Pembacaan
Alkitab: Kej. 6:5; Yoh. 16:6; Kis. 11:23; Ibr. 10:22
Kalau tubuh adalah organ lahiriah kita untuk menghubungi dunia
materi, maka roh adalah organ batiniah untuk menghubungi Allah (Za. 12:1; Ayb.
32:8; Ams. 20:27; Yoh. 4:24; Rm. 1:9; Yeh. 36:26). Kita adalah seorang manusia,
yakni satu jiwa yang mengandung dua organ ‑ tubuh yang di luar dan roh yang di
dalam. Roh merupakan satu unit lengkap yang tersusun dari tiga bagian yang
mengandung tiga fungsi, yaitu hati nurani, persekutuan (komunikasi) dan intuisi
(perasaan langsung). Kita semua tidak asing dengan fungsi hati nurani, yang
dapat membedakan benar atau salahnya suatu hal, menuduh atau membenarkan. Persekutuan
adalah komunikasi kita dengan Allah, ini juga tidak sukar dimengerti. Dalam roh
kita ada suatu fungsi yang membuat kita dapat berkontak dengan Allah. Namun
terhadap intuisi, kita tidak begitu mudah memahaminya. Intuisi adalah semacam
perasaan atau pengetahuan langsung. Dalam roh kita terdapat suatu perasaan
langsung yang datangnya bukan karena pengaruh lingkungan dan latar belakang
atau alasan apa saja. Jadi intuisi adalah perasaan langsung yang berasal dari
Allah, atau suatu pengetahuan yang langsung datang dari Allah. Maka kita dapat
mengenal roh melalui hati nurani, persekutuan, dan intuisi.
Roh adalah bagian manusia yang terdalam, yakni organ rohani yang
dapat berhubungan dengan Allah. Kita dilahirkan kembali di dalam roh (Yoh.
3:6). Roh Kudus tinggal dan bekerja di dalam roh kita (Rm. 8:16). Menikmati
Kristus di dalam anugerah juga terjadi di dalam roh (2 Tim. 4:22; Gal. 6:18).
Karena itu, penulis Ibrani menasihati kaum beriman Ibrani agar jangan lagi
berkeliaran atau mengembara di dalam jiwa, tetapi berusaha keras untuk masuk ke
dalam roh, mengambil bagian dan menikmati Kristus yang surgawi.
Hati bukanlah bagian terpisah yang berada di luar roh dan jiwa,
melainkan yang tersusun dari semua bagian jiwa ditambah dengan hati nurani
(yakni bagian pertama dari roh). Maka hati ini tersusun dari hati nurani,
pikiran untuk berpikir, tekad untuk berkemauan, dan emosi. Seorang manusia
tersusun dari tiga bagian utama, yaitu roh, jiwa, dan tubuh, sedangkan hati
bukanlah bagian yang keempat. Mengenai hati nurani, Ibrani 10:22 mengatakan
hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat. Bila kita menginginkan
sebuah hati yang bersih, haruslah kita terlebih dulu memiliki sebuah hati
nurani yang tidak berhutang atau tercela. Hati nurani kita harus dipercik atau
dibasuh agar kita memiliki hati yang bersih. Satu Yohanes 3:20 mengatakan bahwa
hati kita bisa menuduh kita, juga membuktikan hal ini. Karena menegur adalah
fungsi hati nurani, maka Yohanes 3:20 membuktikan bahwa hati nurani adalah
bagian dari hati. Jadi, kita memiliki cukup banyak ayat Alkitab sebagai dasar
untuk membuktikan bahwa hati kita tersusun dari ketiga bagian jiwa ditambah
dengan bagian utama dari roh.
Sekarang kita mengerti mengapa dalam Ibrani 4:12 penulis Surat
Ibrani tiba‑tiba mengatakan firman Allah yang hidup menusuk sangat dalam,
memisahkan jiwa dan roh kita serta membedakan pikiran dan niat hati kita. Ia
tahu bahwa kaum beriman Ibrani bimbang tidak menentu, terkatung‑katung di dalam
jiwa dan mengabaikan roh. Namun, Perjanjian Baru seluruhnya perihal dalam roh,
bukan dalam jiwa. Perjanjian Baru sepenuhnya bersifat surgawi, sedikit pun
tidak bersifat bumiah. Setiap hal yang bumiah berhubungan dengan tubuh dan
pikiran. Agama Yahudi bersifat bumiah. Sebagai agama yang bumiah, agama Yahudi
sesuai dengan konsepsi alamiah manusia. Sebaliknya, Perjanjian Baru bersifat
surgawi, juga rohani. Bila kita ingin menjamah hal‑hal surgawi, kita harus
berada di dalam roh. Efesus 2:6 mengatakan bahwa kita duduk bersama Kristus di
surga. Namun jika kita berada dalam pikiran, kita tidak mungkin berada di
surga. Dalam pikiran, kita hanya dapat mengunjungi berbagai tempat di bumi
secara mental, tetapi tidak mungkin menjamah hal‑hal surgawi. Hanya dalam roh
barulah kita dapat menjamah hal‑hal surgawi.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 25
No comments:
Post a Comment