Hitstat

31 August 2015

Ibrani - Minggu 15 Senin



Pembacaan Alkitab: Mat. 4:4; Yer. 15:16; 1 Ptr. 2:2


Untuk memahami apa makna firman kebenaran, pertama‑tama kita harus mempunyai kesan yang mendalam bahwa firman Allah terutama bukan untuk menambah pengetahuan kita. Bila kita membaca Ibrani 5:11-14, kita akan mengetahui dengan jelas dan tegas bahwa firman Allah adalah makanan yang bergizi, sebab penulis mengiaskan firman Allah seperti susu dan makanan keras. Susu dan makanan keras bukanlah untuk pengetahuan. Orang‑orang tidak mempelajari susu atau makanan keras, melainkan meminum dan memakannya sebagai makanan bergizi.

Alkitab sendiri membagi firman Allah dalam dua kategori: susu bagi bayi dan makanan keras bagi mereka yang telah dewasa (5:12‑13). Kepada orang‑orang Korintus Paulus berkata, ia hanya dapat memberi mereka susu, karena mereka masih bayi (belum dewasa dalam Kristus) (1 Kor. 3:1-2). Petrus pun berpegang pada konsepsi serupa, katanya, "Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu menginginkan air susu yang mumi dan rohani." (1 Ptr. 2:2). Dalam Ibrani 5:12 susu mengacu kepada asas‑asas pokok dari penyataan Allah. "Asas‑asas pokok" berarti "unsur dasar" atau "hal‑hal dasar". Misalnya, pelajaran kedua puluh enam huruf abjad, atau pengenalan angka‑angka dari satu sampai sepuluh, itulah pelajaran dasar. Kalau Anda membicarakan masalah filsafat dengan anak kecil, tentu Ia tidak bisa mengerti.

"Asas‑asas pokok dari perkataan Allah" dalam 5:12 ialah "asas‑asas pertama ajaran tentang Kristus" dalam 6:1. Semua ini merupakan istilah‑istilah khusus dalam Surat Ibrani. Dalam pengenalan terhadap Kristus juga ada tingkat awalnya, sama seperti tingkat pendidikan. Ada sebagian anak kecil hanya mengenal sepuluh angka, mereka masih belum bisa mengerjakan soal pertambahan yang sederhana. Begitu pula, dalam pendidikan kerohanian kita juga ada tingkatan awalnya, yaitu awal ajaran tentang Kristus. Banyak orang Kristen hanya bisa berkata, "Kristus telah mati untukku. Aku seorang berdosa yang seharusnya masuk neraka, tetapi Allah mengasihiku dan mengutus Yesus untuk mati di atas salib karena dosa‑dosaku. Sekarang aku telah percaya kepada‑Nya dan aku telah beroleh selamat." Inilah asas‑asas pertama ajaran tentang Kristus. Alangkah miskinnya keadaan kebanyakan orang Kristen hari ini! Mereka bahkan tidak bisa membedakan Roh Kudus dengan roh manusia. Setiap kali mereka membaca istilah "roh", mereka anggap itu Roh Kudus. Selain itu, mengenai Roh Kudus, mereka pun tidak kenal istilah "Roh pemberi-hayat". Seolah‑olah ketika mereka membaca 1 Korintus 15:45 yang mengatakan bahwa Adam yang akhir menjadi "Roh yang menghidupkan" (Roh pemberi-hayat), mereka menutup mata dan mengabaikannya begitu saja. Mungkin pula orang lain menganjuri Anda kalau membaca Perjanjian Baru mulai dari Matius 1:18, lalu membaca lagi sedikit dalam pasal 2, yang mengisahkan kunjungan orang‑orang Majus dan pembaptisan Yesus dalam pasal 3. Pasal‑pasal 13, 24, dan 25 mungkin Anda lompati lagi, karena pasal‑pasal itu sulit dimengerti. Pasal 26 mungkin Anda perhatikan sedikit, dan boleh jadi Anda mengucurkan sedikit air mata ketika membaca kisah tersalibnya Tuhan Yesus dalam pasal 27, lalu merasa gembira ketika membaca kisah kebangkitan‑Nya dalam pasal 28. Ketika Anda tiba pada pasal terakhir dari Injil Matius, Anda lalu mengira Tuhan Yesus telah naik ke surga. Padahal Matius tidak mengatakan Tuhan Yesus naik ke surga. Tetapi menurut pikiran Anda yang tradisional, kisah kenaikan Tuhan Yesus itu Anda tambahkan ke dalamnya. Itulah cara kebanyakan orang Kristen memahami Alkitab hari ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 29

No comments: