Pembacaan Alkitab: Yer. 31:33-34; Ibr. 8:10-11
Kita telah nampak bahwa Kristus ada di
dalam kita. Kristus ini adalah hayat, dan hayat ini memiliki hukumnya. Jadi, di
dalam kita ada Kristus, hayat, dan hukum. Kristus yang tinggal di dalam roh
kita adalah hayat, dan hayat ini mempunyai satu hukum. Dalam Yeremia 31:33
Tuhan berkata, "Aku akan menaruh Taurat‑Ku dalam batin (setiap
bagian dalam batin, Tl.) mereka dan menuliskannya dalam hati
mereka." Tetapi dalam Ibrani 8:10 yang mengutip Yeremia 31:33
dikatakan, "Aku akan menaruh hukum-hukum‑Ku dalam pikiran mereka dan
menulisnya dalam hati mereka" (Tl.). Perhatikan, hukum dalam
Yeremia 31:33 menjadi hukum‑hukum dalam Ibrani 8:10. Tidak hanya demikian,
dalam 8:10 kata "pikiran" telah dipakai sebagai pengganti kata
"setiap bagian dalam batin". Ini menunjukkan bahwa pikiran adalah
salah satu bagian batin. Bagian batin sedikitnya mencakup pikiran, emosi, dan
tekad. Apa sebabnya terjadi perubahan demikian? Yeremia 31:33 dan Ibrani 8:10
mengatakan Allah menaruh hukum atau hukum‑hukum‑Nya ke berbagai bagian batin
kita, atau pikiran kita, dan menuliskan hukum atau hukum‑hukum‑Nya dalam hati
kita. Hati tersusun dari pikiran, emosi, tekad, dan hati nurani. Ini berarti
Kristus pertama‑tama masuk ke dalam roh kita. Kristus ini adalah hukum yang
harus berkembang ke dalam pikiran kita. Perkembangan hukum yang tinggal di
batin kita ke dalam pikiran kita adalah ditaruhnya hukum tersebut ke dalam
setiap bagian batin kita. Hukum ini juga harus berkembang ke dalam emosi dan tekad
kita. Melalui berkembang ke dalam setiap bagian batin kita, maka hukum yang
satu ini menjadi beberapa hukum. Setiap kali kita memberi kesempatan kepada hukum
ini, ia akan berkembang di dalam kita. Perkembangan ini adalah menaruh; dan
menaruh berarti menuliskan. Dengan demikian Tuhan menaruh hukum‑Nya ke dalam setiap
bagian batin kita dan menuliskannya dalam hati kita. Ketika Tuhan terus
berkembang, menaruh, dan menuliskan, maka gambar Kristus akan diekspresikan
dalam jiwa kita, dan kita akan diserupakan dengan gambar Putra sulung Allah.
Begitu kita nampak visi ini, kita akan
membenci ajaran‑ajaran yang agamis. Jangan lagi mengajar saya berbuat begini
dan berbuat begitu. Saya tidak peduli dengan ajaran-ajaran itu. Saya hanya tahu
Yesus Kristus, Putra sulung Allah dalam roh saya, yang setiap kesempatan
menunggu untuk mengembangkan diri‑Nya ke dalam pikiran, emosi, dan tekad saya.
Saya hanya mau sederhana, senantiasa terbuka kepada‑Nya dan tidak berencana
melakukan sesuatu. Saya hanya membuka diri saya dan berkata, "Tuhan Yesus,
kembangkanlah diri‑Mu ke dalam pikiran, emosi, dan tekadku. Tuhan, biarkanlah
hukum yang unik itu menjadi hukum‑hukum dalam setiap bagian batinku. Aku ingin
Engkau berkembang di dalamku, sehingga Engkau menduduki setiap bagian diriku.
Aku tidak mau mengasihi, membenci, atau berbuat apa pun. Aku hanya ingin Engkau
mengembangkan diri‑Mu ke dalamku." Dengan cara inilah kita akan diubah dan
diserupakan dengan gambar Putra sulung Allah. Inilah yang hendak dilakukan
Allah, ini pun pekerjaan yang sedang Ia lakukan di dalam kita hari ini. Hal ini
mutlak berbeda dengan ajaran agama, sebab ini adalah pekerjaan hayat. Hayat ini
ialah Kristus sendiri beserta hukum yang bekerja di dalam kita, mengatur kita,
menguasai kita, dan mengembangkan diri‑Nya ke setiap bagian batin kita.
Bagaimana Kristus dapat berkembang di
dalam kita? Hanya melalui memakan Dia sebagai manna yang tersembunyi. Manna
yang tersembunyi yang kita makan akan menjadi unsur yang bertunas di dalam
kita. Ketika unsur ini bertunas dari bagian kita yang terdalam, ia akan bertunas
ke dalam dan melalui pikiran kita. Inilah operasi hukum hayat yang mengubah dan
menyerupakan kita dengan gambar Kristus, sehingga kita semua menjadi ekspresi‑Nya
yang hidup.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 64
No comments:
Post a Comment