Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 4:1-5
Semua barang yang dapat dimakan
diciptakan oleh Allah bagi manusia untuk hidup. Kita harus memakannya dengan
mengucap syukur kepada Allah dari hati yang penuh rasa terima kasih. Karena semua makanan adalah pemberian Allah bagi kita, kita harus
menerimanya dengan ucapan syukur. Ketika kita makan makanan kita, kita harus berkata,
"Tuhan, terima kasih." Akan tetapi, kita tidak perlu mengikuti
upacara agama tradisional yang mengucapkan kata-kata berkat. Di satu pihak,
saya tidak setuju dengan praktek upacara agama tersebut; di pihak lain, saya
tidak setuju dengan mengabaikan bentuk terima kasih kepada Tuhan untuk makanan yang
telah Ia berikan kepada kita. Saya dapat bersaksi bahwa saya berkali-kali bersyukur
kepada Tuhan atas makanan saya. Saya bahkan bersyukur kepada-Nya untuk segelas air
minum seraya berkata, "Tuhan air ini adalah pemberian-Mu, dan aku bersyukur
kepada-Mu atas air ini." Orang-orang yang mempraktekkan perkataan
"berkat" biasanya juga melakukan hal ini sebelum mereka makan. Tetapi
kita harus bersyukur kepada Tuhan atas makanan kita bukan hanya sebelum kita memakannya,
tetapi juga ketika sedang memakannya dan setelah kita selesai memakannya. Tidak
hanya demikian, kita pun dapat mengucapkan syukur kita atas setiap jenis makanan
yang kita makan.
Makanan yang telah Allah
ciptakan harus dimakan dengan pengucapan syukur "oleh orang yang percaya
dan yang telah mengenal kebenaran". Percaya adalah untuk diselamatkan
dan dengan demikian memulai suatu hidup rohani; memiliki pengetahuan akan kebenaran
adalah mengenal tujuan Allah dalam ekonomi-Nya dan bertumbuh menuju kematangan dalam
hayat rohani. Allah menghendaki agar semua manusia diselamatkan dan memperoleh
pengenalan penuh akan kebenaran (2:4). Kebenaran di sini adalah ekonomi
Perjanjian Baru Allah. Kita adalah orang-orang yang beroleh selamat melalui
percaya kepada Tuhan Yesus sebagai karunia keselamatan, yang mengetahui isi
realitas ekonomi Allah mengenai Kristus sebagai rahasia Allah dan gereja
sebagai rahasia Kristus, karena itu kita harus bersyukur untuk semua makanan
yang kita makan. Orang-orang yang percaya dan mengenal kebenaran layak menerima
makanan mereka dengan ucapan syukur. Kita tahu bahwa kita hidup di bumi untuk
Allah dan untuk tujuan-Nya. Jadi, kita menerima apa yang telah Dia sediakan
untuk menunjang kita, dan kita bersyukur kepada-Nya untuk semua itu.
Dalam ayat 4 dan 5 Paulus meneruskan,
"Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang
haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman
Allah dan oleh doa (syafaat)." Pernyataan
bahwa "setiap ciptaan Allah itu baik" berlawanan dengan Gnostikisme,
yang mengajarkan bahwa sebagian benda ciptaan itu jahat, dan berlawanan pula
dengan ajaran pertapaan tertentu yang melarang orang memakan makanan tertentu.
Ada yang mengukuhi bahwa kita harus makan sayuran-sayuran saja, tidak boleh makan
daging. Tetapi menurut perkataan Paulus, setiap ciptaan Allah itu baik.
Semua
makanan yang kita makan dapat dikuduskan, disisihkan bagi Allah untuk tujuan-Nya
melalui firman Allah dan doa (ay. 5). Di sini firman Allah mengacu kepada perkataan doa kita yang ditujukan
kepada Allah, yang sebagian bisa berupa kutipan ayat Alkitab, dan sebagian lagi
berupa berita yang kita dengar dan baca. Dalam ayat ini doa mengacu kepada doa kita
kepada Allah bagi makanan yang kita makan, yang memisahkan makanan kita dari
keadaan yang umum dan menguduskannya bagi Allah untuk kehendak-Nya, yaitu untuk
merawat kita sehingga kita dapat hidup bagi-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 7
No comments:
Post a Comment