Pembacaan Alkitab: Ibr. 1:5-6
Sebuah perusahaan biasanya terlebih
dulu membuat satu model di dalam pabrik, lalu produksi besar‑besaran dilakukan
menurut model tersebut. Dilihat dari suatu segi, Kristus yang ajaib adalah satu
model. Cara Allah ialah menempatkan model ini ke dalam kita. Model yang hidup ini
ialah persona hidup yang mencakup sifat ilahi, sifat insani, kehidupan insani,
penyaliban, dan kebangkitan. Model yang ajaib ini, yang tersusun dari unsur‑unsur
ajaib, telah masuk ke dalam kita. Cara manusia yang agamis adalah memperbaiki
atau mengoreksi kita dari luar. Cara Allah ialah memasukkan Kristus ke dalam
kita. Siapakah Kristus? Ia adalah Putra Allah, Putra Manusia, dan Roh pemberi‑hayat.
Allah telah meletakkan persona yang ajaib ini ke dalam inti diri kita. Jika
kita menyetujui dan bekerja sama dengan persona yang ajaib ini, yakni membuka
diri kita terhadap‑Nya, Ia akan berkembang dari roh kita ke jiwa kita. Ini
bukan tiruan (imitasi), melainkan perkembangan model di dalam kita. Inilah yang
disebut Alkitab hak keputraan (sonship).
Kristus telah masuk ke dalam kita sebagai Putra, menjadi hayat Putra di dalam
kita. Menurut Roma 8:15, kita memiliki roh keputraan. Dengan hak keputraan ini
kita menjadi putra‑putra sejati. Sebenarnya hak keputraan ini adalah model
ajaib dari diri‑Nya sendiri, yakni Putra sulung Allah. Kita memiliki hayat
Putra, Roh Putra dan hak keputraan di dalam kita.
Perhatikanlah perumpamaan teh.
Sebungkus teh kita letakkan ke dalam segelas air. Semakin kita mengaduk air
itu, ia akan semakin berbaur dengan teh. Teh akan tersebar dalam air dan
bercampur dengan air, hingga menjadi air teh. Tidak seorang pun dapat meniru
Yesus. Kalau kita bisa meniru Yesus, tentu seekor kera juga bisa meniru seorang
anak kecil. Kristus ialah persona yang demikian ajaib. Bagaimanakah kita bisa
meniru‑Nya? Ini bukan masalah meniru Yesus, melainkan masalah dipenuhi oleh hak
keputraan, seperti air dipenuhi oleh teh. Putra telah masuk ke dalam kita,
menjadi hak keputraan kita. Sebagai hak keputraan, Dia memiliki hayat, Roh,
kedudukan, dan hak Putra. Hak keputraan ini kini sedang menunggu kerja sama
kita agar Ia dapat berkembang dan memenuhi seluruh diri kita.
Masalah hak keputraan dibahas dalam
Surat Ibrani maupun Surat Roma. Dalam Surat Ibrani dikatakan, setelah
kedatangan‑Nya kali pertama dan melalui kebangkitan, akhirnya Kristus menjadi
Putra sulung (1:5‑6). Sebelum inkarnasi‑Nya, Ia adalah Putra tunggal Allah,
namun melalui kebangkitan, Ia dilahirkan menjadi Putra sulung Allah. Pada tahun‑tahun
yang lampau, ketika saya membaca Mazmur 2:7 saya selalu merasa sulit mengerti.
Ayat tersebut mengatakan, 'Anak‑Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada
hari ini." Ayat ini dikutip dalam Kitab Kisah Para Rasul 13:33 dan
Ibrani 1:5. Karena tidak paham, saya bertanya‑tanya sendiri, "Bukankah
Kristus telah menjadi Putra Allah? Kalau Ia sudah menjadi Putra Allah, mengapa
Ia harus diperanakkan (dilahirkan) Allah untuk menjadi Putra Allah?"
Kemudian, saya nampak bahwa sebelum berinkarnasi, Ia adalah Putra Allah tanpa
sifat insani. Tetapi ketika Ia berinkarnasi, Ia mengenakan sifat insani. Unsur
ilahi‑Nya memang Putra Allah, tetapi unsur insani‑Nya bukan. Karena itu, Ia
harus melalui kebangkitan, agar unsur insani‑Nya juga dilahirkan oleh Allah.
Melalui kelahiran ini, Putra tunggal Allah menjadi Putra sulung. Dengan kata
lain, Putra tunggal tidak memiliki sifat insani yang dilahirkan Allah. Ketika
Ia menjadi Putra sulung Allah, barulah sifat insani‑Nya dilahirkan Allah.
Dengan jalan ini Ia menjadi Putra sulung Allah, dan Putra sulung inilah yang
menjadi model atau contoh. Inilah yang dimaksud Kristus menjadi Putra sulung di
antara banyak saudara (Rm. 8:29). Putra sulung ialah modelnya, sedang banyak
saudara ialah produksi massalnya. Hari ini model ini ialah persona yang hidup,
Tuhan Yesus Kristus, yaitu totalitas keputraan yang ilahi. Ketika persona hidup
ini masuk ke dalam kita, kita pun mendapatkan hak keputraan, menjadi putra‑putra
Allah. Sekarang kita semua adalah putra‑putra Allah, dan Tuhan Yesus sebagai
model sedang bekerja dan beroperasi di dalam kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 65
No comments:
Post a Comment