Pembacaan Alkitab: Yoh. 3:16; 20:31
Inti pemikiran seluruh Alkitab
terletak pada kehendak Allah yang ingin memperoleh banyak putra menjadi
ekspresi‑Nya. Untuk mencapai tujuan ini, pertama‑tama Allah harus mempunyai
satu contoh atau model. Model ini tidak lain ialah Yesus Kristus, Putra Allah.
Ketika Kristus datang untuk kali pertama, Ia datang sebagai Putra tunggal Allah
yang menjadi manusia sejati di dalam daging. Walaupun Ia adalah manusia sejati
dengan sifat insani, Ia tetap sebagai Putra tunggal Allah. Maka sewaktu di
bumi, Ia sering menyebut diri‑Nya Putra Allah atau Putra Manusia (Yoh. 10:36;
5:25; 1:51; Mat. 8:20). Kristus memusnahkan Iblis melalui kematian-Nya di dalam
daging (Ibr. 2:14). Maka, yang ditakuti Iblis dan setan-setan ialah Ia menjadi
Putra Manusia.
Yohanes
1:14 mengatakan bahwa Firman itu telah menjadi manusia, sedang 1Korintus
15:45 mengatakan Adam yang akhir menjadi Roh pemberi‑hayat. Di sini,
dalam 1Korintus 15:45, terdapat "menjadi" yang lain.
Pada awalnya, Kristus adalah Putra Allah. Dalam inkarnasi‑Nya, Ia
"menjadi" daging, lalu sebagai manusia dalam daging Ia
"menjadi" Roh pemberi‑hayat. Kita percaya Yohanes 1:14 yang
mengatakan Firman menjadi manusia (daging), kita pun percaya 1 Korintus 15:45
yang mengatakan Adam yang akhir menjadi Roh pemberi‑hayat. Saya pernah dikecam
orang sebagai bidah karena saya mengajarkan bahwa Yesus telah menjadi Roh itu.
Menurut ajaran tritunggal mereka yang usang dan tradisional, penentang‑penentang
itu mengatakan Bapa adalah Bapa, Putra adalah Putra, dan Roh adalah Roh. Tetapi
sekarang mereka bingung, sebab 1 Korintus 15:45 mengatakan Kristus telah
menjadi Roh pemberi‑hayat. Sebenarnya Roh ada berapa? Satu. Kristus itu Putra
atau Roh? Ia adalah Putra juga Roh, pun Manusia. Hal ini tidak berarti ketika
Kristus menjadi manusia, Ia tidak lagi menjadi Putra Allah, juga tidak berarti
ketika Ia menjadi Roh, Ia tidak lagi sebagai manusia dan Putra Allah. Dia
adalah yang almuhit.
Kristus
adalah Roh pemberi-hayat. Dalam Roh ini terdapat sifat ilahi yang perkasa, yang
tidak dapat binasa, juga terdapat sifat insani yang tepat, yang ditinggikan.
Tidak ada sifat insani yang lebih benar dan tepat seperti yang dimiliki Yesus.
Sifat ilahi yang ajaib dan sifat insani yang ditinggikan ini kini berada dalam
Roh, sama halnya dengan teh dan susu ada dalam air. Ketika kita meminum air,
kita pun menerima teh dan susu. Demikian pula, ketika kita menyeru nama Tuhan
Yesus, yang adalah Roh pemberi-hayat, kita pun beroleh sifat ilahi dan sifat
insani-Nya.
Cara
Allah yang pertama ialah memperoleh satu contoh, satu model. Model ini ialah
Allah Putra yang datang menjadi manusia. Manusia yang adalah perwujudan Allah
ini hidup di bumi selama tiga puluh tiga setengah tahun, merasakan dan
mengalami semua penderitaan hidup sebagai manusia. Kemudian Ia mati di atas
salib. Melalui kematian-Nya, ciptaan lama telah diakhiri, masalah dosa telah
dibereskan, dan semua musuh Allah telah dihancurkan. Kematian-Nya di atas salib
merupakan kematian yang almuhit yang menggenapkan segala sesuatu bagi ekonomi
Allah. Tetapi ini bukan yang terakhir, sebab Ia telah dibangkitkan beserta
sifat ilahi dan insani-Nya. Sifat ilahi-Nya telah diekspresikan dan dinyatakan
sepenuhnya di dalam kebangkitan-Nya, sedang sifat insani-Nya telah diubah dari
bentuk jasmani ke dalam bentuk rohani. Sesudah kebangkitan-Nya, Ia menjadi
persona yang ajaib itu. Hari ini dalam persona yang ajaib ini, yakni dalam
Juruselamat kita, kita memiliki sifat ilahi yang kekal, perkasa, dan tak
terbatas; juga memiliki sifat insani yang ditinggikan, diubah; memiliki
kehidupan insani yang tepat; memiliki kematian yang almuhit, yang membereskan
masalah dosa, yang menaklukkan musuh, dan yang mengakhiri ciptaan lama; dan
memiliki kebangkitan. Hari ini Ia mengekspresikan Allah dalam sifat insani yang
tepat. Dosa berada di bawah kaki-Nya, Iblis telah dikalahkan, dan ciptaan lama
telah diakhiri. Inilah contoh model dari ekspresi Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 65
No comments:
Post a Comment