Pembacaan Alkitab: Gal. 2:20; 4:19
Dalam Kemah Pertemuan kita nampak
gambaran yang jelas tentang pengurapan minyak dan hukum hayat. Pengurapan
minyak terdapat di atas Kemah Pertemuan, sebab Kemah Pertemuan dan setiap benda
di dalamnya harus diurapi dengan minyak (Kel. 40:9). Kita telah melihat bahwa
benda yang terdalam di Kemah Pertemuan ialah loh-loh hukum, yaitu kesaksian hukum Taurat. Dari
gambaran ini kita nampak pengurapan berada di luar, tetapi hukum hayat berada
di dalam. Dalam Perjanjian Lama, pengurapan adalah untuk peresmian fungsi.
Misalnya, di pelataran luar ada mezbah, tetapi sebelum diurapi, mezbah itu
tidak dapat difungsikan. Demikian juga, walau Kemah Pertemuan sudah
dipancangkan, haruslah diurapi dahulu, baru dapat difungsikan. Jadi, pengurapan
minyak bukan masalah hayat, juga bukan masalah sifat, melainkan masalah
peresmian fungsi. Tiap kali Anda mengalami pengurapan minyak, berarti Anda
mulai menunaikan fungsi Anda.
Hukum
Taurat bukan tersebar di Kemah Pertemuan, melainkan ditempatkan di pusatnya. Di
tengah-tengah umat Allah, bani Israel, terdapat Kemah
Pertemuan yang dikurung oleh dinding kain lenan halus. Di dalam Kemah Pertemuan
ada tempat kudus, dalam tempat kudus ada tempat maha kudus, dalam tempat maha
kudus ada tabut, dan dalam tabut itulah jantung alam semesta, tempat Allah
bersemayam. Pada zaman dahulu, Allah tidak menghendaki umat-Nya melakukan apa-apa, atau mengambil bagian
dalam suatu aktivitas. Ia hanya menghendaki mereka hidup dan bertindak menurut
hukum Taurat. Seandainya ada seseorang melanggar hukum Taurat, berarti ia
melanggar Allah. Allah adalah Allah bani Israel berdasarkan hukum Taurat, dan
mereka adalah umat-Nya berdasarkan hukum Taurat pula.
Walaupun
kita telah diselamatkan dan berada dalam hidup gereja, tetapi banyak di antara
kita yang masih tinggal di pelataran luar gereja. Bahkan ada pula yang berada
di jalan di luar pelataran luar. Yang lain telah melalui pelataran luar,
mezbah, dan bejana pembasuhan, telah masuk ke tempat kudus di mana mereka menikmati
Kristus sebagai roti sajian dan kaki pelita, sebagai suplai hayat dan terang
hayat. Syukur kepada Tuhan, banyak di antara kita yang telah menikmati Kristus
sedemikian. Tetapi ini tetap masih berada di tempat kudus. Kita harus maju
lagi, hingga masuk ke tempat maha kudus. Di tempat maha kudus kita menjamah
tabut, yakni Kristus sendiri! Hari ini Kristus berada di tempat maha kudus.
Tempat maha kudus yang melambangkan roh kita telah berhubungan dengan surga,
sebab Kristus, persona ini, adalah tangga yang menghubungkan bumi dengan surga,
dan membawa surga ke bumi (Yoh. 1:51). Jika kita terus-menerus menjamah Kristus di dalam roh kita,
kita akan menikmati-Nya sebagai manna yang tersembunyi dan sebagai
tongkat yang bertunas. Kemudian hidup dan tindak tanduk sehari-hari kita tidak akan menuruti pengajaran,
pekerjaan, aktivitas, atau pergerakan apa pun, melainkan menuruti hukum hayat,
yaitu fungsi sifat Allah Tritunggal. Sifat Allah kini sedang beroperasi dan
bekerja di batin kita, yaitu menambahkan unsur Kristus ke dalam kita, mengubah
kita, dan menghasilkan putra-putra yang diinginkan Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 68
No comments:
Post a Comment