Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 5:1-16
Rasul-rasul dapat
menegur para penatua yang berbuat dosa (ay. 20) menunjukkan
bahwa rasul-rasul mempunyai wewenang atas penatua. Ungkapan "di depan
semua orang" mengacu kepada seluruh gereja. Penatua yang berdosa harus
menerima teguran di muka umum karena kedudukannya yang terbuka. Jika seorang penatua
ditegur di depan umum, para penatua yang lainnya akan "takut".
Penatua dalam gereja lokal adalah
wakil kuasa Allah. Menanggulangi penatua adalah perkara yang serius di hadapan Allah.
Karena itu, rasul dengan serius menasihati Timotius di hadapan Allah, Kristus, dan
malaikat-malaikat, agar dia melaksanakan penanggulangan itu, supaya
malaikat-malaikat pilihan, yaitu malaikat-malaikat yang baik yang memiliki otoritas
Allah, dapat melihat bahwa otoritas-Nya ditegakkan dan dijaga di antara
orang-orang yang ditebus-Nya di bumi (ay. 21).
Paulus menggunakan istilah "malaikat-malaikat
pilihan" menunjukkan bahwa di sini ia berurusan dengan pengelolaan,
pemerintahan, dan kekuasaan. Kitab Daniel menunjukkan bahwa malaikat-malaikat pilihan
adalah penguasa-penguasa, wakil-wakil pemerintahan Allah. Paulus dengan sengaja
memakai istilah "malaikat-malaikat pilihan" untuk menunjukkan bahwa di
sini perintah-perintahnya berhubungan dengan pengelolaan, pemerintahan dan kekuasaan
di dalam gereja. Paulus bukan hanya berpesan kepada Timotius di hadapan Allah
dan Kristus Yesus, tetapi juga berpesan kepada dia di hadapan malaikat-malaikat
pilihan.
Paulus berpesan kepada Timotius
dalam ayat 21 untuk "memperhatikan
petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa
memihak." Di satu pihak, Timotius tidak boleh memihak orang yang mengajukan
tuduhan atas seorang penatua. Mempercayai mereka secara tergesa-gesa berarti
berprasangka. Di pihak lain, Timotius tidak boleh memihak. Karena itu, dalam
menangani suatu tuduhan atas seorang penatua, ada tiga hal yang harus ditaati: pertama,
harus ada dukungan dari dua atau tiga saksi; kedua, tidak boleh berprasangka; dan
ketiga, jangan melakukan apa pun dengan memihak. Jangan memberikan kepercayaan secara
pribadi kepada penuduh-penuduh, dan jangan memberikan dukungan apa pun kepada
tertuduh.
Untuk menuruti perintah ini, Timotius dinasihatkan agar
tidak bertindak tergesa-gesa (ay. 22). Kita telah nampak bahwa penumpangan tangan
mempunyai dua fungsi, kesatuan dan penyaluran. Menurut konteks ayat sebelumnya,
penumpangan tangan di sini terutama mengacu kepada penumpangan tangan atas diri
penatua. Hal ini tidak boleh dilakukan dengan tergesa-gesa.
Pengertian pesan rasul kepada
Timotius dalam kedua ayat ini adalah jangan terburu-buru memuji orang, karena dosa-dosanya
belum tersingkap secara terbuka, juga jangan terburu-buru menghukum orang,
karena perbuatan baiknya belum terungkap. Sering kali perbuatan-perbuatan dosa
dari seseorang itu tersembunyi. Perlu waktu untuk menyingkapkannya. Akan tetapi,
kadang-kadang perbuatan baik seseorang juga tersembunyi, kemungkinan tertutup
oleh tuduhan-tuduhan palsu dan desas-desus. Juga diperlukan waktu untuk
menghalau kebohongan dan membawa situasi yang sebenarnya ke dalam terang. Jadi,
janganlah kita mengambil keputusan yang terburu-buru, apakah seorang penatua itu
benar atau salah. Sebaliknya, kita perlu menunggu dan membiarkan waktu yang
menyingkapkan situasinya.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 10
No comments:
Post a Comment