Pembacaan
Alkitab: Kel. 12:7-8; 16:31-32; 17:6; Ul. 12:9
Karunia keselamatan yang hendak Allah berikan kepada bani Israel
berkaitan dengan tiga tempat: Mesir, yang darinya mereka diselamatkan; padang
gurun, tempat mereka mengembara; dan Kanaan, tempat yang mereka masuki. Sejarah
mereka di ketiga tempat tersebut menandakan tiga tahap dari karunia keselamatan
Allah yang sepenuhnya mereka miliki.
Di Mesir, bani Israel menikmati karunia keselamatan Allah tahap
pertama. Pada hari Paskah, mereka mengalami darah penebusan dosa dari anak
domba (Kel. 12:7) dan daging anak domba yang bergizi (Kel. 12:8), dan diselamatkan
dari hukuman keadilan Allah. Ketika mereka keluar dari Mesir dan menyeberang
Laut Merah, mereka terlepas dari perhambaan dan kekejaman Mesir. Setelah
menyeberang Laut Merah, mereka menjadi bangsa yang bebas dan merdeka. Di satu pihak,
mereka semuanya telah beroleh selamat. Walaupun demikian, dalam karunia
keselamatan Allah yang kaya, yang mereka nikmati hanya sepertiganya. Walaupun
mereka telah diselamatkan dari hukuman Allah dari perhambaan Firaun, namun
bagaimana dengan kehendak Allah yang kekal? Bagaimana dengan ekspresi dan
kekuasaan Allah? Pada waktu itu, Kemah Pertemuan belum dibangun; pemerintahan
ilahi Allah belum didirikan di bumi ini. Karena itu, walau bani Israel telah
diselamatkan dari Mesir, mereka masih harus mengalami kedua tahap lainnya dari
karunia keselamatan Allah untuk dapat menggenapkan kehendak kekal Allah.
Setelah umat Israel diselamatkan dari Mesir, di mana mereka
memakan domba Paskah dan roti tidak beragi, mereka lalu mengalami keselamatan
melalui padang gurun. Mereka perlu menikmati, mengambil bagian dalam, dan
mengalami Kristus lebih banyak, seperti dilambangkan oleh manna dan batu karang
yang mengalirkan air hidup. Setelah mengeluarkan mereka dari Mesir, Allah lalu
membawa mereka memasuki tahap kedua, itulah yang dilambangkan oleh padang
gurun. Di padang gurun barulah mereka bisa menikmati manna sebagal makanan
(Kel. 16:31‑32), dan air yang meleraikan dahaga (Kel. 17:6).
Sesudah mengembara di padang gurun, bani Israel menyeberang Sungai
Yordan dan memasuki Tanah Permai Kanaan. Itulah tahap ketiga dalam keselamatan
mereka. Dalam tahap ketiga, di dalam tanah permai, yang mereka nikmati lebih
tinggi daripada apa yang mereka nikmati sebelumnya, yakni anak domba, roti
tidak beragi, manna, dan air hidup; kini mereka menikmati hasil bumi Tanah Kanaan.
Walaupun mereka tiap hari makan manna di padang gurun selama 40 tahun, namun
segera setelah memasuki tanah permai, manna terhenti dan mulailah mereka menikmati
hasil bumi tanah yang almuhit itu (Yos. 5:11‑12). Anak domba Paskah, manna
surgawi, air hidup, dan hasil tanah permai Kanaan, semuanya merupakan lambang
kekayaan Kristus dalam berbagai aspeknya. Haleluya atas kenikmatan yang kaya
atas Kristus, dalam berbagai tahap karunia keselamatan.
Dalam keselamatan tahap ketiga, keselamatan memasuki Kanaan, bani
Israel telah masuk ke dalam perhentian (Ul. 12:9). Semua kenikmatan yang kaya
atas Kristus dalam ketiga tahap keselamatan ini ialah untuk memperoleh tanah
permai agar di sana dapat dibangun Bait Allah, sehingga Allah beroleh ekspresi
dan pemerintahan. Keselamatan Allah yang sempurna dan kenikmatan yang kaya atas
Kristus adalah untuk ekspresi dan Kerajaan Allah. Keselamatan dari Mesir,
melalui padang gurun, dan memasuki tanah permai mutlak untuk ekspresi dan
Kerajaan Allah. Seperti telah kita nampak, di mana ada ekspresi dan Kerajaan
Allah, di situ ada perhentian hari Sabat. Bila kemuliaan Allah memenuhi rumah‑Nya,
yaitu Bait Suci, seluruh umat‑Nya pun menikmati perhentian dalam hadirat‑Nya.
Allah dan umat‑Nya yang beroleh selamat menikmati perhentian. Jadi, kita nampak
jelas bahwa ketiga tahap dalam karunia keselamatan Allah adalah untuk ekspresi
dan kerajaan‑Nya, agar Ia beserta umat‑Nya yang beroleh selamat bersama‑sama
mendapatkan perhentian.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 26
No comments:
Post a Comment