Pembacaan
Alkitab: Ibr. 7:1-3
Bila kita ingin mengerti hal‑hal dalam Alkitab, haruslah kita
meneliti asal usulnya, yaitu melihat di mana hal itu dikatakan dalam Alkitab
untuk kali pertama. Sebab pada penampilannya yang pertama terkandung prinsip
azasi hal tersebut. Walaupun Surat Ibrani mengatakan tentang Melkisedek, bila
kita ingin mengenalnya, kita perlu memeriksa Kejadian 14, yakni tempat
Melkisedek dan masalah imamat disebut untuk kali pertama. Ibrani 7
mengembalikan kita ke Kejadian 14, yakni ketika Melkisedek, raja kebenaran dan
raja damai bertemu dengan Abraham yang baru mengalahkan raja-raja. Meskipun
Melkisedek adalah seorang raja, tetapi pada waktu itu ia tidak datang dengan
status raja, melainkan sebagai imam Allah yang Mahatinggi dengan membawa roti
dan anggur. Hal ini maknanya sangat dalam. Dalam Alkitab roti menyatakan suplai
hayat. Tuhan Yesus berkata, "Akulah roti hidup" (Yoh. 6:35),
berarti Ia adalah roti yang turun dari surga untuk mengaruniakan hayat
kepada kita. Dalam Alkitab anggur melambangkan darah yang menggenapkan
penebusan, untuk meleraikan haus kita. Sebagai manusia yang jatuh, kita berada
di bawah hukuman Allah. Api hukuman keadilan Allah membakar di dalam kita
sehingga kita merasa haus. Karena kehausan kita berasal dari hukuman Allah,
maka air dunia tidak mungkin meleraikannya. Kehausan kita hanya dapat
dileraikan oleh air hayat. Anggur bukan air, melainkan cairan hayati, yang
berasal dari buah anggur, yakni suatu benda berhayat. Maka Tuhan Yesus memilih
anggur sebagai lambang darah penebusan-Nya, kata-Nya, "Minumlah, kamu
semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah‑Ku, darah perjanjian, yang
ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa‑dosa" (Mat. 26:27‑28).
Kedatangan Melkisedek dengan menyuplaikan roti dan anggur kepada Abraham,
bapa kaum terpanggil, melambangkan kedatangan Kristus sebagai Allah yang telah
melalui proses, menyuplaikan diri‑Nya ke dalam kita. Ia melalui proses di atas
salib sehingga menjadi suplai hayat kita dan anggur penebusan untuk meleraikan
kehausan kita di bawah hukuman Allah. Dialah Allah Penebus, yang menyalurkan
diri‑Nya ke dalam kita, menjadi suplai dan kepuasan kita.
Pada hari Paskah, orang harus membubuhkan darah dan memakan roti
tidak beragi. Roti dan anggur yang diberikan kepada kita berasal dari hari
Paskah. Ini berarti Kristus, Imam Besar kita hari ini menyuplaikan hasil penebusan‑Nya
ke dalam kita. Ia mati bagi kita, mempersembahkan tubuh‑Nya, dan mengalirkan
darah‑Nya. Semuanya itu telah dilakukan‑Nya sebelum Ia kembali kepada Allah
Bapa. Menurut Surat Ibrani, Kristus mempersembahkan diri‑Nya hanya satu kali
sebagai kurban penghapus dosa dan telah membereskan masalah dosa untuk
selamanya. Kemudian Ia membawa darah‑Nya sendiri ke dalam tempat yang maha
kudus di surga dan memercikkannya di hadirat Allah, sehingga penebusan pun
genaplah. Kini, ditinjau dari segi penebusan, Kristus tidak perlu berbuat apa‑apa
lagi. Kini Ia duduk di sebelah kanan Allah. Namun, Ia tetap perlu menjadi Imam
Besar kita, bukan datang kepada Allah, melainkan datang kepada kita. Kedatangan‑Nya
bukan untuk menanggulangi dosa‑dosa kita, tetapi menyuplaikan roti dan anggur,
yakni diri‑Nya sendiri yang telah melalui proses kematian dan kebangkitan,
menjadi suplai dan kepuasan kita. Hal ini jauh melampaui penebusan.
Surat Ibrani juga mewahyukan, meskipun Kristus Sang Sabat ini
telah menggenapkan pekerjaan penebusan, namun Ia sangat aktif sebagai Imam
Besar kita, yaitu menyuplaikan diri‑Nya yang telah melalui proses menjadi roti
dan anggur, ke dalam kita bagi keperluan sehari‑bari kita. Karena itu, Kristus
menjadi Imam Besar bukan menurut aturan Harun, melainkan menurut aturan
Melkisedek. Hari ini Ia bukan Imam Besar yang mempersembahkan kurban-kurban,
melainkan yang menyuplaikan roti dan anggur. Haleluya! Kita memiliki kebenaran
dan damai, namun kebenaran dan damai saja tidak dapat memuaskan kita, kita
masih perlu sesuatu untuk makan dan minum. Kita perlu suplai untuk sehari‑hari.
Maka atas dasar kebenaran dan damai Allah, Melkisedek kita menyuplaikan roti
dan anggur untuk kita makan dan minum. Ia telah menebus kita, kini Ia sedang
merawat kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 28
No comments:
Post a Comment