Pembacaan
Alkitab: Mat. 4:4; Yer. 15:16; 1 Ptr. 2:2
Untuk memahami apa makna firman kebenaran, pertama‑tama kita harus
mempunyai kesan yang mendalam bahwa firman Allah terutama bukan untuk menambah
pengetahuan kita. Bila kita membaca Ibrani 5:11-14, kita akan mengetahui dengan
jelas dan tegas bahwa firman Allah adalah makanan yang bergizi, sebab penulis
mengiaskan firman Allah seperti susu dan makanan keras. Susu dan makanan keras
bukanlah untuk pengetahuan. Orang‑orang tidak mempelajari susu atau makanan
keras, melainkan meminum dan memakannya sebagai makanan bergizi.
Alkitab sendiri membagi firman Allah dalam dua kategori: susu bagi
bayi dan makanan keras bagi mereka yang telah dewasa (5:12‑13). Kepada orang‑orang
Korintus Paulus berkata, ia hanya dapat memberi mereka susu, karena mereka
masih bayi (belum dewasa dalam Kristus) (1 Kor. 3:1-2). Petrus pun
berpegang pada konsepsi serupa, katanya, "Jadilah sama seperti bayi
yang baru lahir, yang selalu menginginkan air susu yang mumi dan rohani." (1
Ptr. 2:2). Dalam Ibrani 5:12 susu mengacu kepada asas‑asas pokok dari penyataan
Allah. "Asas‑asas pokok" berarti "unsur dasar" atau
"hal‑hal dasar". Misalnya, pelajaran kedua puluh enam huruf abjad,
atau pengenalan angka‑angka dari satu sampai sepuluh, itulah pelajaran dasar.
Kalau Anda membicarakan masalah filsafat dengan anak kecil, tentu Ia tidak bisa
mengerti.
"Asas‑asas pokok dari perkataan Allah" dalam 5:12 ialah
"asas‑asas pertama ajaran tentang Kristus" dalam 6:1. Semua ini
merupakan istilah‑istilah khusus dalam Surat Ibrani. Dalam pengenalan terhadap
Kristus juga ada tingkat awalnya, sama seperti tingkat pendidikan. Ada sebagian
anak kecil hanya mengenal sepuluh angka, mereka masih belum bisa mengerjakan
soal pertambahan yang sederhana. Begitu pula, dalam pendidikan kerohanian kita
juga ada tingkatan awalnya, yaitu awal ajaran tentang Kristus. Banyak orang
Kristen hanya bisa berkata, "Kristus telah mati untukku. Aku seorang
berdosa yang seharusnya masuk neraka, tetapi Allah mengasihiku dan mengutus
Yesus untuk mati di atas salib karena dosa‑dosaku. Sekarang aku telah percaya
kepada‑Nya dan aku telah beroleh selamat." Inilah asas‑asas pertama ajaran
tentang Kristus. Alangkah miskinnya keadaan kebanyakan orang Kristen hari ini!
Mereka bahkan tidak bisa membedakan Roh Kudus dengan roh manusia. Setiap kali
mereka membaca istilah "roh", mereka anggap itu Roh Kudus. Selain
itu, mengenai Roh Kudus, mereka pun tidak kenal istilah "Roh pemberi-hayat".
Seolah‑olah ketika mereka membaca 1 Korintus 15:45 yang mengatakan bahwa Adam
yang akhir menjadi "Roh yang menghidupkan" (Roh pemberi-hayat),
mereka menutup mata dan mengabaikannya begitu saja. Mungkin pula orang lain
menganjuri Anda kalau membaca Perjanjian Baru mulai dari Matius 1:18, lalu
membaca lagi sedikit dalam pasal 2, yang mengisahkan kunjungan orang‑orang
Majus dan pembaptisan Yesus dalam pasal 3. Pasal‑pasal 13, 24, dan 25 mungkin
Anda lompati lagi, karena pasal‑pasal itu sulit dimengerti. Pasal 26 mungkin
Anda perhatikan sedikit, dan boleh jadi Anda mengucurkan sedikit air mata
ketika membaca kisah tersalibnya Tuhan Yesus dalam pasal 27, lalu merasa
gembira ketika membaca kisah kebangkitan‑Nya dalam pasal 28. Ketika Anda tiba
pada pasal terakhir dari Injil Matius, Anda lalu mengira Tuhan Yesus telah naik
ke surga. Padahal Matius tidak mengatakan Tuhan Yesus naik ke surga. Tetapi
menurut pikiran Anda yang tradisional, kisah kenaikan Tuhan Yesus itu Anda
tambahkan ke dalamnya. Itulah cara kebanyakan orang Kristen memahami Alkitab
hari ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 29
No comments:
Post a Comment