemudian ia mungkin menyadari kekurangannya bahwa ia tidak hidup
menurut rahasia kepercayaan. Seorang diaken harus dibenarkan lebih dulu oleh
hati nuraninya. Ia harus mempunyai hati nurani yang bersaksi bahkan kepada
setan-setan bahwa ia hidup sesuai dengan standar rahasia ekonomi Perjanjian Baru
Allah. Kemudian barulah ia dapat benar-benar memelihara rahasia kepercayaan
dengan hati nurani yang suci.
Dalam ayat 10 Paulus melanjutkan, "Mereka juga harus
diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak
bercacat." Tak bercacat di
sini berarti tidak bercela. Perkataan bahwa para diaken harus diuji dahulu mungkin
menyiratkan pemagangan. Melayani adalah fungsi seorang diaken.
Dalam ayat 12 Paulus juga berkata bahwa diaken harus "mengurus
anak-anaknya dan keluarganya (sendiri) dengan baik". Seorang saudara yang dapat mengurus
anak-anaknya dan keluarga sendiri dengan baik membuktikan bahwa dia mampu
melayani gereja.
Dalam ayat 13 Paulus
menyebutkan berkat atas diaken yang baik, "Karena
mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman
(kepercayaan) kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa (penuh
keyakinan)." Ungkapan "kedudukan yang baik"
mengacu kepada kedudukan (atau tumpuan)
yang teguh dan mantap sebagai orang beriman dan orang kudus di hadapan Allah
dan manusia. Melayani gereja dengan baik sebagai seorang diaken menguatkan
kedudukannya sebagai orang Kristen.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 5
No comments:
Post a Comment