Pembacaan
Alkitab: Ibr. 4:16; 12:12
Takhta anugerah dalam Ibrani 4 adalah takhta otoritas dalam Wahyu
4 yang dalam Wahyu 22:1‑2 menjadi takhta Allah dan Anak Domba, yang dari
dalamnya mengalir sebatang sungai air hayat yang jernih bagaikan kristal.
Sungai ini mengalir mengelilingi seluruh kota Yerusalem Baru. Di kedua sisi
sungal tumbuh pohon hayat, yang mewahyukan bahwa Kristus yang kaya, dalam Roh
yang hidup terpancar keluar melalui takhta anugerah. Apakah anugerah? Yaitu
sungai yang mengalir, yang di dalamnya tumbuh pohon hayat. Terhadap orang yang
tidak beriman dan setan‑setan, takhta Allah dan Anak Domba adalah takhta
otoritas, tetapi terhadap kita, kaum beriman, takhta ini adalah takhta
anugerah. Setiap kali kita datang ke takhta ini, kita merasa ada sesuatu yang
mengalir dari dalamnya, membasahi dan menyuplai kita. Inilah anugerah. Kita
benar‑benar dapat meminum dan memakan suplai tersebut.
Ibrani 4:16 mengatakan kepada kita, "Dengan penuh
keberanian menghampiri takhta anugerah." Kalau takhta anugerah ada di
surga, bagaimanakah kita bisa menghampirinya? Rahasianya adalah roh kita, yang
disinggung dalam ayat 12. Kristus yang duduk di atas takhta di surga (Rm. 8:34)
sekarang ada di dalam kita juga (Rm. 8:10), yaitu di dalam roh kita (2 Tim.
4:22); roh ini adalah tempat tinggal Allah (Ef. 2:22). Kalau Kristus ada dalam
roh kita, tentulah Bapa dan Roh Kudus juga ada dalam roh kita (Yoh. 14:20, 23;
Rm. 8:16). Maka, Allah Tritunggal berada dalam roh kita. Betel adalah rumah
Allah, tempat tinggal Allah, juga adalah pintu gerbang surga; di sana Kristus
adalah tangga yang menghubungkan bumi dengan surga dan membawa surga ke bumi
(Kej. 28:12‑17; Yoh. 1:51). Walaupun takhta anugerah ada di surga, Kristus yang
ajaib telah membawakan surga tingkat ketiga itu ke dalam roh kita, yaitu tempat
di mana kediaman Allah di bumi ini berada. Roh kita boleh kita sebut Betel hari
ini. Kristus yang ajaib yang datang dari Allah, yang telah merampungkan dan
mencapai banyak hal dan yang adalah Pemimpin, Rasul, dan Imam Besar kita, telah
masuk ke dalam roh kita dan menjadikan roh kita sebagai pintu surga. Sekarang
dengan mudah kita dapat menghampiri takhta anugerah, sebab takhta anugerah
justru ada di dalam pintu. Meskipun takhta anugerah berada di surga, namun
berdasarkan dan melalui Kristus, takhta ini sudah dihubungkan dengan roh kita.
Bila kita menghampiri takhta anugerah, kita akan "menerima
rahmat dan menemukan anugerah untuk mendapat pertolongan pada waktunya." Ketika
kita berada dalam suatu keadaan yang kasihan, pertama‑tama rahmat Allah
menjangkau kita dan membawa kita ke dalam suatu situasi, sehingga Allah bisa
memperlakukan kita dengan anugerah‑Nya. Lukas 15:20‑24 memberi tahu kita,
ketika bapa melihat anak yang hilang itu kembali, dia membelas-kasihaninya;
inilah rahmat yang mengekspresikan kasih bapa. Kemudian, bapa mengenakan
kepadanya jubah yang terbaik dan memberi dia makan anak lembu tambun. Inilah
anugerah, yang juga menyatakan kasih bapa. Rahmat Allah menjangkau lebih jauh
daripada anugerah Allah, sepertilah sebuah jembatan yang menjembatani kita
dengan anugerah Allah. Kita datang ke takhta anugerah seperti pengemis, dan
agak mirip dengan anak hilang yang pulang ke rumah bapanya. Sering kali, ketika
kita datang ke hadapan takhta anugerah, kita merasa keadaan diri kita sangat
kasihan, dan kita berkata, "Bapa, hamba tidak layak meminta apa‑apa."
Namun Bapa menjawab, "Tidak mengapa, meskipun kamu tidak layak, tetapi Aku
berbelaskasihan. rahmat‑Ku akan mendatangimu, membuatmu layak dan pantas,
sehingga kamu dapat mengenakan jubah yang terindah." Setelah menerima
belas kasihan Bapa, kita segera merasa diri kita seperti orang yang sangat
penting. Lalu kita menjadi layak duduk sambil menikmati anak lembu tambun.
Inilah anugerah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 27
No comments:
Post a Comment