Pembacaan Alkitab: Yak. 1:3-4
Dalam ayat 4 Yakobus melanjutkan,
"Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu
menjadi sempurna dan utuh dan tidak kekurangan apa pun." Surat Kiriman
Yakobus istimewa dan baik sekali dalam menyajikan tingkah laku orang Kristen,
menekankan praktek kristiani yang sempurna agar kaum beriman bisa sempurna dan
utuh, tidak kekurangan apa pun. Ini dapat dianggap sebagai pokok utama Surat
Kiriman ini. Kesempurnaan kelakukan kristiani semacam, ini memerlukan pengujian
dari penanggulangan pemerintahan Allah (ayat 2, 12) dan kesabaran kaum beriman
oleh kebajikan kelahiran ilahi berdasarkan kelahiran kembali oleh firman yang
tertanam (ayat 18,21).
Apakah perbedaan antara sempurna
dan utuh? Sebagai bantuan untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa memakai teka‑teki
menyusun potongan‑potongan gambar sebagai suatu ilustrasi. Untuk teka‑teki
semacam ini, lengkap atau sempurna di sini berarti memiliki semua potongan.
Jika salah satu potongan itu hilang, teka‑teki itu tidak sempurna. Karena itu,
sempurna berarti memiliki semua bagian dari satu unit yang sempurna. Tubuh
seseorang tidak akan sempurna bila ada bagian yang hilang. Sempurna berarti
memiliki semua bagian atau potongan dari suatu unit tertentu.
Akan tetapi apakah arti utuh?
Dengan memakai gambaran teka‑teki menyusun potongan‑potongan gambar kita bisa
mengatakan bahwa bila semua potongan teka‑teki dihubungkan, akan menjadi
sesuatu yang utuh, suatu kesatuan yang utuh. Misalkan, teka‑teki menyusun potongan
gambar terdiri dari 100 potong. Jika semua potongan ada pada kita, maka teka‑teki
itu sempurna. Kemudian bila potongan‑potongan itu dihubungkan menjadi satu,
masing‑masing pada tempatnya, maka teka‑teki itu menjadi satu kesatuan atau
utuh. Karena itu, kata "utuh" dalam 1:4 menunjukkan keseluruhan,
keutuhan dari suatu unit.
Dalam 1:4 Yakobus tidak
menggunakan kata‑kata sempurna dan utuh sebagai suatu sinonim. Di sini, maksud
Yakobus adalah kita perlu memiliki semua butir dari praktek kristiani yang
sempurna. Jika kita memiliki setiap butir, kita akan menjadi sempurna. Setelah
itu, kita akan memiliki kesempurnaan orang Kristen yang utuh; yaitu, kita akan
memiliki praktek kristiani yang sempurna sebagai suatu keseluruhan.
Sewaktu tulisan Yakobus menjamah
masalah praktek kristiani yang sempurna, hal ini diuraikan dengan sangat jelas
dan terperinci. Di satu pihak, kesempurnaan ini harus lengkap, tersedia setiap
butirnya; di pihak lain, juga harus menjadi sesuatu yang menyeluruh, yang utuh.
Karena itu, Yakobus mengakhiri ayat 4 dengan kata‑kata, "tidak
kekurangan apa pun." Keinginannya tidak lain agar mereka yang menerima
suratnya akan menjadi lengkap dan utuh dalam praktek kristiani yang sempurna,
tidak kekurangan apa pun.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 2
No comments:
Post a Comment