Pembacaan
Alkitab: 1 Ptr. 4:17
Satu Petrus 4:17 dikatakan, "Karena sekarang telah tiba
saatnya penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri. Jika penghakiman itu
dimulai pada kita, bagaimana pula kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya
pada Injil Allah?" Dari ayat ini kita dapat mengetahui adanya
penanggulangan pemerintahan Allah yang berbeda. Terhadap rumah‑Nya, yakni anak‑anak‑Nya,
Ia menggunakan satu cara dan waktu, dan terhadap orang‑orang yang tidak percaya
pada Injil, Ia menggunakan cara dan waktu yang lain. Meskipun kita telah
beroleh selamat, telah menjadi isi keluarga Allah, tidaklah berarti bahwa kita
tidak akan dihakimi lagi oleh Allah. Sebaliknya, ayat ini mengatakan bahwa
penghakiman Allah dimulai dari rumah‑Nya. Jika Allah tidak memperlakukan anak‑anak‑Nya
secara adil, bagaimanakah Ia dapat menghakimi orang yang tidak percaya dan yang
menentang‑Nya? Pada prinsipnya, untuk menghakimi orang kafir secara adil, Allah
harus terlebih dahulu menghakimi anak‑anak‑Nya dengan adil.
Tujuan Allah bukan ingin memiliki alam semesta yang dipenuhi
dengan manusia yang rapi, bersih, benar, dan tanpa dosa, melainkan ingin
menanamkan diri‑Nya ke dalam umat pilihan‑Nya, agar mereka menjadi anak‑anak‑Nya.
Begitu kita menjadi anak‑anak‑Nya melalui kelahiran kembali, yakni memiliki
hayat Allah sebagai benih dan isi kita, kita perlu bertumbuh dengan dan ke
dalam Allah dan dipenuhi oleh unsur ilahi‑Nya, sehingga kita mencapai pengubahan
yang sempurna. Allah tidak ingin memperoleh segolongan manusia yang bersih dan
benar, melainkan segolongan manusia yang dipenuhi oleh diri‑Nya dan dibangun di
dalam‑Nya. Iblis datang untuk merusak pekerjaan Allah dengan dosa, dunia, dan
ego. Karena itu, jika kita ingin bertumbuh di dalam hayat Allah, kita harus
membenci dosa, menolak dunia, dan menyangkal ego. Tujuan menanggulangi dosa
bukan sekadar membersihkan dosa itu sendiri, melainkan untuk menyingkirkan
halangan yang berasal dari Iblis terhadap pertumbuhan hayat Allah. Maka pengampunan
dosa adalah hal sekunder, yang primer ialah terlepasnya kita dari penghalangan
dosa, agar kita dapat bertumbuh di dalam hayat Allah. Andaikata Anda berdosa,
asalkan Anda bertobat dan mau maju terus bersama Tuhan, Allah pasti mengampuni
dosa Anda oleh karena penebusan Kristus, Anda tidak usah khawatir. Tujuan Allah
bukan hanya mengampuni dosa Anda, Ia pun ingin membawa Anda maju, agar Anda
dapat bertumbuh di dalam hayat‑Nya. Kita semua adalah manusia dan mudah
tergelincir ke dalam dosa. Tetapi bila kita damba bertumbuh di dalam hayat,
Allah akan dengan spontan membereskan dosa‑dosa kita dan membersihkan kita
dengan darah Yesus. Namun jika kita tidak mau bertumbuh, hanya ingin beroleh
pengampunan belaka, Allah pun bisa mengampuni kita karena Ia setia janji, hanya
saja kita tidak dapat berada dalam penggenapan kehendak‑Nya. Hanya memperoleh
pengampunan dosa di aspek negatif tidaklah dapat menggenapkan kehendak Allah.
Kita masih perlu bertumbuh dan memasuki perhentian hari Sabat.
Matius 25 memuat dua buah perumpamaan yang berhubungan dengan
kita, yakni perumpamaan sepuluh gadis dan perumpamaan talenta. Perumpamaan
sepuluh gadis menggambarkan kehidupan yang harus kita miliki, sedang
perumpamaan talenta menggambarkan pekerjaan yang harus kita miliki. Kehidupan
kita harus seperti gadis yang bijak dan pekerjaan kita harus seperti hamba yang
setia. Dalam perumpamaan sepuluh gadis, kita nampak betapa kita perlu memiliki
kehidupan yang berjaga‑jaga, yaitu senantiasa mengemban kesaksian dan keluar
dari dunia ini untuk menyambut Tuhan. Perumpamaan ini juga mewahyukan bahwa
tidak hanya roh kita harus dinyalakan oleh Roh Allah, tetapi wadah kita, yakni
jiwa kita, juga harus diubah oleh bagian ekstra Roh pemberi hayat.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 23
No comments:
Post a Comment