Hitstat

26 March 2015

1 Timotius - Minggu 6 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 6:11-21


Satu Timotius 6:11 mengatakan, "Tetapi engkau hai manusia (milik) Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan (iman), kasih, kesabaran, dan kelembutan." Di satu pihak, Paulus berpesan kepada Timotius untuk menjauhi hal-hal tertentu, dan di pihak lain, mengejar hal-hal lainnya. Timotius harus menjauhi hal-hal negatif yang telah disebutkan sebelumnya dalam Surat Kiriman ini. Ia harus mengejar keadilan, ibadah, iman, kasih, kesabaran, dan kelembutan. Sungguh bermakna bahwa Paulus tidak menyuruh Timotius untuk mengejar kuat kuasa, karunia, mukjizat, dan latihan teologi. Selanjutnya, seperti yang akan kita nampak, dalam ayat 12 Paulus tidak menyuruh Timotius berjuang demi teologi atau merebut pengetahuan doktrinal yang telah ia kumpulkan. Akan tetapi, banyak orang Kristen hari ini mengejar kuat kuasa, memperjuangkan doktrin, dan mempertahankan pengetahuan teologi, dan mereka berpesan kepada generasi muda untuk berbuat hal yang sama. Mereka juga mempromosikan karunia alamiah, talenta, dan kecakapan-kecakapan. Tetapi dalam Kitab 1 Timotius sangat sedikit disebutkan kecakapan manusia. Mengenai kepenatuaan, Paulus memberi tahu Timotius bahwa seorang penatua harus pandai mengajar. Hal ini mengacu kepada kemampuan memberi petunjuk kepada orang lain seperti orang tua menolong anaknya dalam menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Yang ditekankan Paulus dalam Kitab 1 Timotius pasti bukanlah kuat kuasa, karunia, atau kecakapan alamiah.

Paulus berpesan kepada Timotius untuk mengejar keadilan, ibadah, iman, kasih, kesabaran, dan kelembutan. Keadilan mengacu kepada benar di hadapan Allah dan manusia berdasarkan tuntutan-Nya yang adil dan serius. Bila kita ingin menjadi orang-orang yang menggenapkan ekonomi Allah bagi pembangunan gereja-gereja lokal sebagai ekspresi Kristus, kita harus mengejar keadilan. Kita harus menuntut supaya benar di hadapan Allah dan manusia.

Setelah itu, kita harus mengejar ibadah, pengekspresian Allah. Dalam 4:7 Paulus menyuruh Timotius untuk melatih dirinya beribadah. Seorang manusia milik Allah tidak seharusnya mengejar kuat kuasa atau karunia-karunia mukjizat. Sebaliknya, ia harus mengejar keadilan dan ibadah, ia harus menuntut menjadi benar terhadap Allah dan manusia agar menjadi ekspresi yang hidup dari Allah dalam segala hal. Ini adalah menempuh hidup sehari-hari yang menyatakan Allah.

Dalam ayat 11 Paulus menyebutkan iman (kesetiaan, LAI) setelah ibadah. Iman mengacu kepada percaya kepada Allah dan firman-Nya, dan bersandar kepada-Nya dan firman-Nya. Sebagaimana telah kita tunjukkan, iman melibatkan kesatuan organik dengan mengontak Allah melalui firman dan di dalam Roh. Karena itu, iman menunjukkan kesatuan yang hidup. Kita harus mengejar kesatuan organik dengan Allah Tritunggal, bukan mengejar pekerjaan besar.

Paulus juga membicarakan kesabaran dan kelembutan. Kita harus mengejar kesabaran, kemampuan menahan penderitaan dan penganiayaan, dan juga mengejar kelembutan, yang merupakan sikap yang tepat dalam menghadapi penentangan. Sudah pasti bahwa jika kita menempuh hidup ibadah, kita akan menderita. Dunia menentang Allah. Jika kita memperhidupkan Allah dan juga menyatakan Allah, mengekspresikan Dia, kita akan ditentang dan diserang oleh dunia yang tanpa Allah. Jadi, kita harus mengejar kesabaran, juga harus mengejar kelembutan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 12

No comments: