Pembacaan Alkitab: Ibr. 8:11; 1 Yoh. 2:27
Ketika Kristus masuk ke dalam kita
menjadi hayat kita, Ia juga membawa sifat‑Nya yang ajaib ke dalam kita. Sebelum
kita dilahirkan kembali, kita hanya memiliki sifat insani yang telah jatuh,
yang hina, dan bejat; tetapi setelah dilahirkan kembali, sifat yang tertinggi
itu ditambahkan ke dalam kita. Kini di dalam kita ada sifat persona Kristus.
Untuk menerangkan sifat ajaib ini, boleh kita ambil bayi sebagai contoh. Kalau
Anda menaruh benda yang manis di mulut bayi, Ia akan menelannya dengan spontan.
Tetapi kalau Anda menaruh benda yang pahit di mulutnya, ia akan memuntahkannya.
Siapakah yang mengajarnya berbuat demikian? Tidak ada. Asalkan ia hidup, tidak
perlu orang mengajarnya mana yang manis dan mana yang pahit. Reaksi bayi
terhadap benda yang manis dan pahit bukan berasal dari pengetahuan, melainkan
dari perasaan sifat alaminya. Seorang bayi memiliki sifat insani, dan sifat
insani tidak menyukai sesuatu yang pahit. Jadi sifat alami kita sendiri tahu
mana yang disukai dan mana yang tidak disukai. Demikian juga, tidak peduli
betapa bayinya keadaan kerohanian kita, asalkan kita berada dalam Kristus, kita
pasti memiliki suatu sifat hayat yang istimewa. Melalui masuk ke dalam kita,
Kristus juga membawakan suatu sifat hayat yang ajaib. Ini tidak hanya sifat
ilahi, tetapi sifat ilahi ditambah sifat insani yang telah ditinggikan.
Fungsi sifat hayat ini adalah operasi
hukum hayat. Setiap hayat memiliki hukum. Setiap macam hukum hayat adalah
kecakapan dari hayat itu yang sudah ada sejak dilahirkan. Kecakapan itu adalah
bawaan sejak lahir, yang spontan, otomatis, konstan, dan instan. Ia senantiasa
bekerja. Asalkan Anda seorang manusia yang hidup, kecakapan bawaan hayat manusia
ini ada di dalam Anda. Bila seorang bayi telah mati, ia tidak lagi mempunyai
reaksi apa‑apa terhadap barang yang manis atau pahit. Tetapi seorang bayi yang
hidup memiliki sifat alamiah untuk mengecap rasa, yang berasal dari kecakapan
hayat yang ada sejak lahir. Ketika Yesus Kristus, Tuhan kita, masuk ke dalam
kita, Ia membawa sifat‑Nya yang ajaib ke dalam diri kita. Kerja dan fungsi
sifat ini adalah operasi hukum hayat. Sifat ini dapat berfungsi secara
otomatis. Fungsinya bukan tergantung pada pengajaran, melainkan pada hayat.
Sebelum kita diselamatkan, kita semua
melakukan hal‑hal yang tidak baik, seperti berjudi, minum minuman keras,
merokok, berdansa, ke bioskop, dan sebagainya. Tetapi sejak kita diselamatkan,
dalam batin kita ada sesuatu yang mengganggu kita, tidak menyetujui kita
melakukan hal‑hal tertentu. Anda mungkin masih pergi berdansa, namun dalam
batin Anda ada suatu perasaan yang tidak enak. Sebelum Anda diselamatkan, Anda
selalu merasa enak akan hal itu, tetapi sekarang tidak demikian. Kita semua
pernah memiliki pengalaman semacam ini. Bila Anda tidak pernah mengalami hal
ini, saya sangsi Anda sudah beroleh selamat. Pengalaman ini adalah fungsi sifat
hayat, yakni Kristus sendiri yang tergarap ke dalam diri kita. Fungsi ini
adalah operasi hukum hayat. Anda tidak perlu diajar oleh siapa pun. Karena ada
sifat Kristus yang beroperasi di dalam Anda, Anda bahkan tidak memerlukan Ia
berbicara kepada Anda. Sebagai contoh: seorang ibu telah memberikan sifatnya
kepada bayinya, dan karena sifat ini bekerja dalam bayi itu, bayi itu tidak
perlu diajar bagaimana bereaksi terhadap benda yang pahit. Sifat insani bayi
itu berfungsi secara otomatis. Fungsi itu adalah operasi hukum hayat insan.
Demikian pula, fungsi sifat hayat Kristus di dalam kita adalah operasi hukum
hayat ilahi. Ini bukan berasal dari pengajaran atau mukjizat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 66
No comments:
Post a Comment