Pembacaan
Alkitab: Ibr. 5:1, 4-6
Harun tidak mengambil kehormatan bagi dirinya sendiri untuk
menjadi Imam Besar, melainkan berdasarkan panggilan dan ketetapan Allah (5:4,
1). Terlebih pula halnya dengan Kristus. Ia bukan memuliakan diri‑Nya sendiri
untuk menjadi Imam Besar, melainkan Ia dilantik oleh Allah menjadi Imam Besar
menurut aturan Melkisedek dalam kebangkitan‑Nya (5:5‑6). Sebagai Imam Besar,
Harun mengurus hal‑hal yang berkaitan dengan Allah untuk umat Israel (ayat 1).
Kristus lebih unggul daripadanya dalam hal melayani segala urusan kita di
hadapan Allah. Harun mempersembahkan kurban penghapus dosa bagi seluruh umat
dan dirinya sendiri, yang merupakan lambang belaka (5:1, 3). Kristus dalam
realitasnya mempersembahkan diri‑Nya sendiri sebagai kurban penghapus dosa.
Dalam 5:2 dikatakan bahwa sebagai imam besar, "Ia harus
dapat mengerti orang‑orang yang tidak tahu apa‑apa dan sesat, karena ia sendiri
penuh dengan kelemahan." Walaupun tidak dipengaruhi oleh kelemahan
seperti Imam Besar yang dipilih dari antara manusia, Kristus sebagai Imam Besar
kita, telah dicobai dalam segala hal seperti kita. Karena itu, Dia dapat
bersimpati kepada kelemahan kita, membelaskasihani kita, orang‑orang yang tidak
tahu dan sesat ini.
Sebagai Imam Besar, Kristus dimuliakan oleh Allah melalui
kebangkitan (5:5). Pada Imam Besar yang dipilih dari antara manusia, hanya ada
kehormatan, suatu perkara kedudukan. Tetapi pada Kristus sebagai Imam Besar,
bukan hanya ada kehormatan, juga ada kemuliaan, bukan hanya ada kemustikaan
kedudukan‑Nya, juga ada kemegahan persona‑Nya. Dalam ayat 5 ini terdapat sebuah
kutipan dari Mazmur 2:7 ‑ "Anak‑Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan
pada hari ini." Ini mengacu kepada kebangkitan Kristus (Kis. 13:33),
yang melayakkan Dia menjadi Imam Besar kita. Untuk menjadi Imam Besar kita,
Kristus harus berbagian dalam keinsanian kita, dan juga harus membawa
keinsanian ini masuk ke dalam kebangkitan. Dikatakan dari segi keinsanian‑Nya,
Dia dapat bersimpati kepada kita, membelaskasihani kita (4:15; 2:17). Dikatakan
dari segi keilahian‑Nya, dalam, kebangkitan, Dia dapat melakukan segala sesuatu
bagi kita, dan setia terhadap kita (7:24‑25, 2:17).
Dalam ayat 6 terdapat sebuah kalimat yang dikutip dari Mazmur 110
yang mengatakan, "Engkau adalah Imam untuk selama‑lamanya, menurut
aturan Melkisedek." Ini mengacu kepada kenaikan dan penobatan Kristus
(Mzm. 110:14). Ini adalah syarat yang lebih maju di luar kebangkitan‑Nya, yang
melayakkan‑Nya menjadi Imam Besar kita (7:26). Kristus tidak hanya bangkit dari
antara orang mati, bahkan telah naik ke tempat tertinggi di alam semesta. Bila
kita menjamah‑Nya, kita menjamah Dia, Tuhan yang mengungguli segala‑galanya,
dan kita pun akan mengungguli segala‑galanya. Tarikan bumi, setan‑setan,
penguasa‑penguasa, dan semua hal negatif telah ditaklukkan oleh Dia.
Kristus menjadi Imam, Besar kita adalah menurut aturan Melkisedek
(5:6). Aturan Melkisedek lebih tinggi daripada aturan Harun. Aturan Harun hanya
untuk keimaman dalam keinsanian, sedangkan aturan Melkisedek adalah untuk
keimaman dalam keinsanian dan keilahian.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 28
No comments:
Post a Comment