Pembacaan Alkitab: Yak. 1:1
Surat Yakobus berawal seperti
ini, "Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas
suku di perantauan: Bersukacitalah! (Tl.). Yakobus adalah saudara
kandung Tuhan Yesus (Mat. 13:55) dan Yudas (Yud. 1). Ia bukan salah satu dari
kedua belas rasul yang dipilih oleh Tuhan ketika Tuhan berada di bumi, tetapi
ia menjadi seorang rasul setelah kebangkitan Tuhan (Gal. 1:19) dan menjadi
penatua terkemuka dalam gereja di Yerusalem (Kis. 12:17; 15:2, 13; 21:18). Bersama
Petrus dan Yohanes, Yakobus dianggap sebagai sokoguru gereja. Paulus
menyebutnya yang pertama di antara ketiga sokoguru itu (Gal. 2:9).
Dalam 1:1 Yakobus menyebut
dirinya sebagai "hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus". Di sini
Yakobus mengganggap Tuhan Yesus setara dengan Allah. Hal ini berlawanan dengan
Yudaisme yang tidak mengakui keilahian Tuhan (Yoh. 5:18).
Sewaktu Tuhan Yesus masih hidup
di bumi di dalam daging, Yakobus pernah hidup bersama‑Nya; boleh jadi ia tidak
mendengarkan Tuhan, dan sekurang‑kurangnya sampai tingkat tertentu ia
meremehkan‑Nya. Ada sebuah contoh tentang hal ini dalam Yohanes 7. Namun,
setelah penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Tuhan, saudara kandung Tuhan
Yesus ini justru menjadi seorang beriman bahkan menganggap kakak laki‑lakinya
sederajat dengan Allah. Inilah sebabnya Yakobus menyebut dirinya sebagai hamba
Allah dan Tuhan Yesus Kristus.
Dalam Yakobus 1:1 juga dikatakan,
"Kepada kedua belas suku di perantauan: Bersukacitalah!" (Tl.).
Kedua belas suku di sini mengacu kepada suku‑suku Israel. Ini menunjukkan
bahwa Surat Kiriman ini ditulis untuk orang‑orang Kristen Yahudi yang beriman
kepada Tuhan Yesus Kristus yang mulia (2:1), dibenarkan karena iman (2:24),
dilahirkan kembali oleh firman kebenaran (1:18), dan dihuni oleh Roh Allah
(4:5), mereka juga adalah anggota‑anggota gereja (5:14), menantikan kedatangan kembali
Tuhan (5:7‑8). Akan tetapi, dengan menyebut kaum beriman di dalam Kristus ini
"kedua belas, suku", seperti penyebutan umat pilihan Allah dalam
ekonomi Perjanjian Lama‑Nya, kita tahu bahwa penulis kitab ini mungkin
kekurangan penglihatan yang jelas akan perbedaan antara orang‑orang Kristen
dengan bangsa Yahudi, antara ekonomi Perjanjian Baru Allah dengan zaman
Perjanjian Lama. Mungkin ia tidak melihat bahwa dalam Perjanjian Baru, Allah
telah menyelamatkan dan memisahkan kaum beriman Yahudi dari umat Yahudi, yang
kemudian dianggap oleh Allah sebagai "angkatan yang jahat" (Kis.
2:40). Dalam ekonomi Perjanjian Baru‑Nya, Allah tidak menganggap kaum beriman
Yahudi sebagai orang‑orang yang dipisahkan bagi Yudaisme, melainkan sebagai
orang-orang Kristen yang dipisahkan bagi gereja. Sebagai anggota‑anggota gereja
Allah, mereka seharusnya berbeda dan terpisah dari umat Yahudi sama seperti
mereka terpisah dari bangsa kafir (1 Kor. 10:32). Akan tetapi Yakobus, seorang
sokoguru gereja, dalam Surat Kirimannya kepada saudara-saudara Kristen masih
memanggil mereka "kedua belas suku". Ini mungkin merupakan alasannya
menujukan perkataan dalam 5:1‑6 kepada orang‑orang kaya secara umum di antara
orang‑orang Yahudi. Hal ini bertentangan dengan ekonomi Perjanjian Baru Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 1
No comments:
Post a Comment