Hitstat

11 January 2016

Ibrani - Minggu 34 Senin



Pembacaan Alkitab: Rm. 8:29; Ef. 1:5


Dalam Efesus 1:5 dikatakan bahwa kita telah ditentukan dari semula untuk menjadi anak-anak Allah. Jadi, keputraan ialah nasib kita. Kita tidak saja ditentukan beroleh selamat. Keselamatan merupakan proses, yaitu suatu cara untuk mencapai sasaran, bukan sasarannya. Sasaran Allah ialah keputraan. Pengampunan, pembenaran, keselamatan, dan kelahiran kembali Allah, semuanya berinti pada keputraan. Allah mengampuni kita, membenarkan kita, menyelamatkan kita, dan melahirkan kita kembali, agar kita boleh menjadi putra-putra-Nya.

Keputraan mempunyai suatu permulaan dan penggenapan. Ia berawal dari kelahiran kembali dan akan genap pada pemuliaan. Di antara kelahiran kembali dengan pemuliaan terdapat proses pengudusan, pengubahan, dan penyerupaan. Pengudusan berarti dipenuhi oleh unsur model Kristus. Semakin banyak kita dipenuhi oleh unsur Putra sulung, kita akan semakin banyak dipisahkan dari dunia kepada Allah. Melalui pengudusanlah kita dipisahkan dari dunia, bukan oleh pengajaran atau mukjizat-mukjizat, melainkan oleh penjenuhan unsur ilahi dan insani dari model ini.

Pengubahan berkaitan dengan pengudusan. Semakin banyak kita dijenuhi oleh unsur Kristus, semakin banyak kita dikuduskan dan kita akan semakin banyak diubah. Pengubahan bukanlah suatu perubahan, pembetulan, atau koreksi yang lahiriah, melainkan berarti pengubahan secara metabolis, yakni perubahan hayat, sifat, dan bentuk. Pengudusan adalah untuk pengubahan, sedang pengubahan untuk penyerupaan. Kita harus diubah dulu, baru dapat diserupakan dengan gambar Putra sulung Allah (Rm. 8:29). Karena belas kasihan Allah, kini kita berada dalam hidup gereja, di mana kita dikuduskan, diubah, dan diserupakan dengan gambar Putra sulung Allah.

Hukum Taurat berhubungan dengan sifat Allah yang tidak berubah. Dan zaman dulu hingga kekekalan, sifat Allah tidak berubah. Hukum Taurat tidak bisa berubah, tetapi nabi‑nabi bisa berubah. Seorang nabi Allah hari ini mungkin berkata begini kepada Anda, tetapi besok perkataannya berbeda. Allah itu hidup. Sebagai Allah yang hidup, Ia memiliki persona yang tertinggi dan kekuasaan yang penuh untuk menyatakan demikian kepada kita hari ini dan mengatakan yang lain besok. Karena itu, perkataan nabi bisa berubah. Hukum Taurat sesuai dengan sifat Allah, tetapi para nabi sesuai dengan aktivitas atau pergerakan Allah. Mungkin Allah hari ini menghendaki Anda tinggal di tempat Anda sekarang berada, tetapi mungkin Ia menyuruh Anda ke tempat lain besok. Namun hukum Taurat adalah sama terhadap setiap orang. Misalnya, hukum memerintahkan Anda menghormati orang tua Anda. Allah tidak mungkin menyuruh Anda menghormati orang tua Anda pada hari ini dan menyuruh Anda membenci mereka besok. Tidak, sebab hukum Taurat selalu konstan. Namun, bila Anda membaca Perjanjian Lama, Anda akan melihat para nabi berbeda satu sama lain. Pada zaman dahulu, Allah menjadi Allah bagi umat‑Nya berdasarkan hukum Taurat dan para nabi, umat‑Nya pun menjadi umat bagi‑Nya menurut hukum Taurat dan para nabi.

Hukum Taurat dapat disamakan dengan hukum hayat, sedang para nabi dapat disamakan dengan pengurapan minyak. Hukum hayat batiniah sepadan dengan sifat Allah, dan pengurapan minyak sepadan dengan pergerakan Allah. Hukum hayat selalu sama dan tidak berubah, baik terhadap Anda maupun orang lain. Namun pengurapan minyak bisa berubah. Pengurapan minyak mungkin tidak mengizinkan Anda pergi ke toserba malam ini, tetapi bisa jadi menganjuri Anda pergi besok. Tidak hanya demikian, pengurapan minyak mungkin mengizinkan seorang saudara pergi berbelanja, tetapi melarang saudara lainnya berbuat hal yang sama. Dengan ini kita nampak bahwa pengurapan minyak bisa berubah. Berdasarkan hukum dan pengurapan inilah kita menjadi umat Allah, Allah menjadi Allah kita. Di sini tidak ada peraturan, bentuk, upacara, atau pengaturan yang lahiriah. Di sini hanya ada hukum hayat dan pengurapan minyak.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 67

No comments: