Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 6:17; 2 Tim. 4:22
Putra Allah yang ada di dalam kita
bukan yang sebagian tetapi seluruhnya. Putra Allah di dalam kita merupakan
persona yang lengkap. Ia bukan membagi diri‑Nya menjadi beberapa bagian, lalu
menaruh sebagian ke dalam kita. Kristus, Putra Allah, telah masuk ke dalam kita
sebagai satu persona yang sempurna dan menyeluruh. Walau seluruh persona Kristus
berada dalam roh kita, namun dari saat ke saat pikiran kita bukan berasal dari
Kristus yang berada dalam roh itu, melainkan berasal dari pikiran kita yang
jelek. Mungkin sampai hari ini Anda tetap memikirkan seorang saudara, dan
berkata dalam hati, "Aku tidak suka saudara itu, ia seharusnya dipecat
saja." Tetapi selama ia adalah seorang saudara, tidak peduli baik atau buruk,
Anda tidak boleh mengatakan Anda tidak menyukainya. Pikiran semacam itu muncul
dari angan‑angan Anda yang jelek, bukan dari Kristus yang berada dalam roh
Anda.
Bagaimana dengan emosi Anda? Ketika
Anda mengasihi, apakah Anda mengasihi dari roh yang di dalamnya terdapat Putra
Allah, atau Anda mengasihi dari emosi Anda? Saya tidak menanyakan apa yang Anda
kasihi, tetapi dari mana Anda mengasihi, dari emosi alamiah Anda atau dari
Kristus yang berhuni di batin? Kalau kita, seperti Kristus, adalah putra‑putra
Allah, mengapa emosi kita berlainan dengan emosi‑Nya? Ini dikarenakan Kristus
hanya berada dalam roh kita, Ia belum berkembang ke dalam emosi kita, karena
itu emosi kita masih merdeka terhadap‑Nya.
Sekarang kita lihat lagi bagaimana
dengan tekad kita. Entah liar atau jinak, itu tetaplah tekad Anda. Ketika Anda
pergi berbelanja, haruslah Anda memeriksa sumber keinginan berbelanja itu, dari
Kristus yang berhuni di batin Anda atau dari tekad alamiah Anda? Bagaimana
dengan keputusan‑keputusan yang Anda ambil dari hari ke hari? Berapa kalikah
Anda mengambil keputusan yang berasal dari Kristus, bukan dari tekad Anda
sendiri? Sebagai seorang putra Allah, apakah yang menjadi sumber keputusan
Anda, Kristus atau tekad Anda sendiri? Saya tidak membicarakan soal baik dan
buruk, juga tidak membicarakan soal agama. Saya hanya bertanya apakah keputusan
yang Anda ambil. berasal dari roh Anda, tempat Putra Allah berada, atau berasal
dari tekad Anda sendiri. Meskipun kita adalah anak‑anak Allah, kita harus mengakui
bahwa sebagian besar keputusan kita berasal dari tekad kita, bukan dari Putra
Allah, Yesus Kristus, yang di dalam roh kita. Karena itu, walaupun kita
memiliki Kristus dalam roh kita, kita tidak dapat mengekspresikan Allah, karena
Kristus terkurung di dalam kita. Setelah masuk ke dalam kita, Ia lalu tertawan
di dalam kita, sebab Ia tidak memiliki kebebasan untuk berkembang dari dalam
roh kita.
Ini
sekali lagi membawa kita ke hukum hayat. Hukum hayat adalah Kristus itu
sendiri. Kristus yang diam di dalam roh kita adalah hayat kita. Apakah arti
hukum hayat? Hukum hayat adalah hayat yang berfungsi. Suatu hukum ialah suatu
peraturan yang tidak berubah dan yang otomatis. Kapan saja Anda melempar suatu
benda ke angkasa, pasti ia jatuh ke bawah. Inilah hukum gravitasi, hukum yang
tidak berubah dan yang otomatis.
Setiap hayat memiliki hukumnya masing-masing.
Saya sering memakai perumpamaan tentang pohon persik. Kalau di halaman belakang
rumah Anda ada sebatang pohon persik, Anda tidak perlu khawatir ia akan
menghasilkan buah semangka. Pohon persik setiap tahun pasti menghasilkan buah
yang berbentuk persik. Demikian pula pohon apel. Hayat apel memiliki hukum
apel. Ketika pohon apel bertumbuh, dengan spontan ia akan menghasilkan buah
yang berbentuk apel. Inilah akibat dari peraturan hukum dalam hayat pohon apel.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 64
No comments:
Post a Comment