Pembacaan Alkitab: Yak. 1:13-15
Dalam 1:27 Yakobus berkata
tentang "ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah Bapa".
Sejauh menyangkut tindak tanduk manusia yang tepat, kita perlu ibadah. Kita
boleh jadi mutlak bagi ekonomi Allah, namun kita masih keliru dalam hal
berbicara kepada orang lain atau menghadapi mereka. Andaikata seorang saudara
berkata, "Tidak tahukah Anda bahwa aku mutlak bagi ekonomi Allah? Aku
telah mengorbankan segala sesuatu bagi ini. Hari demi hari, aku mempersembahkan
hari depanku kepada Allah bagi ekonomi-Nya. Tidakkah Anda menghargainya?"
Ya, saudara semacam itu mungkin untuk ekonomi Allah, namun dia masih memerlukan
praktek kristiani yang sempurna dalam hidupnya sehari-hari. Sekali lagi kita nampak
bahwa kita perlu seimbang: kita perlu visi yang jelas mengenai ekonomi Allah,
kita juga perlu praktek kristiani yang sempurna.
Melalui Surat Kiriman Yakobus seharusnya
kita sadar, walaupun kita sangat saleh, namun tetap masih kekurangan visi yang
jelas mengenai ekonomi Allah. Seseorang mungkin saja saleh, rendah hati, dan
lemah lembut dalam hidupnya sehari‑hari, tetapi ia tidak sanggup berperang bagi
ekonomi Allah. Untuk berperang bagi ekonomi Allah kita harus mempelajari
strategi yang tepat. Paulus adalah seorang yang seimbang. Di satu pihak, Ia
adalah seorang pejuang yang ulung; di pihak lain, ia adalah seorang yang saleh.
Paulus juga mendorong Timotius, sekerjanya yang lebih muda, untuk melatih
dirinya beribadah (1Tim. 4:7). Dalam memperhatikan hal‑hal utama tentang
ekonomi Allah, kita tidak boleh mengabaikan perincian riiI dari hidup pribadi
kita setiap hari.
Sebagian besar orang Kristen hari
ini lebih memperhatikan hal‑hal kecil dalam hidup mereka sehari‑hari daripada
hal‑hal besar tentang ekonomi Perjanjian Baru Allah. Ternyata banyak orang Kristen
yang mencari Tuhan sedikit sekali memikirkan hal‑hal yang benar‑benar besar.
Orang-orang Kristen itu boleh jadi memang ibadah dan saleh, sering berdoa,
beriman dan sabar, juga mengasihi Allah. Dalam hidup mereka sebagai orang
Kristen, mereka meniru Yakobus. Namun mereka tidak nampak ekonomi Allah.
Dalam 1:2‑12 kita melihat hal
pertama dari kebajikan praktek kristiani yang sempurna yang dibahas dalam kitab
ini ‑ menanggung pencobaan dengan iman. Dalam 1:13‑18 sampailah kita ke hal
yang kedua ‑ menolak godaan sebagai orang yang dilahirkan Allah.
Dalam ayat 13‑18 hal pertama
adalah menolak godaan, dan kedua adalah melalui kelahiran kembali Allah membawa
kita maju ke depan. Allahlah yang menyebabkan kita mengalami kelahiran kembali.
Melalui kelahiran seperti ini, hayat diberikan ke dalam kita. Sewaktu Allah
melahirkan kita kembali, membuat kita memiliki suatu kelahiran ilahi, hayat
ilahi diberikan kepada kita. Dalam ayat‑ayat ini terkandung pengertian bahwa
kita menolak godaan oleh hayat ilahi yang kita terima dalam kelahiran ilahi
kita.
Karena kita telah dilahirkan dari
Allah, maka kita sekarang adalah anak‑anak Allah yang memiliki hayat Allah.
Hayat ilahi ini merupakan sarana, "modal" kita, untuk menolak godaan.
Hayat ilahi telah didepositokan ke dalam kita, dengan demikian kita mempunyai
kemampuan, kekuatan, tenaga, dan kuasa untuk menolak godaan.
Yakobus 1:13 mengatakan, "Apabila
seseorang dicobai, janganlah ia berkata, 'Aku sedang dicobai oleh Allah!' Sebab
Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa
pun." Terhadap pencobaan, kita harus menahannya bersandarkan mengasihi
Tuhan agar kita bisa memperoleh berkat ‑ mahkota hayat. Terhadap godaan, kita
harus menolaknya melalui menerima firman yang tertanam, agar kita bisa
mendapatkan keselamatan ‑ keselamatan jiwa (ayat 21).
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 3
No comments:
Post a Comment