Hitstat

06 January 2016

Ibrani - Minggu 33 Rabu



Pembacaan Alkitab: Rm. 8:6, 14-16


Surat Ibrani menerangkan bahwa Putra tunggal telah menjadi Putra sulung. Putra sulung ini telah melahirkan kembali banyak putra, dan kini Ia adalah model dalam kesempurnaan, kelengkapan dan kemuliaan. Walaupun Ia sempurna dan lengkap, namun kita, putra‑putra yang memiliki hak kesulungan dalam batin, masih belum disempurnakan, dilengkapi, dan dimuliakan dalam keputraan ini. Sekarang kita sedang berada dalam proses penyempurnaan, kelengkapan, pengubahan, dan pemuliaan.

Surat Roma, khususnya pasal 8, membicarakan hal yang sama. Banyak pemimpin Kristen menulis banyak pembahasan tentang Roma 8. Namun mereka terutama menekankan Roh. Mereka sedikit banyak telah mengabaikan hukum hayat dan penyerupaan dengan gambar Putra sulung Allah. Sulit menemukan sebuah buku Kristen yang membahas tentang penyerupaan. Namun, penyerupaan perlu untuk penyempurnaan keputraan, untuk penyempurnaan banyak saudara Putra sulung. Walaupun kita adalah saudara‑saudara Putra sulung Allah, kita tidak begitu mirip Dia. Hari ini mungkin kita tidak seperti Dia, tetapi kita dalam proses diserupakan dengan gambar‑Nya. Berapa banyak keputraan tergarap ke dalam kita tergantung pada berapa besar kesediaan kita diserupakan dengan gambar Kristus. Ini bukan soal perbuatan di luar, melainkan soal kesediaan kita diserupakan dengan gambar Putra sulung.

Jika kita ingin mengetahui bagaimana kita dapat diserupakan dengan gambar Kristus, kita harus membaca Roma 8 berulang‑ulang. Pasal ini merupakan peti harta dalam gudang harta karun. Semua kekayaan terdapat di sini. Dalam pasal ini kita memiliki hukum hayat, keputraan, dan penyerupaan. Ayat 14‑16 dengan jelas sekali membicarakan tentang keputraan. Ayat 14 mengatakan, "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah." Ayat 15 mengatakan bahwa kita telah menerima roh keputraan sebab "Roh itu bersaksi bersama‑sama dengan roh kita bah­wa kita adalah anak‑anak (putra‑putra) Allah" (ayat 16). Dalam lubuk kita, ada satu kesaksian yang kuat, yang mempersaksikan bahwa kita adalah putra‑putra Allah. Banyak di antara kita dapat berkata dengan yakin, "Meskipun aku tahu bahwa aku tidak seperti Kristus, tetapi aku berkeyakinan penuh bahwa aku adalah putra Allah. Aku tidak peduli berapa banyak Anda mengkritik dan meremehkan aku, aku tidak ragu bahwa aku telah dilahirkan oleh Allah."

Namun, kita tidak seharusnya berhenti pada fakta dilahirkan kembali. Roma 8:2 menyebut masalah hukum Roh hayat, ayat 14‑16 mengatakan tentang hak keputraan, dan masalah penyerupaan dalam ayat 29. Sekarang kita berada dalam proses diserupakan dengan gambar Putra sulung Allah. Bagaimana kita dapat diserupakan? Jalannya terdapat dalam Roma 8:6, yakni melalui meletakkan pikiran di atas roh. Meletakkan pikiran di atas Roh adalah hayat. Apa pun yang kita lakukan dan katakan, kita harus memastikan bahwa pikiran kita berada di atas roh kita. Bila pikiran kita terpisah dari roh, kita akan seperti perabot listrik yang terputus dari aliran listrik. Kalau kita merasa pikiran kita tidak berada di atas roh, kita harus berhenti dan menyeru nama Tuhan Yesus. Banyak di antara kita bisa bersaksi, setelah menyeru nama Tuhan Yesus, kita sungguh merasakan bahwa pikiran kita sekali lagi berada di atas roh kita. Walaupun hal ini sangat sederhana, namun sangat serius.

Jalan untuk diserupakan dengan rupa Kristus ialah meletakkan pikiran di atas roh. Pikiran orang yang telah jatuh ialah wakil seluruh dirinya, sebab orang yang demikian melakukan setiap hal menurut pikirannya. Itu sama dengan kaum beriman yang tidak bertindak di dalam roh. Jadi, kalau seluruh pikiran kita ada di atas roh, berarti seluruh diri kita berada di atas roh. Dalam hidup kita sehari‑hari, dalam apa adanya kita dan apa yang kita perbuat, kita harus memiliki jaminan bahwa pikiran kita ada di atas roh. Meletakkan pikiran kita, seluruh diri kita di atas roh, adalah hayat. Hal ini adalah menurut operasi hukum hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 65

No comments: