Hitstat

11 March 2015

1 Timotius - Minggu 4 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 4:1-5


Semua barang yang dapat dimakan diciptakan oleh Allah bagi manusia untuk hidup. Kita harus memakannya dengan mengucap syukur kepada Allah dari hati yang penuh rasa terima kasih. Karena semua makanan adalah pemberian Allah bagi kita, kita harus menerimanya dengan ucapan syukur. Ketika kita makan makanan kita, kita harus berkata, "Tuhan, terima kasih." Akan tetapi, kita tidak perlu mengikuti upacara agama tradisional yang mengucapkan kata-kata berkat. Di satu pihak, saya tidak setuju dengan praktek upacara agama tersebut; di pihak lain, saya tidak setuju dengan mengabaikan bentuk terima kasih kepada Tuhan untuk makanan yang telah Ia berikan kepada kita. Saya dapat bersaksi bahwa saya berkali-kali bersyukur kepada Tuhan atas makanan saya. Saya bahkan bersyukur kepada-Nya untuk segelas air minum seraya berkata, "Tuhan air ini adalah pemberian-Mu, dan aku bersyukur kepada-Mu atas air ini." Orang-orang yang mempraktekkan perkataan "berkat" biasanya juga melakukan hal ini sebelum mereka makan. Tetapi kita harus bersyukur kepada Tuhan atas makanan kita bukan hanya sebelum kita memakannya, tetapi juga ketika sedang memakannya dan setelah kita selesai memakannya. Tidak hanya demikian, kita pun dapat mengucapkan syukur kita atas setiap jenis makanan yang kita makan.

Makanan yang telah Allah ciptakan harus dimakan dengan pengucapan syukur "oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran". Percaya adalah untuk diselamatkan dan dengan demikian memulai suatu hidup rohani; memiliki pengetahuan akan kebenaran adalah mengenal tujuan Allah dalam ekonomi-Nya dan bertumbuh menuju kematangan dalam hayat rohani. Allah menghendaki agar semua manusia diselamatkan dan memperoleh pengenalan penuh akan kebenaran (2:4). Kebenaran di sini adalah ekonomi Perjanjian Baru Allah. Kita adalah orang-orang yang beroleh selamat melalui percaya kepada Tuhan Yesus sebagai karunia keselamatan, yang mengetahui isi realitas ekonomi Allah mengenai Kristus sebagai rahasia Allah dan gereja sebagai rahasia Kristus, karena itu kita harus bersyukur untuk semua makanan yang kita makan. Orang-orang yang percaya dan mengenal kebenaran layak menerima makanan mereka dengan ucapan syukur. Kita tahu bahwa kita hidup di bumi untuk Allah dan untuk tujuan-Nya. Jadi, kita menerima apa yang telah Dia sediakan untuk menunjang kita, dan kita bersyukur kepada-Nya untuk semua itu.

Dalam ayat 4 dan 5 Paulus meneruskan, "Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa (syafaat)." Pernyataan bahwa "setiap ciptaan Allah itu baik" berlawanan dengan Gnostikisme, yang mengajarkan bahwa sebagian benda ciptaan itu jahat, dan berlawanan pula dengan ajaran pertapaan tertentu yang melarang orang memakan makanan tertentu. Ada yang mengukuhi bahwa kita harus makan sayuran-sayuran saja, tidak boleh makan daging. Tetapi menurut perkataan Paulus, setiap ciptaan Allah itu baik.

Semua makanan yang kita makan dapat dikuduskan, disisihkan bagi Allah untuk tujuan-Nya melalui firman Allah dan doa (ay. 5). Di sini firman Allah mengacu kepada perkataan doa kita yang ditujukan kepada Allah, yang sebagian bisa berupa kutipan ayat Alkitab, dan sebagian lagi berupa berita yang kita dengar dan baca. Dalam ayat ini doa mengacu kepada doa kita kepada Allah bagi makanan yang kita makan, yang memisahkan makanan kita dari keadaan yang umum dan menguduskannya bagi Allah untuk kehendak-Nya, yaitu untuk merawat kita sehingga kita dapat hidup bagi-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 7

No comments: