Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 5:1-16
Dalam 5:1-16 kita nampak bahwa Paulus menyuruh rekan sekerjanya
yang masih muda, Timotius untuk berkontak dengan orang-orang kudus secara manusiawi.
Ayat 1 mengatakan, "Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua,
melainkan tegurlah dia sebagai bapak." Memperlakukan orang yang lebih tua sebagai seorang bapak tentunya berperilaku
dalam sikap yang sangat manusiawi.
Paulus juga memberi tahu
Timotius untuk memperlakukan "orang-orang
muda sebagai seorang saudara; perempuan-perempuan tua sebagai ibu, dan
perempuan-perempuan muda sebagai adik". Timotius tidak mengambil
posisi yang tinggi sebagai uskup, dengan menganggap dirinya sendiri lebih
tinggi daripada orang lain. Sebaliknya, ia harus berperilaku sebagai seorang
saudara terhadap saudara dan saudari muda, dan sebagai anak terhadap bapak, ibu.
Dalam hidup gereja banyak bapak, ibu, saudara, dan saudari. Memperlakukan orang-orang
kudus sedemikian rupa adalah berperilaku secara manusiawi.
Dalam 5:1-16 kita nampak pengajaran
Paulus, kedua, menyuruh Timotius menggunakan hikmat. Perkataannya jangan keras terhadap
orang tua, melainkan menegur dia sebagai bapak, ini berarti mengucapkan perkataan
hikmat. Tidak menegur orang tua dengan keras adalah perkara hikmat. Terhadap
orang-orang kudus berbagai usia, kita tidak hanya memerlukan kasih, tetapi juga
hikmat. Kita perlu paham dengan siapa kita berkontak. Apakah kita mau berbicara
dengan saudara atau saudari tua? Lalu, kita harus berbicara dengan mereka sebagai
anak kepada bapak atau ibu. Apakah kita berkontak dengan saudara atau saudari muda?
Kita harus berbicara dengan mereka sebagai seorang saudara dengan saudara atau seorang
saudara dengan saudari. Selanjutnya kita hendaknya berbicara dalam satu cara
dengan seorang bapak, dalam cara lain dengan seorang ibu, dan dalam cara lain lagi
dengan saudara saudari. Di dalam semua hubungan kita dengan orang-orang kudus berbagai
usia, kita memerlukan hikmat.
Bila kita memiliki hikmat,
kita akan berbicara secara berbeda dengan orang-orang kudus berbagai usia. Para
saudara akan berbicara dengan saudara dalam cara yang tepat bagi saudara,
tetapi mereka akan berbicara dengan saudari dalam cara yang tepat bagi saudari.
Inilah hikmat. Kita tidak seharusnya berbicara dengan seorang saudari muda sama
seperti kita berbicara dengan orang tua. Selain itu, para saudari dapat saling memeluk.
Akan tetapi saudari muda janganlah memperlihatkan kasihnya terhadap saudara yang
muda atau yang tua dengan memeluknya. Jangan mengasihi orang-orang kudus secara
bodoh, tetapi berhikmatlah selalu dengan memahami siapa yang Anda kontak.
Ketiga, semua perlakuan kita
terhadap orang-orang kudus haruslah "dengan
penuh kemurnian" (5:2). Setiap kontak dengan saudara maupun saudari
dalam hidup gereja haruslah murni dalam segala hal. Kita harus murni di dalam
motivasi dan maksud kita.
Dalam kontak antara saudara dan saudari diperlukan kemurnian
penuh. Karena alasan inilah, seorang saudara dan saudari yang usianya tidak jauh
bedanya seharusnya tidak berbicara secara pribadi di dalam ruangan tertutup, harus
didampingi seorang saudara atau saudari lain. Ingatlah teladan Tuhan Yesus. Ia
berbicara dengan Nikodemus di dalam rumah pada malam hari, tetapi Ia berbicara
dengan seorang perempuan Samaria di tempat terbuka pada siang hari. Hal ini
menunjukkan bahwa kontak antara saudara dan saudari haruslah dengan penuh
kemurnian.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 9
No comments:
Post a Comment