Hitstat

15 January 2016

Ibrani - Minggu 34 Jumat



Pembacaan Alkitab: Yoh. 6:60


Apakah perbedaan antara hukum hayat dengan pengurapan minyak? Dalam Perjanjian Lama ada hukum Taurat dan para nabi. Hukum Taurat diberikan sebagai kesaksian Allah, dan menurut sifat Pemberi hukum itu. Hukum Taurat adalah kesaksian Allah sebab ia mempersaksikan apa adanya Allah. Hukum Taurat mempersaksikan bahwa Allah itu kudus, benar, kasih, dan terang. Karena Ia adalah Allah semacam itu, maka sifat hukum Taurat itu benar, kudus, penuh terang dan kasih. Jadi, hukum Taurat adalah kesaksian Allah. Dari antara bangsa-bangsa, Allah telah memilih bani Israel menjadi umat-Nya, Ia menghendaki mereka menjadi umat-Nya menurut apa adanya Allah. Karena hukum Taurat mewahyukan apa adanya Allah, maka bani Israel juga harus menjadi umat Allah menurut hukum Taurat-Nya.

Dalam Yesaya 1 kita nampak bani Israel telah meninggalkan Allah dan hukum-Nya (Yes. 1:4, 10). Karena bani Israel telah menyimpang, maka Allah mengutus para nabi untuk memanggil mereka, yakni melalui menegur, menasihati, dan membimbing, agar mereka kembali kepada kesaksian Allah. Allah tidak ingin membuat ministri nabi menjadi suatu standar. Standar kesaksian-Nya ialah hukum Taurat. Ministri para nabi hanyalah untuk membawa umat itu kembali kepada intinya dan membawa mereka kembali ke dalam kesaksian-Nya. Jadi, ministri para nabi berfungsi untuk memulihkan umat Allah yang telah jatuh, supaya mereka kembali kepada hukum‑Nya.

Perjanjian Baru terbentuk dari hukum hayat dan pengurapan minyak. Hukum hayat menggantikan hukum harfiah, sedang pengurapan minyak menggantikan para nabi. Hukum Taurat mempersaksikan sifat Allah, sedang para nabi diutus untuk mewakili persona Allah. Dalam hukum Taurat kita nampak sifat Allah, dalam para nabi kita nampak persona Allah.

Allah tidak memperhatikan perbuatan kita, Ia memperhatikan apa adanya kita. Catatan tentang Yakub dalam Kitab Kejadian menyatakan hal ini. Sepanjang hidupnya, Yakub tidak berbuat apa‑apa. Walau ia tidak pernah melakukan hal‑hal yang luar biasa, tetapi ia senantiasa berada di bawah proses pengubahan Allah. Bahkan ketika ia masih berada dalam rahini ibunya, Allah sudah memakai Esau untuk menanggulanginya. Sanak keluarganya menjadi suatu tim untuk mengubahnya. Setelah Yakub meninggalkan rumah dan tiba di rumah pamannya Laban, tangan Laban segera menggarapnya. Apakah Anda mengira seumur hidup Yakub adalah terboroskan sia‑sia? Namun tahun‑tahun itu bagi Yakub tidaklah berarti pemborosan. Allah tidak mau pekerjaan Anda. Ia dapat melakukan segalanya cukup dengan mengucapkan sepatah kata saja bila Ia mau. Ia dapat mengadakan sesuatu yang tidak ada (Rm. 4:17). Bila Ia ingin sesuatu, Ia cukup mengatakan satu kalimat saja dan jadilah hal itu. Ia tidak membutuh­kan bantuan Anda. Akan tetapi Allah tidak dapat mengubah Yakub hanya dengan mengatakan, "Yakub, kamu harus menjadi Israel." Untuk menjadi Israel, Yakub memerlukan suatu proses yang sangat panjang. Inilah hayat.

Kita semua harus diselamatkan dari pekerjaan ke dalam hayat. Entah Anda tinggal di rumah atau membersihkan balai sidang, itu sesungguhnya bukan perkara yang penting. Saya tidak mengatakan balai sidang tidak perlu dibersihkan. Saya mengatakan entah kita tinggal di rumah, atau datang ke balai sidang, bahkan masuk ke surga, itu tidak berarti apa‑apa. Yang penting adalah apa adanya kita ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 68

No comments: