Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 4:1-5
Dalam ayat 8 Paulus meneruskan, "Latihan jasmani
terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung
janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." "Terbatas" berlawanan dengan "segala
hal", menunjukkan beberapa hal saja, berguna terhadap bagian kecil dari
diri manusia. "Segala hal" bukan hanya merupakan salah satu bagian
dari diri kita, melainkan dari seluruh bagian -- jasmani, jiwani, dan rohani,
yang sementara dan yang kekal, janji hidup saat ini, zaman ini, seperti janji
dalam Matius 6:33; Yohanes 16:33; Filipi 4:6-7; 1 Petrus 5:8-10, dan
sebagainya. Janji hidup yang akan datang, zaman yang akan datang dan dalam kekekalan,
seperti janji dalam 2 Petrus 1:10-11; 2 Timotius 2:12; Wahyu 2:7, 17; 21:6-7
dan sebagainya. Janji dalam Markus 10:29-30 mencakup hidup saat ini dan hidup
dalam zaman yang akan datang.
Saya tetap ingin menganjuri
kalian untuk membuang perkataan duniawi dan dongeng nenek-nenek tua yang
sia-sia. Sampai-sampai membicarakan doktrin jaminan kekal, juga hanya merupakan
dongeng nenek-nenek tua. Setelah sidang mungkin ada orang akan bertanya kepada kita,
"Aku telah mengikuti sidang beberapa kali, tetapi belum pernah
mendengarkan sebuah berita yang membicarakan jaminan yang kekal. Bagaimana
pendapat kalian tentang hal ini?" Yang lain mungkin akan membahas Sabat
hari ketujuh. Itu juga termasuk dongeng nenek-nenek tua.
Melatih diri sendiri
mencapai ibadah adalah perkara yang sangat penting. Batin kita perlu diberi
makan, luar kita perlu ibadah. Kita harus mendapatkan Kristus sebagai tunjangan
makanan, kemudian kehidupan kita seharusnya mengekspresikan Allah.
Walaupun Timotius masih
muda, dia diberi pesan oleh Paulus untuk memikul tanggung jawab dalam
memperhatikan pembangunan gereja lokal dan menetapkan penatua dan diaken. Untuk
melaksanakan tanggung jawab demikian, dia diberi pesan agar tidak kekanak-kanakan,
melainkan harus menjadi teladan bagi kaum beriman; menjadi teladan orang
beriman dalam perkataan, tingkah laku, kasih, iman, dan kemurnian. Ia harus
murni tanpa campuran, di dalam motivasi dan tingkah lakunya.
Paulus mengatakan tentang
karunia yang ada "di dalammu" (ay. 14), ini menunjukkan bahwa
karunia ini bukan kemampuan lahiriah, melainkan suatu kekuatan batiniah dari
hayat yang memungkinkan seseorang melayani orang lain. Ini bukan karunia
mukjizat, seperti karunia berbahasa lidah dan karunia menyembuhkan (1 Kor. 12:28),
melainkan karunia dari anugerah, seperti karunia mengajar dan karunia
menasihati (Rm. 12:7-8).
Karunia ini diberikan
melalui nubuat ketika penatua menumpangkan tangan. Penumpangan tangan memiliki
dua fungsi: yang satu adalah untuk penyatuan, seperti dalam Imamat 1:4, dan
yang lain untuk penyaluran, seperti yang dikatakan di sini. Penyaluran berdasar
pada penyatuan; tanpa penyatuan, sama sekali tidak ada penyaluran. Melalui
penyatuan yang dinyatakan dengan penumpangan tangan penatua-penatua dan rasul
Paulus (2 Tim. 1:6), karunia dari anugerah disalurkan kepada Timotius.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 8
No comments:
Post a Comment