Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 4:1-5
Menurut 4:1, Roh mengatakan, "Pada
waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad." "Murtad" di sini dalam bahasa aslinya
adalah "meninggalkan kepercayaan". Waktu-waktu kemudian mengacu
kepada masa setelah kitab ini ditulis, yang berbeda dengan "hari-hari terakhir" yang
disebutkan dalam 2 Tim 3:1, yang menunjukkan periode penutup zaman ini. Ketika
menulis surat ini, Paulus menyadari bahwa pada waktu-waktu kemudian ada orang yang
akan meninggalkan kepercayaan. Dalam ayat ini, kepercayaan bersifat obyektif
yang adalah isi kepercayaan kita. Di satu pihak, Paulus berani dan terdorong,
tidak kecewa sedikit pun. Ia percaya bahwa gereja adalah rumah Allah yang
hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran, dan bahkan rahasia ibadah. Di pihak lain,
jauh di lubuk rohnya, ia tahu bahwa beberapa orang yang dikatakan beriman akan meninggalkan
kepercayaan, meninggalkan ekonomi Perjanjian Baru Allah. Paulus dapat
mengetahui hal ini karena Roh itu yang berbaur dengan rohnya mewahyukan
kepadanya. Meninggalkan ekonomi Perjanjian baru Allah adalah awal kemerosotan
hidup gereja.
Dalam ayat 1 Paulus berbicara
tentang roh-roh penyesat di udara maupun setan-setan di bumi. Di antara orang
Kristen hari ini ada doktrin-doktrin palsu yang berasal dari roh-roh penyesat
di udara dan juga ajaran-ajaran yang berasal dari setan-setan. Sejarah gereja telah
membuktikan bahwa Paulus benar dalam mengatakan bahwa ajaran-ajaran dan
doktrin-doktrin sedemikian akan masuk dan orang-orang yang meninggalkan
kepercayaan akan mengikuti mereka.
Dalam ayat 2 Paulus meneruskan,
"Oleh tipu daya (kemunafikan) pendusta-pendusta yang hati nuraninya
memakai cap mereka." Ajaran setan-setan dilaksanakan oleh kemunafikan orang
yang berdusta. Ini menunjukkan bahwa setan-setan dan orang-orang yang berdusta bekerja
sama untuk menyesatkan manusia. Orang-orang munafik ini bekerja sama dengan
roh-roh jahat dan setan-setan untuk membawa masuk ajaran-ajaran sesat dan
doktrin setan.
Ayat 3 mengatakan, "Mereka
melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya
dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal
kebenaran." Kawin dan makan
ditetapkan oleh Allah. Makan adalah untuk eksistensi manusia, dan kawin adalah
untuk kelangsungan dan perbanyakan manusia. Di satu pihak, Iblis membuat manusia
melecehkan kedua hal ini dengan mengumbar daging mereka yang penuh nafsu; di pihak
lain, dia menekankan pertapaan secara berlebihan dengan melarang orang kawin
dan melarang orang makan makanan tertentu. Inilah ajaran setan !
Perkawinan
ditetapkan oleh Allah untuk melaksanakan maksud Allah atas manusia. Makanan
diperlukan untuk mempertahankan keberadaan manusia di bumi bagi penggenapan
tujuan Allah. Tetapi Iblis melalui roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
dengan kerja sama dari orang-orang munafik dan para pendusta, mencoba untuk
menghancurkan hal-hal ini, baik menyebabkan orang-orang menyalah gunakannya melalui
pengumbaran nafsu atau mempraktekkan pertapaan.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 7
No comments:
Post a Comment