Pembacaan
Alkitab: Yoh. 3:6; Rm. 8:16; Gal. 6:18
Kaum beriman Ibrani telah mengalami keselamatan tahap pertama,
namun mereka bimbang dalam tahap kedua. Karena kebimbangan pikiran, mereka lalu
terombang-ambing dalam jiwa, dan berada dalam bahaya hanyut kembali ke tahap
pertama. Surat Ibrani ditulis dengan maksud mengingatkan serta mendorong mereka
supaya maju terus ke depan memasuki tahap ketiga, yakni perhentian tanah permai
(Ibr. 4:11) dan tempat yang maha kudus di dalam roh. (Ibr. 10:19‑20). Memasuki
perhentian tanah permai adalah memasuki hidup gereja, yang memungkinkan kita untuk
memasuki kerajaan yang akan datang. Memasuki tempat yang maha kudus berarti
berada di dalam roh. Memasuki perhentian hari Sabat maupun memasuki hidup
gereja yang tepat adalah masalah di dalam roh kita. Hari ini takhta dan tempat
maha kudus berada di surga dan berhubungan dengan roh kita. Karena itu, roh
kita adalah suatu tempat yang paling penting. Di dalam roh kita ini terdapat
tempat kediaman Allah, tangga surgawi, pintu surga, takhta Allah, dan tempat
maha kudus. Di dalam roh kita ini, kita menikmati hidup gereja serta perhentian
hari sabat masa kini, dan yang akan memasukkan kita ke dalam perhentian hari
sabat kerajaan akan datang.
Dalam 4:11 Penulis mengatakan, "Karena itu, baiklah kita
berusaha masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti
contoh ketidaktaatan yang sama." Karena perhentian yang dibicarakan
dalam potongan firman ini adalah Kristus yang almuhit, maka "jatuh"
di sini berarti jatuh dari Kristus, lepas dari Kristus (Gal. 5:4). Di sini,
dalam kitab ini, yang menjadi bahaya adalah kaum beriman Ibrani tidak mau
meninggalkan agama lama mereka yang berdasarkan hukum Taurat, juga tidak mau maju
kepada kenikmatan atas Kristus sebagai perhentian mereka. Penulis kitab ini
dengan sungguh‑sungguh mendorong mereka untuk menjadi teman-teman sekutu
Kristus, maju bersama Kristus dan masuk ke dalam perhentian, agar mereka
sebagai orang‑orang yang berbagian dalam‑Nya, dapat menikmati Kristus sebagai
perhentian mereka. Ibrani 3:7‑4:11 mengisahkan betapa dahulu umat Israel karena
jatuh tidak bisa masuk ke dalam perhentian tanah permai. Kita telah melihat
adanya tiga tempat yang berkaitan dengan mereka : Mesir, padang gurun, dan
Tanah Kanaan. Sejarah mereka dalam ketiga tempat ini melambangkan tiga tahap
partisipasi mereka dalam keselamatan sempurna Allah. Ini melambangkan partisipasi
kita, kaum beriman Perjanjian Baru, dalam keselamatan sempurna Allah. Dalam
tahap pertama, kita menerima Kristus, ditebus, dan dilepaskan dari dunia. Dalam
tahap kedua, kita menjadi pengembara‑pengembara dalam mengikuti Tuhan;
pengembaraan ini selalu terjadi di dalam jiwa kita. Dalam tahap ketiga, kita
berbagian dan menikmati Kristus sepenuhnya; hal ini kita alami di dalam roh
kita. Ketika bangsa Israel mengembara di padang gurun, mereka selalu bersungut‑sungut,
bertengkar dan menyalahkan orang; hal ini pasti terjadi di dalam jiwa mereka,
bukan di dalam roh mereka. Tetapi Kaleb dan Yosua percaya kepada firman Allah,
taat kepada Tuhan, dan maju menuju sasaran; hal ini pasti tidak terjadi di
dalam jiwa mereka, melainkan di dalam roh mereka. Pada saat itu, para penerima
kitab ini, kaum beriman Ibrani, sedang kebingungan, tidak tahu apa yang harus
mereka lakukan terhadap agama Ibrani mereka yang lama. Kebingungan di dalam
pikiran mereka ini adalah suatu pengembaraan di dalam jiwa mereka, bukan suatu
pengalaman akan Kristus di dalam roh mereka. Karena itu, penulis kitab ini
mengatakan bahwa firman Allah, yaitu apa yang dikutip dari Perjanjian Lama,
dapat menusuk ke dalam kebingungan mereka seperti sebuah pedang tajam bermata
dua, dan memisahkan jiwa mereka dari roh mereka. Sama seperti sumsum itu tersembunyi
di dalam sendi‑sendi, begitu juga roh tersembunyi di dalam jiwa. Pemisahan
sumsum dari sendi‑sendi terutama memerlukan peremukan sendi‑sendi. Jiwa kaum
beriman Ibrani beserta pikirannya yang kebingungan, keraguannya terhadap jalan
keselamatan Allah, dan pertimbangannya akan kepentingannya sendiri, harus
diremukkan oleh firman Allah yang hidup, berkhasiat, dan menusuk, sehingga roh
mereka dapat dipisahkan dari jiwa mereka.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 26
No comments:
Post a Comment