Hitstat

02 March 2015

1 Timotius - Minggu 3 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 3:1-13


Dalam ayat 1 Paulus memberi tahu kita bahwa siapa saja yang menghendaki jabatan penilik, ia menginginkan pekerjaan yang mulia. Keinginan dengan motivasi yang murni berbeda dengan ambisi dengan motivasi yang tidak murni. Tuhan menghendaki banyak saudara mempunyai keinginan yang dibicarakan di sini. Bagi pemulihan Tuhan dan bagi pembangunan gereja-gereja lokal, sangat dibutuhkan para pemimpin yang tepat. Karena itu, keinginan untuk menjadi penilik bukan hanya benar, bahkan terhormat. Di satu pihak, kita menyalahkan ambisi; di pihak lain, kita menghargai fakta bahwa banyak saudara mempunyai keinginan menjadi penilik. Saudara yang mempunyai keinginan demikian ini benar-benar menginginkan pekerjaan yang mulia.

Seorang penilik haruslah suami dari satu istri. Ini menyiratkan pengekangan daging, yang dituntut setinggi-tingginya dari seorang penatua. Hal ini akan menjaga seorang penatua dalam hidup pernikahan yang sederhana dan murni, bebas dari kekusutan pernikahan yang rumit dan kacau. Seorang penilik jemaat haruslah dapat menahan diri. Dapat menahan diri di sini berarti memiliki pengendalian diri, lembut, tenang.

Bijaksana tidak hanya tanggap, tetapi juga arif dalam memahami segala perkara. Dalam Kitab 1 dan 2 Timotius dan Titus, Paulus menggunakan kata-kata bijaksana dan penguasaan diri beberapa kali. Semua orang beriman dalam hidup gereja perlu berpikir jernih dalam pengertian mereka. Semuanya harus mempunyai kebajikan bijaksana ini. Bila kita mempunyai kebajikan bijaksana seorang Kristen, penglihatan kita akan sangat tajam dan penuh wawasan. Namun, kita bisa tetap tenang, tidak cerewet. Seorang yang cerewet bukanlah seorang yang bijaksana. Orang yang bijaksana, tajam dalam pengertiannya, tetapi lambat untuk berbicara.

Para penatua hendaknya menjadi teladan dalam semua aspek positif hidup gereja. Mereka hendaknya menjadi teladan dalam berdoa dan memamerkan kebajikan kebijaksanaan. Jika seorang saudara bisa diam selama 15 menit sementara seseorang sedang bersekutu dengannya, ia akan memenuhi syarat menjadi seorang penatua. Ketika seseorang berbicara kepadanya, penatua hendaknya menjadi danau yang tenang, jernih, dan bening. Ini adalah salah satu syarat bagi seorang penilik jemaat. Sikap cerewet membuat seorang saudara tidak bersyarat menjadi penatua. Seorang penatua yang benar adalah orang yang tenang, teduh, tajam dalam pengertian, dan memiliki daya pembeda.

Syarat yang satu ini memperlihatkan betapa sulitnya menjadi seorang penatua. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa menjadi penatua adalah tugas yang paling sulit di dunia. Betapa sulitnya hanya untuk memenuhi syarat yang satu ini, yaitu tertib. Bahkan dalam cara memakai telepon, seorang penatua haruslah tertib. Di satu pihak, ia tidak seharusnya berbicara terlalu lama, di pihak lain, bila percakapannya terlalu singkat, ia dapat menyinggung perasaan orang lain. Mungkin sekali kita menjadi ekstrem dalam hal memakai telepon. Misalnya, ada orang meletakkan gagang telepon tidak pada tempatnya, tidak mau berbicara dengan siapa pun. Ekstrem lainnya adalah percakapan teleponnya terlalu panjang; keduanya tidaklah tertib.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 5

No comments: