Pembacaan
Alkitab: Ibr. 4:12
Penulis Surat Ibrani tiba-tiba berkata dalam 4:12, "Sebab
firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana
pun; ia menusuk sangat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi‑sendi dan
sumsum; ia sanggup menilai pikiran dan niat hati kita." Kata
"sebab" pada awal ayat ini mengaitkannya dengan ayat yang di
depannya. Mengapa di sini penulis tiba‑tiba menyinggung firman Allah? Karena
janji dalam Mazmur 95 adalah firman Allah. Tiap kali kita membaca Alkitab, bagi
kita itu seharusnya hidup, kuat, bahkan cukup tajam untuk memisahkan dan
membedakan apa yang terkandung dalam hati kita. Jika tidak demikian, berarti
kita belum menjamah firman Allah sesungguhnya, hanya melihat huruf‑huruf hitam
di atas kertas putih saja. Huruf hitam yang tercetak di atas kertas putih
tidaklah mengandung kehidupan dan kekuatan. Setiap kata dalam Alkitab harus
merupakan firman Allah yang hidup dan berkhasiat. Bagaimana kita mengetahui
bahwa firman Allah yang kita jamah bukan hanya huruf cetakan belaka? Kita
mengetahuinya karena firman yang kita jamah itu hidup dan kuat, bahkan memisahkan
jiwa dengan roh kita. Inilah suatu prinsip yang penting.
Firman Allah yang hidup harus menusuk ke dalam kita, dan
memisahkan roh dan jiwa kita. Hidup gereja mutlak berada dalam roh. Kita mudah
sekali merosot ke dalam agama. Tetapi untuk memasuki hidup gereja perlulah kita
tertusuk dan terpisah oleh firman Allah yang hidup. Hanya firman Allah yang
dapat memisahkan jiwa dengan roh kita. Jiwa kita seperti kertas perekat lalat
yang lengket, ia sangat mudah melekat pada roh kita. Karena itu, kita perlu firman
Allah yang hidup untuk menusuk dan memisahkan. Sering kali ketika Allah datang
kepada kita, roh kita bereaksi. Namun, jiwa kita juga bereaksi, terutama di
dalam pikiran kita. Tuhan mungkin berkata di dalam roh kita, "Serahkanlah
dirimu kepada gereja!" Tetapi jiwa yang lengket itu akan berkata melalui
pikiran, "Hati-hati. Jangan terlalu percaya kepada gereja. Bukankah para
saudara yang memimpin juga melakukan kesalahan seperti orang lain. Lihat
Saudara A. Ia memang baik, tetapi ia tidak sempurna." Bila pikiran kita
bergerak demikian, kita segera mulai terkatung‑katung. Hanya Allah yang
berbelas kasih dan setia, yang dengan firman hidup menusuk ke dalam lubuk kita,
barulah kita dapat dibebaskan dari pikiran yang terkatung‑katung itu. Itulah
sebabnya kita perlu Alkitab. Ketika kita membaca Alkitab, kalau Alkitab tidak
hidup dan tidak mengandung kuat kuasa, pasti ada yang salah. Meskipun banyak
orang Kristen menganggap Alkitab sebagai buku cetakan belaka, namun dari hari
ke hari kita memanfaatkannya sebagai firman Allah yang hidup.
Firman hidup Allah lebih tajam daripada pedang bermata dua yang
mana pun (Ef. 6:17), dapat menusuk ke dalam batin dan memisahkan jiwa
dari roh kita, bahkan sanggup membedakan pikiran dan niat hati kita. Sering
kali firman Allah membedakan pikiran kita yang kacau. Pikiran kita tidak
semuanya berasal dari neraka, dan tidak semua niat kita berasal dari ego.
Adakalanya ada beberapa pikiran berasal dari surga, dan ada beberapa niat
tertuju pada Allah. Namun sering kali pikiran dan niat kita bercampur aduk,
karena itu perlu firman Allah yang hidup, yang berkhasiat, dan tajam itu
menusuk ke dalamnya dan membedakan pikiran dan niat itu, sehingga kita tahu mana
yang berasal dari diri sendiri dan untuk diri sendiri, serta mana yang berasal
dari Allah dan untuk Allah. Bersandar diri kita sendiri, kita tidak dapat
membedakannya. Namun bila firman Allah yang hidup itu masuk ke dalam kita, mudahlah
kita membedakan mana pikiran yang bukan berasal dari Allah dan mana niat yang
berasal dari Iblis.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 25
No comments:
Post a Comment